Part 34

6.8K 402 4
                                    

Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan kita bersama
Namun s'lalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu

Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu satu
Namun s'lalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu

T'lah kunyanyikan alunan-alunan senduku
T'lah kubisikkan cerita-cerita gelapku
T'lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

Dan semuanya masih tentang Ranu, Aulia mungkin begitu kecewa pada sikap Ranu akhir-akhir ini, tapi Aulia juga tak mungkin membohongi hati Aulia sendiri, Aulia masih sangat mencintai Ranu, sangat.

Aulia menanyikan sebuah lagu untuk pertama kalinya di sekolah, Aulia tak pernah senekat ini, tapi tak apa lah, toh semuanya sudah terbongkar, Ranu sudah tau tentang Nada, begitupun seluruh sekolah,

Di mana pun dan ke mana pun Aulia pergi, kenapa tatapan para siswa selalu menusuk? Secepat itu berita tentang Aulia menyebar?

"Eh eh eh liatin tuh, anak penipu yang gak punya otak bentak-bentak Ranu kemarin."

"Kalo gue jadi Ranu sih ya, udah gue maki gantian tuh cewek gak ngotak kalo ngomong."

"Gak mikir emang."

Kenapa sih? Kenapa semuanya selalu Aulia yang salah, Aulia cuma ngebela apa yang menurut Aulia benar, masih juga dianggap salah? Kadang orang-orang emang suka liat tanpa tau alasannya,

"Hai Aulia." Aulia menoleh, kevin lagi.

Aulia langsung mengamati wajah Kevin, lukanya masih ada di wajah tampannya itu, rasa bersalah pada Kevin dan kekesalan Aulia pada Ranu kembali lagi saat Aulia melihat luka di wajah Kevin, semuanya gara-gara Aulia,

Gara-gara Aulia Kevin luka, gara-gara Aulia Kevin kehilangan temannya, dan gara-gara Aulia Kevin ikut menjadi topik pergosipan siswa satu sekolahan, parah.

"Luka kamu--"

"Sasantuy luka gue gak papa, gue cowok masa iya ginian doang ngeluh sih," ucap Kevin menenangkan hati Aulia,

Aulia tersenyum, betapa tulusnya hati Kevin,

"Nanti pulang bareng gue aja ya, lo belum pernah loh naik mobil gue, iya kan?" ajak Kevin.

Dulu saat Kevin baru masuk sekolah, dia sempat mengajak pulang bersama tapi Aulia menolaknya,

Dan ini, dia mengajak pulang bersama lagi, harus kah Aulia menolak lagi? Sedangkan saat ini Nada sedang tak pernah lagi muncul di cafe,

Ya semenjak kejadian tentang Ranu, entah kenapa Aulia sudah malas untuk membawa Nada berada di atas panggung sana, Aulia capek.

Apa hubungannya? Sekalipun Nada masih sering di cafe Aulia tak harus menutupinya lagi kan? Kevin sudah tau semuanya.

"Kebiasaan deh bengong," ucap Kevin membuyarkan lamunan Aulia,

"Eh iya apa?"

"Gimana?"

"Emm gimana ya?"

"Yee malah balik nanya, ayolah Aulia, masa lo temenan sama gue belum pernah pulang bareng gue sih, ya ya ya." bujuk Kevin dengan senyum meminta,

"iya iya deh iya, tapi nanti kalo aku dijemput ayah gimana?"

"Yaudah nanti ngomong sama bokap lo lah."

"Iya deh."

Aulia hanya berpikir, apa salahnya pulang bersama teman sendiri kan, lagian Kevin sudah baik, sangat baik dalam melindungi nama Aulia,

Dia mengorbankan tubuhnya untuk membela Aulia dan keluarga Aulia, jadi tak salah kan jika Aulia membalasnya dengan mengikuti apa yang Kevin mau, toh maunya Kevin juga gak muluk-muluk amat, cuma pulang bareng.

Hari menjadi sore, saatnya semua siswa untuk pulang, iya sekolah jaman sekarang kan memang begitu, berangkat mah Sunrise pagi-pagi dingin itu, eh giliran pulang Sunset, okey gapapa, hitung-hitung ketemu doinya lebih lama di sekolah kan? Haha.

Aulia berjalan bersama Kevin menuju parkiran, tepat di depan gerbang sana, sebuah mobil sudah siap menjemput seseorang,

Itu mobil ayah Aulia,

"Eh Vin, itu ayah aku jemput."

"Yaudah ngomong dulu aja, ayo."

Kevin berjalan mendahului Aulia untuk meminta izin kepada ayah Aulia bahwa dia akan pulang bersama Aulia,

Dari belakang, langkah Kevin terlihat sangat terburu-buru, langkah itu terasa aneh menurut Aulia, ada apa ya? Apa hanya perasaan Aulia saja?

"Hai, om." Ayah Aulia jelas menoleh, memandang Kevin beberapa detik lalu setelahnya tersenyum ramah,

"Hai juga, kamu siapa?" tanya ayah Aulia dengan memandangi Kevin dan Aulia secara bergantian.

"Saya Kevin Syahreza, Om. temennya Aulia." ekspresi ayah terlihat aneh saat mendengar ucapan kevin yang kali ini, ada apa dengan Ayah? Dan Kevin? Tidak ada apa-apa, bahkan Ayah tentu baru pertama kali melihat Kevin buktinya dia masih bertanya 'kamu siapa?' iya kan?

"Aku pulang sama Kevin ya, Ayah," ucap Aulia memotong rasa penasaran yang ada dibenaknya, sungguh Aulia sedang tak ingin berpikir apa-apa,

"Loh, Ayah udah jemput kamu loh."

"Sekali aja sih, Ayah. Ayah kan bisa jemput Aulia besok-besok lagi."

"Kevin juga bisa nganterin kamu besok-besok lagi." hah? Aulia sedikit gemas pada ayahnya itu, seenaknya membalikkan kata-kata Aulia,

"Jadi ayah gak ngizinin?" Tutur Aulia tak lagi menggunakan senyum sedikit pun,

Seakan-akan Ayah Aulia sedang tak memberi izin secara halus, tatapan Ayah juga berkata begitu, dia tak mengizinkan, memang kenapa? Karena Ayah sudah ada di sekolah? Sesimple itu kah alasannya?

"Nada pulang sama Ayahnya, bisa menghargai orang tua gak sih lo?" ucap seseorang tiba-tiba dari belakang Aulia dan Kevin.

Ranu, untuk apa Ranu ikut andil dalam masalah Aulia saat ini?

Ah iya Aulia lupa, lihat saja, Ranu hanya menganggap bahwa Aulia adalah Nada, Nada yang setiap hari Ranu temui di cafe beberapa waktu lalu, dan kini sudah tak lagi karena Ranu tau dengan siapa sebenarnya dia bertemu.

Dan tadi, jika Aulia tak salah dengar, Ranu berkata tentang menghargai orang tua? Tunggu, pernahkah Ranu menghargai orang tua Aulia? Sekali pun orang tua Aulia adalah orang tua Nada, Ranu tak pernah menghargainya, dia bahkan memaki Ayah Aulia kan?

"Gak usah ngomong tentang gimana Kevin harus menghargai orang tua gue kalo lo sendiri gak bisa ngehargai orang tua gue." ucap Aulia menempatkan dirinya sebagai Nada,

Ranu tak pernah menyela ucapan Aulia sejak kemarin, biasanya dia yang kasar sekarang Aulia yang kasar, gantian.

"Ayah, hari ini Aulia pulang bareng Kevin, terserah Ayah mau ngizinin atau enggak, ayo, Vin."  lanjut Aulia menarik tangan Kevin menjauhi Ranu dan ayah Aulia.

Aulia tau ia tak sopan pada Ayahnya dengan berbicara begitu, tapi Aulia hanya ingin pulang bersama Kevin, apa yang salah?

Toh Kevin baik, Kevin teman Aulia, dia tak akan mencelakakan Aulia juga kan? Lalu kenapa Ayah tidak mengizinkan?

Tak ada alasan yang jelas, intinya Aulia sedikit kesal pada Ayahnya juga Ranu, mereka sama saja.

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang