Ranu duduk dilantai kamarnya, memutar mutar ponselnya di lantai, betapa bosannya Ranu saat itu, Nada tak membalas chat Ranu beberapa hari ini, sedangkan di rumah? Bahkan Ranu sama sekali tak menyapa satu pun anggota keluarganya, ini kali pertamanya ia tak bertegur sapa dengan kakak kandungnya yang bernama Dhifa itu, gak enak rasanya tuh.
Ranu mengangkat ponselnya membuka chat-nya dengan Nada yang sudah tak dibalas beberapa hari ini.
Nada
Terakhir dilihat pada...[Yesterday]
P
Nad?
Hei
Woy
Kemana sih?
Ya ampun gak dibales
Nada
Cantik
Hey
Lo kemana, Nad?
Gue nyariin ini[today]
P
Nad?
Bales dong
Nada
Masyaallah
Nad?|satu pesan belum dibaca|
Hadir
Ranu sedikit terkejut dengan chat itu, Nada membalas chat Ranu? Ini bukan mimpi,
Lo kemana?
Read
Ranu menunggu lama, lama sekali, tapi Nada tak kunjung membalas, Ranu putus asa, ia lempar ponselnya ke atas ranjang, betapa Nada sangat marah.
Tok tok tok
Ranu menoleh, siapa yang mengetok pintu kamarnya? Mama? Gak mungkin dia kan lagi marah, Dhifa? Apalagi, Dhifa itu orangnya kalo gak orang minta maaf duluan ya dia gak akan minta maaf, bodo bodo amat dia itu, terus? Papa? Lah bukannya papa baru berangkat ke kantor jam 7 tadi, dan ini masih jam 8 kurang, untuk apa dia pulang?
"Masuk"
Ceklek
Benar, itu papanya, memasuki kamar Ranu dengan masih memakai jas yang sama saat dia berangkat tadi pagi, kenapa papa pulang?
"Bukannya papa ada meeting, kok pulang?" tanya Ranu tak menatap ke arah papanya, sepertinya Ranu tau tujuan papanya datang ke kamar Ranu.
"Iya, tadi papa dapet kabar, klien papa tiba-tiba sakit, meetingnya diundur." Ranu mengangguk sembari membulatkan bibirnya membentuk huruf O, hanya itu.
"Papa boleh duduk?" tanya papa Ranu, untuk apa dia bertanya? Toh lantai tempat Ranu duduk sekarang juga milik dia kan, hasil dari keringatnya.
"Kalo papa dateng mau nanyain soal beasiswa Ranu diluar negeri, santai aja pa, Ranu pastiin papa gak akan kecewa kok." ucap Ranu saat papanya baru saja duduk di sebelahnya.
Bukan tanpa alasan, Papa Ranu dan Ranu hanya akan mengobrol jika itu soal sekolah Ranu, iya hanya itu, selama ini hanya itu topik mereka.
"Bukan, Nu. Papa lagi gak mau ngomongin sekolah kamu kok." Ranu melirik papanya sekilas lalu kembali menatap kearah depan.
"Kamu lagi ada masalah di luar ya?" lanjut Papa Ranu membuat Ranu berdehem, iya pasalnya tebakan itu benar 100%, apa-apaan coba.
"Cerita sama papa coba."
"Apaan sih pa, orang Ranu gak ada masalah apa-apa juga" bohong Ranu, lagian papanya tak pernah seperti ini, Ranu hanya curiga jangan jangan dia disuruh Dhifa atau mama lagi.
"Gini, Nu. Papa juga laki-laki, Papa tau seorang laki-laki gak akan kasar kalo emang gak ada masalah apapun apalagi sama keluarga sendiri, Papa tau, Nu." ucap Papa Ranu, kali ini tebakan Papa Ranu bukan 100% lagi tapi 110% naik 10 aja orang cuma dikit haha.
"Ranu cuma mau berpendapat, Pa. Ranu gak pernah niat bentak Mama apalagi Dhifa."
"Iya Nu Papa tau, cara satu satunya, kamu selesaikan masalah yang buat kamu jadi beda gini, okey."
"Tapi Ranu bingung, gak tau harus ngapain."
"Masalah kamu apa? Cerita sama papa."
"Ranu suka Pa sama Nada, tapi.. Ranu pernah ngelakuin kesalahan, iya Ranu tau Ranu salah, udah minta dia buat pura-pura jadi pacar Ranu buat ngusir orang yang suka sama Ranu, Nada bilang, Lo pikir apa? Gue bakal bilang iya dan buat sesama kaum hawa sakit hati? Hah?! Lo mikir dong! Lagian asal lo tau ya! Gue bukan perempuan murahan yang mau diperkenalkan kesemua orang dengan alaskan kebohongan, emang itu satu kesalahan besar ya, Pa? Sampe sampe Nada gak mau ngomong sama Ranu sama sekali." Tuan Narendra tampak tersenyum simpul, bagaimana tidak pertama kalinya seorang Ranu Narendra anak kandungnya selama ini tak pernah mengeluh sebegininya pada siapapun, apalagi Papanya, enggak pernah.
"Kamu itu cuma gak peka nu, Nada bilang dia gak mau jadi pacar pura-pura kamu, iya dia mau jadi pacar beneran kamu." kali ini Ranu tersenyum, apa benar Nada ingin menjadi pacar Ranu? Serius?
"Kamu percaya enggak, dulu bahkan Papa ini adalah playboy cap kakap." Ranu jelas menggelengkan kepalanya lah, bagaimana dia harus percaya saat dengan nyatanya Tuan Narendra adalah sosok dingin yang tak banyak bicara, biasanya, hari ini aja aneh.
"Serius, tanya lah Mama, berapa puluh kali dia Papa selingkuhin." lanjut Papa Ranu.
"Terus? Mama gak marah?"
"Marah lah, banget, tapi semarah-marahnya Mama dia gak pernah sampe minta putus gitu jadi Papa merasa sombong dong yakan." Ranu tertawa kecil membayangkan kehidupan Papanya sewaktu pacaran dengan Mamanya, dan itu adalah satu obrolan yang sangat menarik, iya sangat.
"Sampe suatu hari opa bilang sama Papa ya, perempuan itu layaknya boneka barbie yang bisa kita mainkan sesuka hati kita, tapi ingat! Laki laki gak mainan barbie."
"Emang Ranu mainin Nada? Enggak kok."
"Papa kan udah bilang kamu itu kurang peka, belajar peka ya lain lali." Ranu menangguk antusias, selain meringankan beban hati Ranu Papanya juga memberikan sentuhan tersendiri, dia tak pernah memberikan kasih sayang yang seperti ini, setelah bertahun tahun yang lalu, Ranu bahagia.
"Jadi, Nu. Untuk Mama dan Dhifa, dia perempuan dia gak ngerti hati laki-laki, tapi kita sebagai laki-laki harus buat dia ngerti, bukan dengan bertengkar tapi dengan halus, dari hati kehati kalo ngomong sama perempuan itu." ucap Papa Ranu membuat kepala Ranu secara otomatis menangguk paham, otaknya masih bekerja membayangkan Nada yang ingin menjadi kekasihnya, asli?
"Ya sudah, Papa ke kamar dulu ya, kamu jangan ngelamun terus"
"Iya, Pa."
Ranu berpindah dari duduk menjadi tiduran di lantai saat papanya telah keluar kamar, hatinya bahagia sekali, benarkah? Nada ingin menjadi pacar Ranu?
Gua akan penuhi, Nad.
"Oh iya, Nu." ucap papa Ranu membuka pintu kamar Ranu mengejutkan Ranu spontan duduk dengan gaya yang tadi dia lakukan bersama papanya.
"Iya, Pa."
"Masalah Aulia, kamu sebaiknya jangan membenci dia nak, dia baik." apa ini? Mengapa papanya sampai menyebut nama itu,
Jangan membenci dia? Sejak kapan Papanya tau Ranu membenci Aulia? Dan kenapa dia bisa tau? Lagian Aulia lah yang memaksa Ranu untuk membencinya dengan terus mendekati dirinya, Ranu tak suka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...