"Hai Aulia,"
Lagi, Kevin tiba-tiba datang dengan merangkul Aulia,
Entah mengapa perasaan Aulia tiba-tiba aneh, bahagia, bingung, dan takut, iya.
Setiap Kevin melakukan hal-hal seperti ini, yang muncul dalam benak Aulia adalah Bintang, ucapannya masih menjadi teka-teki yang tak bisa Aulia pecahkan hingga kini,
Tapi, ada rasa bahagia setiap kali Kevin memperlakukan Aulia dengan tidak biasa seperti ini, ya sebut saja Aulia baperan.
"Bengong lagi," lanjut Kevin mengusap pucuk kepala Aulia,
Sumpah demi apapun, Aulia tak pernah sekalipun diperlakukan begitu oleh seseorang, jadi Kevin orang pertama, dan kelakuannya itu membuat hati Aulia tersentuh, pipi Aulia panas, mau meledak nih, haha.
"Kantin yok, gu--"
"Dia ada urusan sama gue," potong seseorang dari arah samping, suara itu jelas mengubah fokus Aulia dan Kevin.
Aulia pikir sedang tak ada urusan dengan siapapun, lalu kenapa dia berkata mempunyai urusan dengan Aulia, ada apa?
Dia Bintang.
Baru saja Aulia memikirkannya dia sudah muncul saja, panjang umur banget sih.
"Oh okey.."
Kevin tak pernah seperti ini, meskipun Aulia belum lama kenal Kevin, tapi Aulia tau Kevin bukan orang yang se-mengalah ini pada seseorang,
Seperti yang pernah, saat Kevin mengajak Aulia ke kantin dan Rafki memaksanya untuk ikut dengannya, Kevin menolak, tapi kenapa sekarang dengan Bintang dia mengalah seperti ini?
Apa mungkin dugaan Aulia benar, bahwa sebenarnya Kevin dan Bintang itu dekat, tapi mereka sedang ada masalah, Aulia juga tau bahwa perempuan sedang marah kadang suka berkata benci padahal sayang, mungkin ini juga yang sedang Bintang rasakan, ya.
"Ikut gue." Bintang jelas menarik tangan Aulia,
Aulia sempat menoleh ke arah Kevin, dia menatap Bintang lekat,
Matanya berkata sesuatu, tapi Aulia bukan psikolog yang bisa tau apa yang Kevin rasakan jika dia bukan menatap Aulia.
Iya, Aulia memang kadang suka menebak perasaan seseorang lewat matanya, tapi itu berlaku pada orang yang sedang menatapnya, dan Kevin saat ini jelas menatap Bintang, bukan Aulia.
"Tang, ini kedua kalinya kamu narik aku, kemarin kamu narik aku cuma mau bilang jangan deket sama Kevin, apa sekarang alesannya masih sama?" tanya Aulia sembari melepaskan genggaman tangan Bintang dari pergelangan tangannya.
"Iya."
"Kenapa sih emangnya? Kamu siapa? Kamu tiba-tiba masuk ke dalam hidup aku, setelah dua tahun kita kenal kamu gak pernah ngobrol sama aku, mau kamu apasih?!"
Aulia bukan marah, Aulia hanya memancing agar Bintang mau mengatakan hal yang menjadi alasannya untuk bertindak begini, melarang Aulia dekat dengan Kevin tapi tak mau mengatakan Alasannya, aneh.
"Kamu pikir aku Aulia yang dulu? Jangan pandang aku seperti Aulia, karena aku gak sebodoh yang kalian kira, aku bukan orang yang mau diperintah tanpa diberi alasan," untuk yang kali ini, itu benar-benar dari dalam hati Aulia,
Aulia tak habis pikir dengan Bintang,
Memang, dia tak pernah memperlakukan Aulia dengan buruk seperti orang-orang, tapi sikapnya ini memancing emosi Aulia,
Jika Bintang tak suka Aulia dekat dengan Kevin karena dia cemburu, seharusnya Bintang jujur, seharusnya Bintang mengatakan apa yang menjadi unek-uneknya, bukan memerintah tanpa memberi alasan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...