Ada yang lebih tabah dari senja di penghujung hari. Ada yang lebih indah dari kata cinta setiap hari. PEDULI.
***
Langkah Hera terhenti dan ia mematung sesaat ketika tiba tiba Qinar sudah berada didepan rumah milik Yudha bersama dengan Valdo. Hera mengusap air mata dengan cepat dan langsung berjalan menghampiri Qinar.
Direngkuhnya tubuh Qinar kedalam pelukannya sembari mengelus kepala gadis itu. "Kamu kemana aja, Nar? Kenapa baru pulang? Mama baru aja mau nyari kamu."
Valdo menatap bingung kedua perempuan yang tengah berpelukan itu terlebih panggilan yang dilontarkan Hera. Ia semakin bingung dibuatnya.
Hah? Mama? Bukanya Tante Hera mamanya Edgar ya? Batin Valdo.
Tanpa berkata apa apa Qinar melepas pelukannya dan menatap Hera datar. "Kenapa?" Qinar melihat Wira yang baru saja keluar dari rumah Yudha dalam keadaan tak baik baik saja.
Hera tau apa yang Qinar pikirkan sekarang, ia pun mengalihkan perhatian Qinar. "Gak apa-apa, sayang kita cuman lagi ngurusin surat surat penting kamu aja."
Tatapan Wira dan Qinar sempat bertemu, Wira dengan tatapan tak sukanya dan Qinar dengan tatapan datarnya. "Bohong!" sergah Qinar.
Hera mencoba untuk tersenyum, meski ia tau hatinya rapuh dan ia pun tak ingin Qinar mengetahui konflik tadi. "Mama gak bohong, buktinya kita baik baik aja. Dan Papa, dia mau langsung ke kantor, makanya dia buru buru pergi tadi."
Qinar menatap mobil Wira yang keluar dari pekarangan rumah Yudha. Dan ia tau apa yang terjadi sebenarnya.
"Mending kita pulang, udah sore juga." Hera menatap Valdo sekilas dan tersenyum padanya. "Makasih ya, Nak, kamu udah mau jagain Qinar."
"Iya sama sama, Tante." Valdo tersenyum pada Qinar sesaat. "Hati hati ya, Nar."
Qinar pun mengangguk singkat. "Makasih."
Setelahnya Qinar pun masuk ke dalam mobilnya. Qinar menurunkan kaca mobilnya dan ia pun melambaikan tangannya pada Valdo dan dibalas Valdo hal yang sama.
"Gue kok jadi bingung, bukannya ini rumah Qinar? Kenapa tadi mamanya Edgar malah bawa Qinar?" monolog Valdo yang masih bingung dengan kejadian barusan.
Valdo pun menghampiri motornya yang terparkir didepan gerbang, ia sempat menatap mobil Qinar yang telah menjauh. Dan otaknya masih saja sibuk memikirkan kejadian beberapa waktu lalu. Namun pada akhirnya, ia tak ambil pusing.
"Valdo?!"
Langkah Valdo terhenti, ia menoleh pada Yudha yang saat ini tengah menghampirinya. Keadaan Yudha yang sangat kacau membuat Valdo ikut prihatin melihatnya.
"Ada apa, Om?"
"Om mau minta tolong sama kamu."
"Memangnya apa, Om?" tanya Valdo.
Yudha menghela napasnya perlahan. "Tolong jaga Qinar pas disekolah ya, Om khawatir dia nanti depresi sesaat kalo inget Ayahnya dan juga saudara kandungnya gak mau menerimanya. Dan itu semua sebab dari gangguan kepribadian yang dia alami."
Hati Valdo serasa trenyuh saat mendengar penuturan dari Yudha saat mengatakan kalau Qinar akan depresi sesaat karena gangguan kepribadian. "Qinar sakit, Om?"
Yudha mengangguk lemah. "Jangan beri tau ini siapapun, hanya kamu teman Qinar yang saya jamin bisa jaga anak saya. Qinar sebenarnya bukan anak kandung saya."
Dan lagi lagi Valdo dibuat terkejut. Ia pikir drama drama perihal anak yang disia-siakan hanya ada di sinetron, tapi ternyata dalam kehidupan nyata pun ada. Tega sekali orang tua kandung Qinar menitipkannya pada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World (Complete)
Teen Fiction"The unspoken chapter in my life." Dia memiliki paras cantik, tatapan matanya tajam dan membunuh. Ada ribuan pertanyaan kala menatap manik mata indahnya. Dia Qinar, gadis dengan segala kemisteriusan dalam hidupnya. Dia adalah salah satu dari rib...