Dan pada akhirnya seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya.
***
Six month later...
Seiring berjalannya waktu, segalanya tampak terasa berjalan amat lambat bagi Valdo. Perpisahan yang ia sesali sampai sekarang pun kian membekas. Dan penantian yang ia tunggu tunggu kini berujung kebahagiaan.
Tidak dapat diungkapkan secara tersirat, dan hanya mampu dirasakan. Keyakinan yang selama ini ia genggam kini berbuah dengan kebahagiaan yang tak terduga. Hal yang ia anggap mustahil, kini bisa menjadi nyata.
Gadis yang berada didalam dekapannya sekarang adalah gadis yang ia rindukan. Gadis yang membuat dirinya selalu nyaman berada disisinya. Gadis yang setengah tahun lalu pergi meninggalkannya, kini telah kembali. Dan dalam pelukannya. Rasanya, ia tidak ingin melepas pelukan itu, pelukan itu baru sebentar dan ia ingin memeluknya lebih lama lagi.
Ya, Qinar telah kembali dan sekarang berada dalam pelukan hangat Valdo. Mereka sama sama merindukan. Mereka sudah saling memahami perasaan mereka masing masing, begitu pula Qinar. Sejauh apapun dirinya menghindar dari Valdo, jika sudah ditakdirkan untuk bersama, dia tidak akan pernah bisa menjauh dari Valdo. Seperti sekarang ini.
"Lo gak boleh pergi lagi dari gue, Nar." Valdo berucap tanpa melepas pelukannya begitu saja. "Gue gak peduli sekarang perasaan lo ke gue gimana. Tapi, perasaan gue ke lo gak akan pernah berubah. Gue tetap sayang sama lo."
Qinar tersenyum tipis dalam dekapan Valdo. Kemudian, pelukan itu terpisah, Qinar menatap lekat mata Valdo dengan tatapan teduh dan tidak lagi ada tatapan tajam untuk lelaki dihadapannya itu.
Derai ombak pantai juga hembusan angin yang kini menyelimuti mereka berdua. Valdo balas menatap Qinar, wajah pucatnya masih sama seperti dulu hanya tatapan teduhnya yang membuat hati Valdo kini menjadi tenang.
Suasana pantai ini yang ia rindukan, juga saat pertama kali Valdo membawanya kemari yang membuat hatinya menjadi tenang. Dan dirinya tidak tahu sejak kapan ia mulai mengagumi sosok cowok didepannya ini.
"Gue jatuh cinta sama lo, Nar."
Kalimat itu membuat hatinya berdesir, masih tetap sama Qinar diam dan menatap Valdo dengan tenang. "Kita akan sama sama."
Ucapan Qinar barusan membuat hati Valdo lega. Ia tersenyum dan mengelus kepala Qinar. "Lo beneran udah sembuh total, kan?"
Qinar menggeleng disertai senyumnya. "Selama ada kamu disisi aku, rasa sakit ini gak ada apa-apanya."
"Sejak kapan kamu suka gombal?" Valdo pun telah mengubah panggilan itu menjadi 'aku-kamu'. "Yang aku ingat, Qinar itu ceweknya jutek juga nyeremin tau gak, dan sekarang tiba tiba jadi cewek yang humble."
"Bagus dong!" balas Qinar. "Masih phobia hujan?"
Valdo mengangguk sebagai jawaban. "Masih! Dan sekarang aku phobia lagi, Nar."
"Phobia apa lagi?" tanya Qinar dengan nada sedikit khawatir.
"Phobia jauh dari kamu." Valdo menahan tawanya saat melihat wajah datar Qinar.
"Receh!"
"Tapi aku serius," ujar Valdo masih berniat menggoda Qinar.
Qinar menatap Valdo tanpa ekspresi yang membuat Valdo ingin tertawa. "Bodo amat!"
Melihat wajah tenang Qinar membuat hati Valdo pun ikut tenang. Rasanya seperti baru satu jam mereka bertemu dan sekarang sudah hampir senja. Waktu memamg begitu cepat berlalu tanpa kita sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World (Complete)
Teen Fiction"The unspoken chapter in my life." Dia memiliki paras cantik, tatapan matanya tajam dan membunuh. Ada ribuan pertanyaan kala menatap manik mata indahnya. Dia Qinar, gadis dengan segala kemisteriusan dalam hidupnya. Dia adalah salah satu dari rib...