Aku memang sedang kesal, tapi aku tak ingin menyakiti diriku demi keegoisan hatiku.
***
Tolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu
Ucap, "Maukah denganku?"Setelah petikan terakhir dari gitar Qinar, Valdo bertepuk tangan untuknya sembari tersenyum pada cewek itu. "Suara lo bagus."
Qinar diam dan tak merespon ucapan Valdo barusan, ia pun mengembalikan gitar milik Valdo. "Makasih."
"Mau kemana?" tanya Valdo ketika melihat Qinar beranjak dari duduknya dan hendak pergi. "Ikut gue yuk!"
Qinar menatap Valdo tampak berpikir. "Kemana?"
"Ke suatu tempat," jawab Valdo berniat untuk mengajak Qinar pergi. "Gue tau lo lagi banyak pikiran."
Qinar menundukkan kepalanya dan mengangguk tanda setuju. Valdo pun bangkit dari duduknya. "Lo tunggu sini bentar, gue ambil motor dulu."
Beberapa saat kemudian, Valdo pun datang dengan motornya dan berenti didepan Qinar. Tanpa menunggu lama Qinar pun naik ke boncengan Valdo dan setelahnya motor Valdo pun melesat meninggalkan taman.
Dalam perjalanan Qinar sangat takut, ia berpegangan erat pada kedua sisi jaket tebal yang dikenakan Valdo. Seumur umur ia tak pernah menaiki motor, dan ini kali pertama ia dibonceng dengan motor. Tak jarang tatapan aneh penghuni jalanan yang menatapnya aneh karena penampilannya.
Wajah pucat, rambut panjang menjuntai yang menutupi sebagian wajahnya, dengan sweater putih dan dipadukan rok selutut yang mengekspos betisnya yang putih. Jika dilihat dari dekat, ia seperti snow white yang cantik, namun jika dari jarak jauh, dia lebih mirip boneka Annabelle dibandingkan manusia.
Valdo melirik pada kaca spionnya, Qinar menundukkan kepalanya sembari menutup matanya, sangat lucu jika diperhatikan. "Lo kenapa, Nar?"
Qinar terlonjak saat tiba tiba tangan hangat Valdo menyentuh punggung tangannya. Secepatnya, Qinar menjauhkan tangannya yang masih menggenggam sisi jaket Valdo.
Qinar menggeleng seraya mencengkeram kuat ujung rok nya. "Jangan ngebut!"
"Kamu takut? Udah gue gas dibawah rata rata, apa kurang pelan?" tanyanya sedikit berteriak.
Qinar mengangguk. "Kurang!"
Valdo pun mengurangi kecepatan gas nya hingga spedometer nya yang awalnya 40 kini turun hingga 20. Dan membuat Qinar sedikit lega, namun resah untuk Valdo karena ia tak biasa mengendarai dengan kecepatan dibatas rata rata minimal.
Tapi, keresahan Valdo itu hanya sesaat ketika melihat wajah Qinar yang begitu damai. Ia tersenyum kecil dari balik helm yang ia kenakan. Rambut panjang yang menutupi wajahnya, kini berterbangan karena tertiup angin dan menampakkan wajah putih pucatnya yang tampak begitu tenang. Mungkin, jika orang lain yang melihatnya akan mengira kalau Qinar sakit, tetapi bagi Valdo Qinar terlihat begitu cantik.
"Snow white," gumam Valdo tanpa sadar.
Mata Qinar terus memerhatikan setiap yang dilewatinya. Ia takjub melihat pemandangan sungai yang saat ini tengah mereka lewati. Namun pertanyaan yang ada dibenaknya, mengapa hanya mereka yang lewat disini? Dimana semua orang?
Bahkan, jalanan yang mereka lewati pun seperti tidak terawat, banyak sekali dedaunan kering yang berjatuhan di aspal. Tapi hal itu sama sekali tak Qinar hiraukan. Entah kemana Valdo akan membawanya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World (Complete)
Teen Fiction"The unspoken chapter in my life." Dia memiliki paras cantik, tatapan matanya tajam dan membunuh. Ada ribuan pertanyaan kala menatap manik mata indahnya. Dia Qinar, gadis dengan segala kemisteriusan dalam hidupnya. Dia adalah salah satu dari rib...