Tentang seberapa penting sebuah hubungan lebih dari suatu ikatan,
* * *
Hari-hari berjalan seperti sedia kala, meskipun ada sedikit hal yang terasa berbeda, seperti perubahan sikap Ranu dan Kevin,
Selain itu tidak ada lagi, siswa-siswi sekolah Aulia pun masih sama, tetap menjadikan Aulia bahan olokan, ya,
Tapi, Aulia tak lagi memikirkan ucapan-ucapan mereka namun setiap mendapat satu olokan saja, otak Aulia spontan menampilkan sosok Kevin yang selama ini selalu melindungi Aulia dari olokan mereka yang menyakiti hati itu,
Tapi sekarang? Aulia kehilangan Kevin, satu-satunya orang yang mau berteman dengan Aulia, ya.
"Woe!!"
Aulia menoleh kala mendengar suara itu begitu nyaring di telinga Aulia,
Rafki,
Dia bukan menyapa Aulia tapi Ranu, iya Ranu saat ini sedang duduk bersama dengan Aulia memeriksa tangan Aulia yang masih terasa nyeri,
Memeriksa? Haha kayak dokter aja Ranu itu, bilang aja modus sama Nada.
Entah patah tulang macam apa ini, rasa nyerinya tak kunjung selesai, Aulia jadi sulit menulis, makan, terutama bermain gitar, karena untuk ditekuk saja tangannya tak bisa,
Mengangkat beban berat sedikit gak kuat, Aulia kadang merasa sedih dengan yang dialaminya, tapi tidak, daripada Ranu yang mendapatkan sakit itu, lebih baik Aulia saja, Aulia sudah terbiasa merasakan sakit,
Bucin ya Aulia, sama nih kayak yang baca, haha.
"Bisa gak sih lo gak usah ngagetin orang!" protes Ranu pada sahabatnya itu,
Ranu menaruh lengan Aulia dengan hati-hati lalu melempar senyum tipis dan melirik Rafki tajam, mungkin kesal karena Rafki datang dengan cara yang tak mengenakkan alias ngagetin.
"Pilih kasih lo, Nu!!" Aulia mengernyitkan dahinya bingung, sedangkan Ranu hanya memutar bola matanya malas,
Pilih kasih? Aulia tak pernah bergabung dengan Ranu dan Rafki begini, mungkin itu yang membuat Aulia tak terlalu mengerti tentang sikap dan sifat Rafki,
Iyalah, yang Aulia stalk selama ini kan Ranu bukan Rafki, ngepoin Ranu aja gak habis-habis kok mau buang-buang tenaga ngepoin manusia jadi-jadian macam Rafki itu, gak guna lah, hha.
"Aku kan juga mau dipegang-pegang tangannya kayak Nada, Nu.. Pegang Aku dong," lanjut Rafki dengan nada menggoda, tapi demi apapun itu malah membuat siapapun yang mendengar nya merasa jijik,
Aulia baru pertama kali benar-benar ilfeel dengan seseorang, dan Rafki yang mendapatkan jatah ilfeel dari Nerd Aulia,
Sedangkan Ranu, dia tampak tak acuh dengan kedatangan Rafki, dia bahkan sibuk dengan ponselnya tak menggubris sama sekali ucapan Rafki,
Teman laknat,
"Sayang.. Kamu kok cuekin aku sih,"
Aulia membuang pandangannya kesembarang arah, pasalnya tingkah Rafki memalukan sekali,
Dia bergelendot di bahu Ranu, bayangkan saja, kayak cewek kalo lagi manja kecowoknya, tapi Rafki itu cowok dan Ranu juga Cowok, ini pemandangan buruk untuk mata Aulia, no!
Apa mungkin Rafki sering ya giniin Ranu? Kok Ranunya juga diem aja sih, Aku jijik astagfirullah ~~ Ujar Aulia dalam hati sembari mengusap wajahnya,
Berusaha tak mempedulikan sikap Rafki yang menjijikkan itu, tapi Aulia adalah sosok yang tak suka dengan hal-hal semacam itu, jadi mau dipaksa kayak apa juga Aulia gak akan mau nengok kalo Rafki masih kayak gitu, ngeri banget Rafki itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...