Part 28

6.9K 401 1
                                    

Hari ini Aulia sekolah dengan diantar Ayahnya, ada rasa bangga tersendiri dalam hati Aulia, namun Aulia masih tak mau berbicara dengan dia, tapi lihat saja, betapa Ayah sangat manis memperlakukan Aulia, dia sangat sabar meski Aulia begitu pedas jika berbicara dengannya.

"Sayang." Aulia menoleh, saat ia sudah turun dari mobil dan Ayahnya memanggilnya lagi.

Laki-laki itu turun dari mobilnya menghampiri Aulia sembari tersenyum manis, sangat manis.

"Salim dulu dong sama Ayah." Aulia mengambil tangan kanan Ayahnya dan menciumnya, lalu berpamitan.

"Aulia ke kelas dulu."

Aulia membalikkan badannya, berjalan menjauhi Ayahnya dan menuju ke kelasnya, Aulia tersenyum, bahagia banget ya ternyata punya Ayah,

Ya meskipun di depan Ayahnya Aulia sangat acuh tak acuh, tapi jujur dari dalam hati Aulia sangat bahagia dengan kehadiran Ayahnya, kecewa sudah jelas ada tapi rasa rindu itu akan menghapuskan semuanya, sesegera mungkin. Ya.

"Hai Aulia, itu bokap lo?" tanya Kevin tiba-tiba ada di sebelahnya, senyumnya terlihat sangat penasaran.

Kevin. Dia lagi, benar-benar kategori sahabat yang baik, buktinya dia adalah orang pertama yang mempertanyakan itu, dia tahu segalanya, ya Kevin, Aulia juga bahagia memiliki sahabat seperti dia, meskipun akhir-akhir ini dia lebih sering bersama Ranu dan Rafki tapi Kevin tidak berhenti peduli tentang Aulia. Sekali lagi, Kevin.

"Iya itu Ayah aku, dia baru pulang kemarin, kamu tau, aku bahagia banget dia pulang, aku kayak ngerasa jadi tuan putri, Vin. Aku sayang Ayahku."

Kevin tersenyum, dia tersenyum tapi Aulia merasa senyum tak seperti biasanya, senyum itu terasa aneh, Kevin juga tak menatapnya lagi, dia berjalan di samping Aulia tapi Aulia merasa Kevin berada jauh dari Aulia, sangat jauh.

Entah hanya perasaan Aulia atau memang Kevin sedang tak baik-baik saja, tentang apa? Bintang kah? Kevin dekat dengan Bintang kan? Apa mereka sedang bertengkar?

Aulia ingin bertanya, tapi.. Aulia takut, hanya takut, Aulia takut jika Kevin sedang memiliki masalah pribadi, dan akan marah jika ditanya-tanya nanti, jadi biarkan dia melakukan apapun yang membuatnya tenang.

Bukan tanpa alasan, orang jika sedang emosi dan memiliki banyak masalah pasti diam, dan jika ditanya maka akan semakin marah, dan Aulia tak mau Kevin melakukan itu, karena Aulia tau bagaimana jika seorang laki-laki marah, dan Aulia tak mau mendapatkan hal itu dari Kevin, tidak.

• •

Bel istirahat bergema, sudah pasti seluruh siswa yang merasa lapar akan pergi ke kantin tempat dimana kita bisa melepaskan rasa lapar dan dahaga dengan makan dan minum, (jelas lah aneh authornya).

Sepanjang perjalanan Aulia dari kelas menuju kantin, semua siswa yang Aulia lewati memperhatikan Aulia dengan sorot mata yang tak suka, mereka melihat Aulia berjalan dari ujung hingga ujung.

Begini, memang biasanya juga mereka menatap Aulia dengan tatapan tak suka tapi ini beda, tatapannya yang kali ini beda, lebih menusuk dari biasanya, Aulia melakukan salah apa lagi? Perasaan akhir-akhir ini Aulia tak membuat masalah, mendekati Ranu saja sudah jarang kan? Apa lagi coba.

Sesampainya di kantin pun masih sama, begitu banyak orang yang memperhatikan dirinya seperti seorang yang sangat berdosa, apa sih? Aulia bingung, semenarik itukah Aulia untuk mereka gosipkan hingga mata mereka tak mau lepas dari aulia, idih.

"Eh tu liatin, anak penipu, bangga banget orang tuanya penipu."

"His kalo gue jadi dia, gue gak akan sekolah, dan gue gak akan mau muncul di antara kita-kita ini,"

"Wajar sih, diakan gak punya muka." setelah itu mereka semua tertawa, apa? Apa yang salah dari Aulia? Aulia benar-benar tak mengerti tentang apa yang mereka ucapkan, penipu? Apasi?

Tak kuasa Aulia di kantin itu, Aulia memutuskan untuk pergi, Aulia berlari meninggalkan kantin, meninggalkan orang-orang yang bisanya hanya mencaci, menghina, tapi gak mau kalo dihina, egois dasar.

Di depan pintu kantin, Aulia menabrak seseorang, Aulia hafal wangi itu, Ranu, dia juga ada di sana?, Ranu mendengar semuanya, Aulia semakin sakit, tentang penipu? Meskipun Aulia tak tau tentang apa yang mereka bicarakan, tapi Aulia takut Ranu percaya, jika Aulia adalah anak penipu? Siapa? Ayah? Bunda? Enggak!

Aulia mengangkat kepalanya, menatap Ranu sebentar lalu pergi,

"Aulia! Aulia!" Aulia sempat mendengar suara Kevin yang memanggilnya, Kevin? Kenapa bukan Ranu? Aulia ingin Ranu yang memanggilnya,

Tidak! Itu sangat mustahil, betapa Ranu begitu benci akan seseorang bernama Aulia ini, Aulia seakan makhluk menjijikan yang sangat Ranu hindari, ya,

Ditaman ini, tempat favorite Ranu yang menjadi  tempat favorite Aulia juga, di sana Aulia selalu mencurahkan isi hatinya, menangis tanpa harus mempedulikan orang lain, Aulia hanya ingin fokus dengan perasaannya.

Ya jika bukan Aulia maka siapa lagi? Siapa yang akan dengan senang hati mempedulikn tentang perasaan Aulia? Tidak ada kan.

"Penipu? Apa? Apalagi salah aku? Kenapa lagi ya Allah, kenapa harus aku?" Aulia jelas menangis mempertanyakan apa yang terjadi pada dirinya, meski Aulia tau itu adalah perilaku yang buruk, dengan mempertanyakan rencana Tuhan, tapi hati Aulia begitu sakit, tak kuasa menahan apa yang dia rasakan.

"Aku cuma pengen bahagia, apa salah?"

"Aulia.. Lo gak papa?" Kevin, jelas suaranya sudah sangat Aulia hafal, Dia yang selalu ada untuk menemani Aulia, saat sedih suka dan juga saat Aulia di hina seperti ini.

"Kata mereka, aku anaknya penipu? Apasih? Aku gak ngerti, Vin. Siapa yang penipu?" Kevin menatap Aulia seakan memberi tahu sesuatu, hal yang tak Aulia ketahui.

"Vin, kamu kenapa liatin aku gitu banget? Kamu tau sesuatu? Apa?"

"Lo yakin mau tau sesuatu? Lo siap? hati lo siap?"

Demi apapun ucapan Kevin benar-benar membuat Aulia penasaran, sebenarnya apa yang terjadi sih? Kenapa banyak yang orang menyembunyikan sesuatu dari Aulia? Kenapa?

"Maksud kamu apa, Vin?"

"Siapin hati lo, gue bakal ngungkapin sesuatu tentang apa yang tadi mereka ucapin." Aulia mengangguk antusias, betapa dia sangat penasaran tentang kenapa mereka menyebut Aulia anak penipu.

Kenapa ada hal yang semua orang tau tapi bahkan Aulia sendiri tak tau, ada hal yang mereka semua hafal tapi bahkan Aulia sendiri tak hafal,

Ada apa dengan dunia Aulia? Dunia Aulia yang menjadi rahasia umum tapi bahkan pemilik dunia itu tak tau menau tentang apapun yang terjadi dalam dunia itu, Kenapa? Dan apa?

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang