Limabelas

1.3K 85 0
                                    

Dia mempercayaiku ketika semua orang meremehkanku. Iya, dirinya.

***

Suara musik DJ mengiringi gedung aula sekolah yang kini dijadikan sebagai tempat acara prom berlangsung. Tepat jam delapan malam semua orang kini sudah asyik bedansa ria mengikuti alunan musik DJ. Berbeda dengan kedua cowok yang saat ini malah terlihat tampak bimbang dan kebingungan.

"Gimana, Do?" tanya Firza seraya menatap Valdo yang tampak masih memikirkan sesuatu.

"Gue gak tau, Za. Yaudah mending lo duluan aja deh, gue nungguin Qinar disini," kata Valdo dibalas gelengan kepala oleh Firza.

"Nggak, masa gue masuk sendirian sih?"

"Kan ada Dania."

Firza menepuk bahu Valdo sekali. "Harusnya Dania itu sama lo pasangannya, bukan gue."

"Kan gue udah bilang kalo gue mau sama Qinar."

"Lah emang Qinar nya dateng?" tanya Firza yang Valdo juga tak tau apakah cewek itu datang atau tidak.

Tiba-tiba mobil jazz berwana merah cerah berhenti tepat didepan aula, sontak bukan hanya para siswa siswi yang ada disana saja yang kepo, Valdo dan Firza pun ikut memerhatikan siapa yang turun dari mobil itu.

Mereka menautkan alisnya saat melihat gadis yang keluar dari mobil itu, dengan mengenakan dress maroon selutut, rambut panjang yang tergerai hingga menutupi sebagian wajahnya dan juga sepatu flatshoes berwarna hitam. Dan kepalanya yang terus menunduk saat berjalan melewati barisan beberapa siswa.

"Kayak Sacred Riana," gumam Firza saat melihat gadis itu lewat didepannya dengan rambut menutupi wajahnya.

"Sacred Riana mulu lo," kata Valdo seraya menyenggol bahu Firza. "Tapi, kalo diliat liat kayak Qinar si?"

"Masa, Do?" tanya Firza bingung.

Valdo mengangguk cepat. "Bener, emang Qinar itu gak salah lagi."

Valdo langsung berjalan cepat menyusul gadis tadi yang ternyata masuk aula melewati pintu khusus untuk para OSIS selaku pengurus acara. Tapi, Valdo tak ambil pusing dengan terus mengikutinya sampai ia melihat gadis itu berjalan kearah gitar dan meraih alat musik tersebut.

"Qinar?" Valdo menghampiri gadis itu dan mencekal lengannya.

Cewek itu mendongakkan kepalanya dan terlihat wajahnya yang putih pucat. Ketika Valdo hendak menyibak rambut panjang yang menutupi wajahnya Qinar, secepatnya gadis itu menepis tangan Valdo dan melepas cekalannya.

"Sorry, gue kelepasan," kata Valdo baru menyadari saat Qinar melepas cekalan dari lengannya. "Lo kenapa bawa gitar?"

Qinar mengalihkan perhatiannya kearah lain sembari berdehem. "Bukan urusanmu."

"Lo mau jadi pasangan prom gue?" tanya Valdo seraya menatap manik mata Qinar.

Cewek itu menggeleng pelan. "Gak bisa."

"Kenapa?" tanya Valdo yang tak dihiraukan oleh Qinar. "Gue mohon."

Qinar menatap Valdo yang memamerkan puppy eyes nya. Kemudian ia menggeleng dan pergi dari hadapan Valdo. Juga tak menghiraukan seruan Valdo yang terus memanggil namanya.

Valdo menghela napasnya pelan. "Susah banget naklukin si Qinar. Harus pake apa sih supaya dia mau sama gue."

Dengan berat hati, Valdo pun keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri Firza yang tengah bersama Dania.

My World (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang