part 5

12.9K 782 12
                                    

Setelah usai menyanyikan satu lagu, Nada bergegas untuk meninggalkan Nad's, hari ini Nada hanya bernyanyi satu lagu saja, memang, bukan apa-apa, Nada hanya takut Ranu akan mengenali Nada sebagai Aulia, jangan, jangan.

Sialnya waktu memang tak pernah berpihak kepada Aulia, saat dia telah berada di pintu utama kafe, Ranu muncul bersama dengan Rafki.

Huftt, bismillah.

"Tuh kan, Nu, yah, ceweknya udah selesai nyanyi, gara-gara motor memang, sial!" keluh Rafki merutuki motornya yang mogok tadi.

"Permisi." ucap Nada berusaha menetralkan perasaan gugupnya di hadapan Ranu.

"Ya ampun, Nu!!senyumnya manis banget, gila!" ucap Rafki saat Nada tersenyum manis ke arah mereka, lalu melangkah pergi.

Sesampainya di parkiran, Nada tersenyum lega memegangi dadanya yang dag dig dug itu,

"Lo!" senyum Nada pudar lagi, Nada mengurungkan niatnya untuk memasuki mobil bundanya saat suara itu jelas memanggilnya, kayaknya Nada kenal deh sama suara ini.

"Lo." Nada menoleh, benar kan, sosok Ranu sudah ada tepat di hadapan Nada saat ini, rasa lega Nada tiba-tiba hilang, dia gugup lagi.

"Nama lo siapa?" tanya Ranu dengan senyumnya yang tak pernah ia tunjukkan pada siapa pun, dan saat ini Aulia melihat itu ehh--ralat, Nada maksudnya.

"Gue Nada."

"Gue Ranu." untuk pertama kalinya, Aulia merasakan sentuhan telapak tangan Ranu di tangannya meski sebagai Nada, tapi, ada untungnya juga sih.

"Bagi nomer lo, boleh?"

Genitnya Ranu.

"Sorry, lain kali aja ya, gue buru buru udah ditungguin soalnya." elak Nada, jelas Nada bingung harus berbicara apa,

Dia tak pernah mengira bahwa akan ada orang yang meminta nomornya, jelas Nada tak punya nomor ponsel, ya, masa mau dikasih nomor milik Aulia, kan bunuh diri.

Nada pun memasuki mobil lalu menancap gas meninggalkan Ranu, firasat Aulia, Ranu akan mendekati Nada, kenapa Nada? Kenapa bukan Aulia? Aulia juga pantas dicintai, kan? Dan soal Nada, dia tak butuh kehadiran Ranu, sama sekali tidak, sedangkan Aulia? Bahkan hanya dengan senyum Ranu saja mampu membuat hari-hari Aulia cukup berwarna, jadi jelas yang membutuhkan Ranu hanya Aulia, bukan Nada, tapi sayang Ranu tak akan bisa melihat itu, sama sekali tidak.

• • •

Tok tok tok

Ranu mengerjapkan matanya beberapa kali saat ketokan itu berasal dari pintu kamarnya.

"Nu, buka!! Tidur lo, ya?" Ranu mengernyitkan dahinya, Kak Arga masih di sini? Kok gak pulang-pulang.

"Gue dobrak nih ya kalo lo gak bukain!!" lanjutnya masih dengan menggedor pintu kamar Ranu.

"Iya." Ranu membuka kan pintu kamarnya dengan sangat terpaksa, Ranu tau tujuan kakak pertamanya itu, pasti mau mengganggu Ranu, apalagi.

"Titip Hanum, ya." ucap Arga menaruhkan anak perempuannya itu di kasur Ranu, apaan?

"Mamanya ke mana?"

"Lidya lagi pergi ke supermarket sama Mama."

"Lo mau ke mana?"

"Gue mau nonton konser boyband Korea, Ranuuuu." tuh kan kebiasaan, kakak Ranu memang sangat suka dengan Korea, dia tuh fanboy, fanatik banget lagi.

"Gila lo! Kak Dhifa aja sana." ucap Ranu, jelas kakak kedua Ranu kan perempuan, pasti jauh lebih cerdas dalam mengurus anak balita kan?

"Dhifa lagi ngerjain tugas di luar."

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang