Menua bersamamu
* * *
"Jadi? Kenapa lagi-lagi Bunda sama Ayah bohongin Aulia? Dan kenapa yang kali ini Ayah harus libatin Ranu? Ayah jahat tau enggak!"
Entah apa itu, tapi yang pasti hati Aulia sakit, orang-orang yang Aulia sayang ternyata membohongi Aulia, lagi,
Tapi bedanya yang kali ini Ranu juga terlibat,
Aulia sudah menduga, Aulia sering sekali merasakan ada yang Ranu tutupi, dan benar Ranu merahasiakan hal yang seharusnya Aulia tau, ini tidak adil.
"Gue cuma gak mau lo sedih, udah itu aja," Aulia tersenyum kecut, melepaskan genggaman tangan Ranu di telapak tangannya,
Hari ini, Aulia bersama Ranu, bukan bersama untuk bahagia, tapi Aulia sedang meminta penjelasan kepada Ranu, tentang apa yang sudah ia lakukan,
Membohongi Aulia.
"Dan kamu pikir?! Dengan bohong, aku bakal bahagia?! Enggak!"
"Sorry, Nad. Gue--"
"Kamu bohong juga aku gak bisa main gitar lagi, iyakan? Lebih baik kamu jujur, toh hasilnya juga sama aja, aku gak akan bisa main gitar lagi!!"
Emosi Aulia memuncak, lehernya terasa sakit menahan tangis nya,
Aulia sedih karena ia tau bahwa dirinya sudah tak akan bisa bermain gitar seperti hari-hari yang lalu, di cafe, tidak,
Dan Aulia juga sedih karena Ranu, Ranu yang Aulia percaya ternyata membohongi Aulia, itu adalah hal paling sakit yang pernah Aulia rasakan,
Tangan kanan Aulia tak sesakit hati Aulia,
"Bunda, harusnya Bunda bilang, jujur sama Aulia, Aulia gak akan se-kecewa ini Bunda, Ayah, Aulia sayang sama Ayah, kebohongan Ayah sama Aulia udah Aulia lupain, tapi ternyata Aulia dibohongi lagi, Aulia punya hati Ayah, Bunda," air mata Aulia jatuh di hadapan Bunda dan Ayahnya saat Aulia tau satu fakta yang benar-benar menyakiti hati Aulia,
Tentang tangan kanan Aulia yang tak akan bisa digunakan untuk bermain gitar lagi,
Hari itu Aulia baru saja pulang dari perpisahan sekolah, terharu dan bahagia tentu Aulia rasakan, tapi semua itu hancur saat Aulia mendengar percakapan Bunda dan Ayah Aulia yang mengatakan bahwa Aulia tak akan bisa memainkan alat musik kesayangannya itu,
Kata Ayah, kenapa jari tangan kanan Aulia tak mampu untuk sekedar memetik senar gitar? Karena dulu, saat Aulia kecil, Aulia juga dipukul di tempat yang sama dengan pukulan Kevin, bedanya saat itu Aulia dipukul dengan gitar, Aulia kecil dipukul oleh Neneknya di Palembang,
Kata Ayah, itu karena Aulia sering memainkan gitar milik Adik Ayah Aulia, Aulia tramua, Aulia kecil selalu menangis saat melihat gitar, entah,
Yang pasti Aulia berhenti trauma itu saat Aulia bersama Bunda dan Ayahnya menemui seorang psikolog,
Psikolog itu berkata, Aulia akan merasakan trauma lagi saat kejadian yang sama menimpa tangan kanannya, meski bukan dengan benda yang sama, tapi tangan kanan Aulia merasakan sakit yang sama,
Hasrat Aulia mungkin ingin memetik senar gitar lagi, tapi yang Aulia tak tau tentang hati kecilnya yang takut akan benda itu,
Dan dari sana juga Aulia tau, kenapa selepas Ayah Aulia dipenjara, Bunda langsung pergi ke Surabaya? Setau Aulia mereka dikucilkan oleh keluarga di Palembang, ternyata dugaan Aulia salah, Bunda pergi, Bunda pergi dari Palembang hanya untuk melindungi Aulia dari Nenek Aulia,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...