Ranu memarkirkan motornya di tempat semula, mobil mama, papa dan kakaknya belum menempati posisi, itu artinya mereka belum pulang, hm.
Ranu berjalan menuju ke kamar mamanya, Ranu hanya ingin mengaku sudah membawa motor hari ini, daripada mamanya tau dari orang lain nanti malah tambah gawat.
"Lah Mama ke mana?" pintu kamar mama tak dikunci dan mama tak ada di dalam, ya sudah mungkin mamanya sedang pergi bersama teman-temannya, atau mungkin arisan, shopping kali sama Dhifa.
"Ranu!!" tapi begitu Ranu mendengar teriakan ini, Ranu jadi ragu dengan ekspektasinya, suara mamanya tampak seperti orang yang sedang marah,
"Mama? Dari mana? Kok baru pulang?" tanya Ranu, sebenarnya hanya untuk mengalihkan perhatian mamanya, tapi,
"Ohh, jadi gini! Kamu sudah berani nentang mama! Iya?!" Ranu menelan ludahnya sendiri, apa ini? Jangan jangan..
"Maksud mama apa?"
"Tadi kamu bawa motor ke mana?" aish tuhkan benar,
"Iya ma, tadi Ranu dadakan ada tugas sama Rafki, tapi Rafkinya lagi gak ada mobil, Ma."
Mama Ranu mengangguk, namun entah mengapa firasat Ranu semakin tak enak saja.
"Sejak kapan Rafki punya rambut panjang, pakai dress dan naik mobil warna pink, sejak kapan?"
Firasat Ranu menagatakan, mama Ranu sudah mengetahui semuanya, oh my god, ini gak harus terjadi, Ranu gak boleh ketahuan, jangan.
"Kamu nentang mama cuma buat ketemu sama perempuan gak jelas itu?!!" lanjut mama Ranu semakin marah.
"Ma.."
"Mulai sekarang jauhi dia!" Ranu cepat menoleh saat mamanya meminta Ranu untuk menjauhi salah satu semangat Ranu?
"Enggak ma."
"Kenapa?"
"Ranu bahagia kenal sama Nada, Ma. Ranu sayang sama Nada." Alya, mama Ranu tertawa, entah apa yang lucu dari ucapan Ranu tapi.
"Anak kecil! Tau apa kamu soal sayang?! Hah?!" Ranu menundukkan kepala saat mata mamanya semakin menunjukan bahwa dia semakin marah, Ranu tak pernah dibentak begini, Ranu tak pernah membuat mamanya marah segininya, Ranu salah Ranu tau.
"Dia bukan wanita baik baik! Jauhi dia atau mama yang akan paksa kamu buat ngejauhin Dia." entah mengapa emosi Ranu sudah mulai tak terbendung lagi, bagaimana mamanya menilai tanpa mengenal Nada terlebih dahulu?
"Mama apa-apaan sih? Dari mana mama tau dia gak baik?!"
"Mama tau nu!"
"Sampai kapan pun! Ranu gak akan jauhin Nada, Ma. Gak akan!"
"Kamu pilih Mama atau perempuan gajelas itu." Mama apaan sih?
Bagaimana dia harus memilih jika posisi Mama dengan Nada seimbang di hati Ranu, jika mungkin di posisi mamanya adalah Dhifa, mungkin Ranu tau siapa yang harus ia pilih, tapi ini?
"Mama gak bisa dong nemuin Ranu sama pilihan gak jelas itu."
"Gak jelas kamu bilang? Nu! Mama sudah punya jodoh yang baik buat kamu! Mama kan sudah bilang!" ujar mama Ranu penuh amarah.
Mama Ranu memang telah menjodohkan Ranu dengan anak sahabatnya, kalo gak salah namanya itu.. Azhani, iya Azhani, Ranu pernah bertemu bahkan dipaksa nge-date bersama Azhani, itu dipaksa ya.
"Ma,..Ranu gak suka Azha, Ranu sukanya Nada jangan paksa Ranu dong Ma."
"Mama ngelakuin ini buat kebahagiaan kamu nu?!" bisa dilihat, bagaimana mamanya berkata tentang kebahagiaan pada Ranu, jelas mama Ranu tak pernah memberi Ranu satu kebahagiaan pun, tau? Selama ini yang dia lakukan hanya menekan bukan memberi kebahagiaan.
"Kebahagiaan Mama bilang? Yakin? Mama yakin selama ini Mama udah ngasih hak Ranu? Mama yakin udah ngasih hal yang buat Ranu bahagia?" emosi Ranu benar-benar tak bisa ditahan lagi, okey Ranu hanya ingin mengungkapkan isi hatinya gak lebih.
"Iya lah, karena Mama kamu jadi anak tercerdas di sekolah iya kan?!"
"Iya Ma! Mama bener! Karena mama Ranu jadi siswa paling cerdas, iya Ranu tau, tapi karena Mama juga Ranu gak bisa ngerasa bebas, Mama tau itu? Mama sadar enggak! Selama ini Mama udah ngekang hidup Ranu!? Mama buat hidup Ranu seolah bonekanya Mama sama Papa?! kenapa Ranu? kenapa bukan Kak Dhifa? Kenapa bukan Kak Arga? Kenapa Ranu, Ma? Kenapa?!" Mama Ranu hanya diam mendengarkan argumen dari Ranu,
Ranu tau Ranu lancang, tapi niat Ranu hanya ingin mengungkapkan isi hatinya, sudah Ranu bilangkan.
"Mama larang ini mama larang itu! Mama nyuruh ini mama nyuruh itu! Mama bahkan gak pernah nanya apa Ranu baik baik aja?! apa Ranu bahagia? Apa Ranu ngerasa nyaman? Enggak kan? Bahkan mama gak pernah nyuruh Ranu cuma sekedar makan siang, makan, malam sarapan? Ma! Ranu juga pengen dapet perhatian yang dulu mama kasih ke Ranu, sekarang ke mana? Semenjak papa jadi orang kaya! Semuanya berubah! Mama egois! Mama tau enggak Mama itu egois!!"
Parrr
Sebuah tamparan mengahampiri Ranu, tamparan yang tak pernah Ranu inginkan, tamparan pertama dari perempuan itu.
"Gila lo! Dia nyokap lo bego!!" Dhifa, Dia Dhifa, satu-satunya orang yang sangat Ranu sayang, dia yang menampar pipi kanan Ranu dengan tangan kanannya, itu sakit sampai hati.
"Kak! Gue cuma ngungkapin apa yang selama ini buat gue sakit!! Kakak juga tau kan? Kakak juga tau kalo Mama itu egois, Papa juga! Papa cuma mentingin nama kantornya!! Iya kan?!"
"Gue tau, Nu! Tapi bukan berarti lo bisa bentak-bentak orang yang udah ngelahirin lo! Hah!"
"Iya!! Gue tau gue salah! Gue sadar!! Siapa sih gue!? Cuma boneka Mama boneka Papa!! Dan lo? Tuan putrinya mereka! Tuan Narendra nyonya Narendra! Putri Narendra putra Narendra! Dan gue?? Cuma boneka!! Boneka keluarga Narendra!!"
"Lo lancang lo tau! Harusnya lo bersyukur! Lo diperlakukan istimewa sama Papa dan Mama! Sedangkan gue? Orang yang lo bilang Tuan Putrinya mereka! Gue bahkan ngerasa iri sama boneka keluarga itu lo tau!!" ini kali pertama Ranu mendengar argumen Dhifa soal keluarganya, dan untuk apa Dhifa iri pada kehidupan Ranu? Tak ada gunanya.
"Udah! Kalian ini Kakak Adik! Jangan berantem!" ucap Mama Ranu menahan tangis melihat dua anaknya bertengkar hebat seperti itu.
"Kalo lo bukan Dhifa! Kalo lo bukan orang yang selama ini buat gue semangat! Gue gak tau apa yang udah gue lakuin sama lo!"
"Apa! Lakuin apa! Mau nampar gue balik? Tampar!"
Tangan Ranu gemetar, rasanya panas entah setan apa yang menguasai pikiran Ranu saat ini, Ranu benar-benar sangat emosi, masalahnya dengan Nada belum selesai ditambah lagi masalahnya dengan Kakak juga Mamanya, ini bikin pusing.
Ranu hanya menghalangi dirinya agar tak berbuat kasar pada perempuan yang hanya berbeda 2 tahun diatas Ranu itu, Ranu sangat merasa bersalah jika dia sampai menyakiti perempuan cantik yang notabennya adalah Kakak Ranu, tidak!
Ranu berjalan menuju kamarnya, mengacak ruangan itu menyalurkan seluruh emosi yang sedari tadi coba ia tahan, Ranu benar-benar tak mengerti dengan keadaan, kenapa semua ini harus Ranu yang merasakan? Kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...