part 4

13K 937 3
                                    

Aulia mengamati papan tulis kosong di hadapannya,

Jam menunjukan pukul 13.25, jam rawan tuh, tapi, untuk Aulia jam rawan hanya jam pelajaran, matanya akan dengan sendirinya terasa begitu berat, beda jika jam kosong seperti ini, mata Aulia bahkan terasa sangat ringan mengamati kegiatan teman-temannya yang sedang merumpi.

Dan catatan, di kelas Aulia, yang merumpi bahkan bukan cuma perempuan, laki-lakinya pun tampak sangat antusias dengan kegiatan itu.

Ada juga yang sedang tidur, dan bermain game lengkap dengan teriakan-teriakannya,

Lalu mata Aulia terhenti pada sosok laki-laki yang sedang serius mengetik sesuatu di layar ponselnya, bersama seseorang yang selalu terlihat bersamanya, yakni Rafki, teman sejati Ranu, katanya.

"Hai Ranu, hai Rafki." sapa Aulia pada kedua sahabat itu dan yang mereka lakukan sama hanya melirik Aulia sekilas lalu kembali fokus dengan kegiatan mereka.

Merasa terkacangi, sebuah ide muncul di otak Aulia.

"Hiyaa! kena kamu!"

Dengan jelas Aulia mengambil ponsel salah satu dari mereka, Ranu. Benar, seperti dugaan Aulia, caranya memang membuat fokus Ranu hanya tertuju pada Aulia, tapi, bukan fokus yang Aulia mau yang keluar dari mata Ranu, jelas dia marah, matanya menatap Aulia tajam, sangat tajam.

"Balikin." ucap Ranu dingin.

"Jangan serius-serius dong, Nu, canda elah." jawab Aulia mengibaskan tangannya dihadapan Ranu.

"Balikin!" ucap Ranu semakin menajamkan matanya.

"Senyum dikit elah."

"Balikin HP gue!!" teriak Ranu mengejutkan Aulia, dan spontan seisi kelas pun memandang ke arah Aulia, Ranu benar-benar berteriak.

"Gak usah SKSD sama gue!" lanjut Ranu lalu keluar kelas setelah merebut ponselnya dari tangan kanan Aulia.

"Sksd?" tanya Aulia tidak paham.

"SOK KENAL, SOK DEKAT!" ujar Rafki penuh penekanan, lalu mengikuti jejak sahabatnya keluar dari kelas.

"Kalo Nerd, ya Nerd aja! Gak usah sok mau jadi Tuan Putri!"

"Gak punya kaca lo, ya?!"

"Dasar Nerd! Sksd banget sama Ranu, biar apa? Biar jadi princess gitu? Haha, ngaca mbanya."

Aulia memutuskan untuk pergi dari ruangan penuh penjahat itu, menyusuri koridor, berusaha menaklukkan waktu untuk sekedar menemani pilunya, namun Aulia lupa, tak ada yang mau berteman dengannya, meski itu waktu sekalipun, sebegitu menjijikannya kah Aulia di mata mereka?

• •

Langkah aulia terhenti saat melihat Ranu bersama Rafki yang berjongkok menghadap ke bagian mesin motor milik Rafki.

"Nu, kamu mau ke mana?" tanya Aulia, dan entah kenapa mereka selalu hanya melirik sekilas, lalu kembali pada fokusnya.

"Kamu mau kemana, Ranu? Inikan bukan jalan rumah kamu atau Rafki." lanjut Aulia masih tak digubris.

Memang benar itu bukan jalan menuju rumah Ranu, maupun Rafki, melainkan itu jalan menuju...

Kafe bunda Nada.

"Motornya mogok, ya? Eh, kamu mau ke mana? Siapa tau aku bisa bantu nemuin bengkel deket-deket sini."

"Nad's." jawab Rafki membuat Aulia terkejut,

Nad's? Itu kan kafe bunda Nada, mereka mau ke sana? Terus kalo Ranu sampe ngenalin Nada gimana?

"Heh, budek lo ya!! Tadi gak dijawab maksa, sekarang udah dijawab malah bengong." Rafki

"Enggak kok, Ki."

"Lo juga ngapain di sini?" tanya Rafki.

Ngapain? Iya Aulia ngapain di sini? Itu pasti pertanyaan besar, sesosok Aulia yang notaben-nya adalah siswi paling gak berpengaruh, sekarang berada di jalur kafe terkenal di kalangan anak remaja? Iya, Aulia ngapain?

"Sekarang selain nerd, oon, lo juga budek, ya!" ucap Rafki lagi.

"Ah enggak, Ki, aku mau pulang, kan rumahku se arah sama Nad's Cafe, ya udah aku duluan ya, oh iya, di depan Nad's Cafe ada bengkel baru buka kemarin sore." setelah mengucapkan itu Aulia pun cepat mengayunkan kakinya pergi.

Betapa bodohnya Aulia, saat ini mereka pasti bingung, meskipun tak disukai tapi mereka tau di mana letak rumah Aulia karena wali kelas mereka pernah mengadakan acara di rumah Aulia, dan rumah Aulia jelas melawan arah Nad's Cafe, dan Aulia yakin mereka pasti mengingatnya, terkhusus Ranu ingatannya itu loh, tajem banget, banget-banget deh.

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang