part 50

7.8K 385 8
                                    

Dapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan kau dan aku
Semoga cinta kita kekal abadi
Sesampainya akhir nanti
Selamanya..

Aulia menghembuskan napas gusar sembari memperhatikan gitarnya yang terpajang jelas di hadapannya,

Gitar itu penyemangat hidup Aulia, tapi sekarang bahkan Aulia tak bisa memetik senar gitar itu lagi,

Tapi yang Aulia bingungkan ada apa dengan tangannya? Mungkin karena patah, tapi separah apasih patah itu sampai untuk bermain gitar saja sudah tak bisa,

Kenapa tak ada yang mau menjelaskan tentang patah tulangnya itu, mereka hanya berkata tangan Aulia patah, iya hanya itu,

"Aku bisa main gitar lagi, pasti,"

Aulia mengambil gitar kesayangannya lalu dengan perasaan yang sedikit takut Aulia mulai menekuk tangannya mencari posisi yang nyaman untuk bermain gitar seperti biasanya.

Aulia tersenyum saat melihat tangannya sudah bisa ditekuk, memang Aulia juga sudah bisa menulis dan makan juga meskipun kalau makan lebih sering di suapin Bunda, tapi Aulia bahagia karena akhirnya satu langkah lagi Aulia akan kembali seperti biasa, Aulia bisa.

Jantung Aulia berdetak cepat, rasanya seperti menemukan sesuatu yang begitu menggembirakan saat Aulia akhirnya bisa memeluk gitarnya lagi, dengan begitu Aulia bisa membuktikan kepada Ranu dan Ayah bahwa yang mereka katakan tentang Aulia tak bisa bermain gitar lagi itu semua tak benar, buktinya saat ini Aulia bisa memangku gitar itu, benarkan.

Lalu setelah itu, senyum Aulia pudar, benar-benar pudar, jarinya, jari tangan kanan Aulia tiba-tiba gemetar seakan jari Aulia tak mampu hanya sekedar memetik satu senar gitar,

Apa? Kenapa sampai jari? Yang Aulia tau jari Aulia tak memiliki masalah apapun, yang dokter katakan itu tangan Aulia patah karena pukulan Kevin, tapi kenapa jari Aulia yang tak bisa digunakan,

Aulia melepas gitarnya, menaruhnya di atas kasur lalu Aulia berjalan menuju meja belajar, menatap sebuah buku tebal yang tergeletak di sana,

Aulia mengangkat buku itu dengan tangan kanannya,

Dan jari Aulia tak melakukan reflek yang sama seperti saat dia akan memetik senar gitar tadi, jadi? Jari Aulia hanya tak bisa digunakan untuk bermain gitar? Kenapa? Aneh.

"Sayang, ada nak Ranu tuh di depan," ucap Bunda Aulia mengejutkan Aulia dan membuyarkan lamunan Aulia tentang jari tangan kanannya yang terasa aneh, tapi ya sudah lah Aulia tak ingin terlalu memikirkan hal aneh itu, meskipun otak Aulia selalu bertanya tanya,

Tapi selepas dari itu semua, Untuk apa Ranu datang? Perasaan Aulia sedang tak ada urusan dengan dia,

Atau jangan-jangan Ranu benar-benar memiliki hati untuk Aulia seperti yang dia katakan kemarin? Benarkan?

"Ciee pacarnya dateng, samperin sana," lanjut Bunda Aulia membuat pipi Aulia memerah,

Pacar? Aulia pacar Ranu? Ya itu harapan Aulia.

tapi semua belum sampai sejauh itu, Ranu belum menjelaskan dengan jelas tentang perasaannya, dan yang Aulia takutkan Ranu hanya ingin memainkan hati Aulia, membuat Aulia patah hati lalu dengan begitu Aulia sudah pasti akan menjauhi Ranu kan?

Dan Ranu pasti bahagia bisa terbebas dari Aulia, ya Aulia takut itu isi otak Ranu,

"Lo kenapa lagi sih?" tanya Ranu sembari menyingkapkan rambut Aulia yang tergerai.

Aulia tak perlu menyembunyikan semuanya lagi kan, toh Ranu sudah tau bahwa dirinya adalah Nada,

Hanya saja Aulia masih kurang percaya diri jika menggunakan penampilan Nada di sekolah, Aulia hanya takut di gosipin terus, capek.

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang