part 12

9.1K 584 5
                                    

Kalo mimpi tuh liat liat lalu lintas, takutnya ditilang kenyataan

***

"Aulia!" langkah Aulia terhenti saat namanya dipanggil, Aulia sangat hafal dengan panggilan itu, siapa lagi yang memanggilnya dengan nama asli Aulia jika bukan orang ini, Kevin.

"Lo mau ke kantin kan? Bareng ya, gue juga mau ngantin tapi gak ada kawan." Aulia hanya tersenyum ramah menanggapi ucapan Kevin, Aulia semakin tak yakin bahwa ekspektasinya tentang Kevin bukanlah siswa yang baik seperti mereka, nyatanya Kevin baik, sangat baik.

"Lo tau enggak gue it--"

"Vin!!" panggilan itu mengubah fokus Aulia dan Kevin, mereka menoleh dan melihat seorang siswa terengah engah berlari menghampiri mereka.

"Ikut gue Vin" lanjut siswa itu menarik tangan Kevin.

"Enggak! Mau ngapain?!"

"Ikut dulu, Kevin."

"Mau ngapain sih, Ki!??" iya dia Rafki, siswa yang tiba-tiba menarik dan memaksa Kevin untuk ikut dengannya.

"Ini penting, budimansss."

"Ya mau ngapain?! Gue mau kantin sama Aulia juga."

"Ikut gue!"

"Udah Vin ikut aja, aku ke kantin sendiri aja, siapa tau penting kan." timpal Aulia menyudahi perdebatan antara Kevin dengan Rafki.

"Tapi ya--"

"Gak usah alay deh lo! Dia aja gapapa kok! Buru!" serobot Rafki menarik Kevin menjauh dan menuju ke kelas sepertinya, Aulia tersenyum sekilas, padahal Aulia bahagia jika sedang bersama Kevin, entah kenapa Aulia bisa mengabaikan ucapan-ucapan pedas para siswi jika sedang bersama Kevin, tapi sekarang Kevin adalah teman Ranu dan Rafki juga, jadi.. Apakah Kevin akan berubah?

• •

Kini Kevin, Rafki dan tentunya Ranu berada di dalam ruang kelas yang kosong karena semua siswa pergi ke kantin untuk mengisi energi dan mereka bertiga malah akan menguras energi sebentar lagi.

"Nih coba lo cek." ucap ranu memberikan lembaran kertas kepada Kevin untuk dicek ulang.

Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang di hadapannya saat ini.

"Ini kok jadi gini tugas bahasa kita?" ucap Kevin mempertanyakan kejelasannya pada Ranu dan Rafki.

"Iyalah, lo pikir? Kemarin yang ngetik kan bilang udah fix, gak usah dicek lagi tinggal print kumpul." ucap Ranu melirik kearah Rafki berniat menyindirnya tapi tampaknya Rafki gak peka deh, buktinya dia masih duduk dan tersenyum santai mengahadap ke arah Ranu dan Kevin.

"Ngapa beb! Kok lirik lirik, rindu ya?" ucap Rafki seperti orang tak berdosa.

"Heh! Kutu kambing! Baca nih!! Typo semua!! Gila lo ya?! " Rafki tersenyum lagi, kali ini ia seperti orang terpolos sedunia membuat teman-temannya bekerja dua kali, dan dia? Hanya duduk diam domblang domblong.

"Lo mikirin apa sih ki! Cewek?!" tanya Kevin yang sepertinya belum tau jelas siapa Rafki.

"Yang ada cewek kabur liat anak itu." timpal Ranu sembari mengeluarkan laptopnya dan mengetik ulang tugas mereka.

"Lo jomblo, Ki?!" tanya Kevin setengah berteriak dan dengan ekspresi mengejek.

"Enak aja, Lisa Blackpink noh ngejar-ngejar gue!" ucap Rafki tak mau kalah.

"Lah ngawur lo! Bini gua tuh."

"Vin, izin jadi pebinor boleh?" ucap Rafki dengan nada bicara yang sangat sopan seperti orang meminta izin ke guru untuk ke Wc.

"Ngekek anjir! Mau jadi pebinor kok minta izin segala!" Ranu melirik kedua temannya itu, betapa tak bermutunya obrolan mereka saat ini, bukannya membantu mengerjakan tugas mereka malah berdebat, gak jelas pula bahasannya.

"Ya kan, nanti biar aku, kamu dan Lisa tinggal dalam satu rumah sebagai suami istri dan selingkuhan."

"Terus, anak gua harus manggil lo apa bege."

"Tuan besar juga gak papa kok gue ikhlas."

"Pala lo kegorok lidi!"

"Ada apa dengan pala ku? Gak ada otaknya ya? Ada kok cuma lagi rusak aja."

"Uluh uluh, sini sini biar Bapak Dokter benerin otaknya." jawab Kevin mengacak-acak rambut Rafki tak karuan.

"Yang ada otak lo gue buat rusak juga ntar."

"Oh tentu tidak! Jangan salah, gue itu dokter lulusan terbaik se-Indonesia tercinta asal lo tau, kuliah cuma 2 setengah tahun tapi ipk nya 4.00 keren kan gue." ucap Kevin membenahi dasinya seolah menjadi orang yang sangat disegani masyarakan se-Indonesia.

"Aamiin dah aaminn, tapi sekedar mengingat kan aja sih Vin ya, kalo mimpi tuh liat liat lalu lintas, takutnya ditilang kenyataan udah."

Okey, Ranu salah jika berfikir bahwa dengan kehadiran Kevin membuat tugasnya akan sedikit berkurang, salah besar!

Bahkan tugasnya akan semakin berat, dia harus mengurus dua orang lulusan RSJ ini, ya tuhan, salah apa Ranu selama ini? Berteman dengan satu orang gila aja udah kerepotan ini tambah satu lagi, bisa bisa stress Ranu, mati dadakan aja udah, dan untuk sikap Kevin beberapa hari lalu yang terlihat serius? Okey, mungkin itu cuma penyesuaian dengan lingkungan baru, dan dia salah sudah bertemu Rafki, penyakit Rafki nular, ini gawat!

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang