Sembilan

1.5K 80 2
                                    

Kalo tatapan mata seseorang itu mengandung arti berbeda-beda, tapi kenapa tatapan mata kamu gak bisa diartikan?

***

Valdo menatap Qinar seolah meminta bantuan. Qinar tetap dalam posisinya yang hanya menatap datar ke arah mereka. Lebih baik yang ia lakukan adalah pergi dari sana jika ia ingin aman.

Bugh!

Bugh!

"Lo pengen tau siapa yang gak gue hargain disini? Itu LO! KALIAN BERDUA GAK PANTES BUAT GUE HARGAIN!!"

Baru tiga langkah, telinga Qinar langsung menangkap suara amukan dan adu jotos membuatnya memejamkan mata sesaat hingga akhirnya ia pun segera pergi dari sana tanpa ingin melibatkan dirinya.

Bugh!

Dengan emosi yang membuncah, Edgar menendang keras perut Valdo hingga punggung cowok itu menabrak tumpukan kardus hingga jatuh dan menimpanya. Cairan merah pekat keluar dati mulutnya, ia memegangi dadanya yang terasa sesak.

Mata sayu Valdo dapat melihat kedua kaki Edgar yang mendekat kearahnya. Dengan kasar, Edgar menarik kerah seragam Valdo hingga membuat sang empu bangkit dari posisinya.

"Ini akibat karena lo udah berani nantangin kapten basket Atlantic!!" desisnya tepat didepan wajah cowok itu.

Brakk!

Suara gebrakan itu berasal dari dua orang yang juga tengah sibuk berkelahi dengan brutal. Mereka adalah Miko—teman Edgar dan juga Firza yang saat ini tengah kelimpungan melawan Miko.

Tatapan Edgar beralih pada mereka berdua dan kemudian menyunggingkan senyum devilnya. "Hajar terus dia! Kalo bisa habisi dia!!"

Valdo melirik kearah sepupunya yang kini bernasib sama sepertinya, jatuh tersungkur dengan darah yang keluar dari sudut bibirnya dan jangan lupakan wajah yang dipenuhi luka lebam. Dengan sisa tenaga yang ada, Valdo menepis kasar tangan Edgar yang mencengkeram kerahnya. Valdo mengelap darah yang keluar dari mulutnya.

Edgar tertawa devil melihat keadaan Valdo yang bahkan berdiri saja tak sanggup tapi malah berusaha untuk berkelahi lagi dengannya. "Lo bodoh?! Berdiri aja lo gak bisa masih mau ngelawan gue? HAH!"

"Gue gak pernah berusaha cari gara-gara sama lo, Gar, tapi ada aja yang lo lakuin ke gue," ujar Valdo yang berusaha berjalan menghampiri Edgar.

Edgar menatap nyalang kearah Valdo. "Harusnya lo nyadar, secara gak langsung kejadian dikantin tadi udah bikin gue naik pitam!"

"Itu karena lo punya sifat temperamental yang berlebihan, hingga seseorang bicara benar pun lo anggap salah!!"

Rahang Edgar mengeras mendengar ucapan Valdo. Ia menghampiri Valdo dan kembali menghajarnya dengan brutal. Kali ini Valdo tidak melawan karena percuma, tenaganya sudah tak kuasa untuk memberikan perlawanan pada Edgar yang saat ini bagai singa mengamuk.

Brukk!

Firza terjatuh tepat dikaki Valdo, sontak Valdo yang sudah tak bertenaga ikut jatuh terduduk didepan Firza begitu Edgar melepaskannya. Valdo menggelengkan kepalanya saat melihat keadaan sepupunya yang saat ini sudah tak sadarkan diri.

"Za! Bangun, Za!" Valdo mengguncang tubuh Firza berharap sepupunya itu akan segera membuka matanya.

Edgar dan Miko tersenyum penuh kemenangan. Mereka melihat kedua orang yang sudah mereka anggap musuh mulai sekarang telah terkapar lemah tak berdaya.

Edgar pun menghampiri mereka berudua. "Percuma lo bangunin kalo jatahnya udah gak ada. Gue harap ini lo jadiin pelajaran supaya jangan pernah mengganggu Edgar lagi!"

My World (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang