part 47

6.4K 357 3
                                    

Menyimpulkan sesuatu tanpa mencari tau,  buruk





* * *



Aulia menatap bangku Kevin yang berada di belakangnya dengan tatapan sedih,

Aulia benar-benar kehilangan sosok Kevin yang selama ini ia kenal, Aulia tak peduli dengan apa pun yang telah Kevin perbuat kepada Aulia,

Sejahat apapun itu, menurut Aulia Kevin tetaplah Kevin yang dulu,

Aulia tak yakin dengan asumsinya lagi saat ini, ada hal yang mengganjal dengan perubahan sikap Ranu dan Kevin, entah karena terlalu tiba-tiba atau memang ada sesuatu yang tak Aulia pahami disini,

"Kevin kamu kenapa sih?"

Aulia menarik tangan Kevin yang berusaha untuk meninggalkan Aulia lagi, tapi Aulia tak akan membiarkan itu terjadi sebelum Kevin benar-benar mendengar apa yang akan Aulia katakan dan sebelum Kevin mengungkapkan apa alasannya berubah,

"Kenapa jadi kamu yang marah, harusnya aku dong, kamu kok yang jahat kan sama aku, bukan aku, aku gak ngerti sama kamu," Kevin menoleh, menatap Aulia, tatapan Kevin sudah sangat berbeda dengan Kevin yang menawarkan pertemanan kepada Aulia dulu, Aulia tak mengenali Kevin yang sekarang, dia bukan dari dalam diri Kevin,

"Yaudah marah aja sama gue, biar lo gak ngemis pertemanan sama gue lagi kek gini," ucap Kevin,

Mengemis pertemanan? Tidak! Aulia hanya berusaha mempertahankan satu hubungan pertemanan, bukan mengemis, beda.

"Kamu tau kan, aku gak suka kehilangan apapun yang udah aku milikin, aku gak mau kehilangan sahabat kayak kamu, Vin." Kevin tersenyum kecut, menatap kesembarang arah,

Lalu menarik napas panjangnya, sepertinya Kevin sedang membuang sesuatu yang berada di dalam hatinya, entah rasa apa itu yang membuat napas Kevin terlihat sangat berat,

"Lo siapa?"

Pertanyaan itu membuat Aulia sedikit kesal, sedih, dan bingung,

Kesal karena Kevin hanya mengeluarkan sedikit kata-kata sedangkan Aulia begitu banyak bicara, sedih karena pertanyaan itu seakan-akan menunjukkan bahwa Kevin tak pernah mengenal Aulia,

Dan bingung untuk menanggapi ucapan Kevin, saat dia saja sudah tak mau menganggap Aulia sebagai sahabatnya lagi,

"Kita sahabat, kita temen, iyakan?" jawab Aulia dengan senyum tulus,

Berharap Kevin mau membalasnya dengan senyum yang sama, tapi nyatanya Kevin bahkan sama sekali tak menatapnya,

"Kalo lo bilang lo sahabat gue, harusnya lo paham sama apa yg gue lakuin, harusnya lo ngerti gue kenapa, di saat semua orang bilang gue ini manusia jahat harusnya lo gak berfikir sama, tapi nyatanya? Bahkan tadi gue denger sendiri lo bilang gue jahat sama lo, kebiasaan lo masih sama ya, berani menyimpulkan sesuatu tanpa mencari tau, buruk,"

Kalimat Kevin itu benar-benar menimbulkan tanda tanya besar di otak Aulia, sebenarnya apa yang terjadi, satu sisi Aulia percaya dengan fakta yang mengatakan bahwa Kevin yang tega membuat hidup Aulia menjadi serumit ini, terlilit tali yang tiada ujung,

Tapi satu sisi Aulia tak mungkin tak percaya pada Kevin, pada ucapannya itu, yang Aulia tau Kevin berbicara lantang tanpa menata kata-kata terlebih dahulu,

Itu benar-benar dari hatinya, dia mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya, benar,

Jadi? Siapa yang salah dan siapa yang benar dalam masalah ini? Aulia bingung, sangat.

"Mungkin Bintang tau sesuatu, tapi.. Masa aku nanya ke Bintang, dia kan gak suka bahas Kevin, tapi kalo aku gak nanya ke Bintang, aku nanya kesiapa dong, argghhh, kenapa jadi rumit gini sih."

Aulia benar-benar menguras otaknya hanya untuk berfikir tentang kemungkinan yang selama ini terjadi diluar sepengetahuan Aulia,

Aulia akan jadi orang gila jika begini terus, otaknya kasihan berpikir seberat ini, otak Aulia tidak digunakan untuk memikirkan rumus dan masalah,

Yang Aulia mau, otaknya hanya digunakan untuk bersenang-senang, meski sampai sekarang kesempatan itu masih sangat jarang, tapi setidaknya jangan terlalu sering mendapat kesempatan untuk berhadapan dengan masalah,

Coba saja hidup ini bisa diatur oleh Aulia sendiri, yang Aulia lakukan pasti membuat dirinya menjadi cerdas, bahagia sentosa, mendapatkan Ranu dan tidak kehilangan Kevin,

Tapi sayang, Aulia hanya pemeran dalam hidup yang sudah di atur sedemikian oleh yang maha kuasa, Aulia hanya harus berperan dengan baik, mengusahakan sesuatu dengan maksimal dan menerima apa yang akan terjadi dengan lapang dada,

Aulia yakin Aulia bisa,

• •

Tok tok tok

Aulia mengetok pintu kost yang menurut informasi itu adalah kost yang ditempati oleh Bintang,

Saat disekolah Bintang sangat jelas menghindari Aulia, makanya Aulia mencari tau tentang dimana Bintang tinggal.

Dan Aulia tak menyangka, orang secantik Bintang ternyata hidup sesederhana ini, kost yang Bintang tempati tidak bagus, kost sederhana, berada di tengah-tengah gang rumah warga,

Penampilan Bintang juga sebenarnya tidak semencolok siswi-siswi lain yang terlihat seperti anak sultan semua,

Tapi Aulia kira, Bintang adalah seseorang yang hidup mewah tapi berpenampilan sederhana, ternyata tidak, tapi Bintang beruntung, meskipun dia sesederhana ini, tapi gadis pendiam itu memiliki otak yang cerdas, itu membuat namanya menjadi baik, tidak seperti Aulia, udah terkenal miskin, gak punya teman, bodoh, Nerd pula, ngenes ya.

"Lo?"

Bintang terlihat sedikit terkejut dengan kedatangan Aulia, entah karena apa dia sampai seterkejut itu, tapi mungkin karena Aulia yang tiba-tiba tau tentang tempat tinggalnya, atau mungkin yang lain? Ah sudah lah apapun itu yang pasti Aulia hanya ingin bertanya pada Bintang,

"Masuk," lanjut Bintang sembari membuka pintu kost nya lebar-lebar, Aulia mengikuti Bintang memasuki kamar kost nya,

Kost Bintang kecil, tapi semuanya tertata dengan sangat rapi, seperti penampilan Bintang di sekolah yang sederhana tapi terkesan mewah, sama seperti kostnya, ini kost sangat sederhana tapi terkesan mewah, mungkin karena sang empunya cerdas menata ruangan sekecil itu dan menjadikannya tempat ternyaman,

Iya Aulia nyaman di kost Bintang, meskipun sempit tapi sangat nyaman, senyaman pelukan Bintang kala itu, iya sama.

"Lo ngapain kesini?" tanya Bintang sembari menyuguhkan segelas air putih untuk Aulia,

Dia sangat sopan.

"Aku mau nanya sesuatu sama kamu, tentang Kevin,"

Bintang terlihat malas mendengar Aulia mengucap itu lagi, dia meilirik Aulia sekilas lalu menatap ke arah depan lagi,

"Kevin? Buat apa lagi?"

"Aku tau, kamu pasti tau sesuatu tentang Kevin, tadi di sekolah dia bilang kalo aku sahabatnya harusnya aku ngerti dia kenapa dan aku harusnya paham tentang apa yang dia lakuin, maksudnya apa?"

Bintang menatap Aulia dengan tatapan bingung, dari sini Aulia sudah tau apa yang akan Bintang katakan,

"Gue gak ngerti," benarkan, itu yang pasti Bintang katakan,

Sepertinya Bintang memang benar-benar tak tau tentang Kevin, matanya berkata begitu, tapi? Selama ini Bintang lah orang yang tau segalanya, dan kenapa sekarang Bintang tak tau apapun tentang ini?

"Gue cuma ngasih tau lo apa yang gue tau, bukan berarti gue mata-mata yang bisa tau segalanya tentang Kevin dan siapapun itu, gue cuma sekedar meluruskan pemikiran lo, selebihnya gue gak ngerti."

Benar juga yang Bintang katakan, dia bukan mata-mata yang akan tau gerak gerik Kevin dengan sangat detail,

Terus, yang dimaksudkan Kevin apa?

Aulia cukup lelah dengan semua teka-teki masalah ini, kenapa sih?

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang