Part 32

7K 428 6
                                    

Hari ini rasanya Aulia sangat tidak ingin masuk sekolah, Aulia malu, Aulia capek dibully terus, Aulia juga ingin bahagia, kenapa setiap satu kebahagiaan yang sudah ada dalam benak Aulia di depan mata dan tinggal satu langkah lagi untuk menggapainya semua itu pasti hancur sebelum ter-realisasikan,

Apa Aulia gak pantas bahagia? Tapi kenapa Nada bisa?

Iya benar, Nada dan Aulia itu satu, Sherina Nada Aulia, dua orang dalam satu raga, Aulia yang membuat Nada hidup untuk satu tujuan tertentu, tapi bahkan nyatanya saat ini tujuan Aulia tidak tercapai sama sekali dan malah hancur sehancur-hancurnya, dan bahkan sekarang Aulia adalah orang yang sangat membenci sosok yang sengaja ia hidupkan, Nada.

Jika bisa waktu diputar, yang ingin Aulia lakukan adalah tak membuat Nada ada, dan Aulia tak akan seperti ini, tujuan yang awalnya murni itu tak akan pernah Aulia ekspektasikan,

Tapi lihat, bahkan jarum jam hanya akan berputar ke arah kanan bukan ke kiri apapun yang terjadi apapun yang sudah terjadi yang bisa Aulia lakukan hanya menjalaninya kan?

Lalu yang membuat Aulia begitu sedih, hidup Aulia sudah sangat menderita, Aulia hanya ingin Ranu ada, Aulia hanya ingin Ranu berjalan ke arahnya, menoleh ke arah Aulia,

Tapi semua itu sirna, benar-benar sirna saat tatapan mata Ranu sudah begitu mengartikan bahwa dia tak suka dengan Aulia, saat berita tentang Ayah menyebar di seluruh penjuru sekolah, Aulia malu, Tak memiliki muka untuk Aulia tunjukkan lagi pada Ranu, Aulia merasa dirinya benar-benar sampah, hanya sebatas itu.

Langkah Aulia menyusuri koridor, sekolah tampak sepi, karena memang itu masih sangat pagi, Aulia gak pernah sekolah sepagi ini, sampe sekolah aja masih sepi, tapi Aulia hanya ingin tenang, damai saat semuanya tak ada, tak ada untuk menghina Aulia.

Saat Aulia memasuki kelasnya, hati Aulia bergetar, Ini di luar ekspektasi Aulia, Aulia pikir tak akan ada orang yang berangkat dengan sepagi ini, ternyata ada, Ranu.

Aulia melangkahkan kakinya berjalan mendekati Ranu, Aulia pernah berusaha untuk menjauhi Ranu tapi itu gagal, di hati Aulia semua masih tentang Ranu, hingga kini.

"Mau apa lo deket-deket." bahkan Aulia masih berada lebih dari 5 meter pun Ranu sudah berbicara begitu,

"Gak papa kok, Nu. Aku cuma mau--"

"Basi." ucap Ranu memotong perkataan Aulia,

"Emm, Nu. Aku cuma mau bilang satu hal sama kamu." meskipun Ranu terlihat malas untuk mendengarkan, tapi dia masih mau mengangkat kepalanya menatap Aulia, tatapannya kepada Aulia tak pernah sehangat tatapannya kepada Nada, ini dingin menusuk tajam,

"Aku cuma mau bilang, awalnya ku kira kamu emang mau jadian sama adik kelas itu, dan beberapa hari lalu, aku denger kamu ngelabrak dia, kamu--"

"Ya jelas gue ngelabrak dia, gue gak mungkin pacaran sama orang yang gak gue kenal," Aulia tersenyum suara Ranu sekarang tidak senyolot kemarin-kemarin, apa Ranu sudah mulai simpatik pada Aulia?

"Apalagi sama orang yang namanya sama kayak lo, jijik. DAN! Gue berlaku manis ke dia karena gue tau lo selalu merhatiin gue dari kantin! Gue RISIH!!" lanjutnya mematahkan asumsi Aulia tadi.

"Kenapa sih, Nu? Kamu harus benci banget sama aku, aku pernah salah apa sih sama kamu, kenapa kamu gak bisa berteman biasa sama aku kayak kamu ke yang lainnya." tanya Aulia, jujur Aulia berat berbicara begitu, tapi Aulia penasaran, kenapa Ranu hampir setiap hari menyakiti hatinya, memangnya salah Aulia apa?

"Lo mau tau salah lo apa? Karena lo! Karena lo ada di muka bumi ini!!"

Apa? maksud Ranu apa?  Apa Ranu maunya Aulia mati? Baru dia akan bahagia?

"Maksud kamu apa? Kalo kamu ngomong kayak gitu, jawaban nya itu satu, aku gak tau kenapa aku diciptain jadi manusia kenapa gak jadi ayam aja,"

Aulia memberanikan diri untuk mendekati Ranu, meski dia sudah melarangnya tapi Aulia hanya ingin sekali saja berada di dekat Ranu.

"Kamu punya pacar ya?" tanya Aulia hati-hati.

Kenapa Aulia hati-hati? Karena Aulia tidak mau Ranu sampai marah dengan pertanyaan Aulia.

"Iya! Iya gue punya pacar kenapa? Kenapa?!" sekarang semuanya terbongkar, Ranu benar-benar memiliki pacar? Lalu? Selama ini Nada siapa?

"Kalo kamu punya pacar dan kenapa kamu deketin banyak perempuan sih, Nu! Kamu gak mikir ya perasaannya gimana? pernah ngotak gak sih lo selama ini?" oh my god,  apa ini? Kalimat Nada keluar, jelas Ranu menoleh menatap Aulia dengan tatapan aneh.

Aulia yakin Ranu hafal dengan kalimat dan nada bicara milik Nada, jangan sampai semuanya terbongkar hari ini jangan.

"Lo yang harusnya ngotak! Gue gak suka sama lo dan lo masih deketin gue?! Harga lo murah banget sih!"

"Kenapa? Kenapa kamu gak bisa suka sama aku? Oh ya, karena penampilan aku kan? Kamu suka yang cantik iya? Kamu suka perempuan yang bagus parasnya? Hah?"

Ranu memalingkan wajahnya, menatap ke arah papan tulis, Rahangnya mengeras, Aulia tau Ranu marah dan menahan emosinya dari tadi,

Tapi ini yang Aulia suka, Ranu tak pernah kasar dengan memukul atau menyakiti fisik Aulia, Ranu masih bisa menghargai Aulia meski hanya sedikit.

Setidaknya Aulia tak pernah sakit fisik karena Ranu, meskipun selalu sakit hati dengan alasan Ranu,

Dan itulah mengapa, sampai detik ini Aulia masih mencintai Ranu, karena sikap Ranu yang tak pernah kasar pada Aulia. Iya.

"Terus kamu suka kalo aku kayak gini." entah apa yang Aulia pikirkan dia jelas membuka ikatan rambutnya, membuka kaca matanya dan berdiri tepat di hadapan Ranu.

Ekspresi Ranu jelas kaget, Aulia yakin dia mengenali siapa yang ada dihadapannya.

Aulia hanya ingin Ranu tau bahwa dia telah salah, Aulia tidak seburuk itu, mungkin otak Aulia buruk tapi jika Ranu berbicara fisik Aulia juga punya fisik yang bagus, fisik yang selama ini menarik para siswa sekolah Aulia untuk pergi ke Nad's cafe hanya sekedar menonton kegiatan Nada,

Nada yang sebenarnya adalah Aulia.

"Nada?"

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang