"Ngapain?" itulah kalimat pertama yang Ravin ucapkan begitu membuka pintu kostannya dan terdapat Edel yang sedang berdiri di depannya.
Bukannya salam atau menjawab pertanyaan yang diberikan Ravin, Edel langsung nyelonong masuk ke kamar kost Ravin tanpa dipersilakan oleh pemiliknya.
Emang gak ada adab.
Ravin yang sudah biasa dengan sikap Edel seperti itu membiarkannya. Ia membuka pintu kostannya dengan lebar.
Edel duduk di lantai yang beralaskan karpet sambil mengeluarkan beberapa tempat makan dari totebag yang dibawanya.
Ravin ikut duduk di samping Edel sambil memperhatikan Edel yang sedang sibuk mengeluarkan berbagai tempat makan yang diletakkannya di atas karpet.
"Wih bawa apa tuh?" tanya Ravin sangat antusias.
Pasalnya Edel membawa berbagai macam makanan yang ada di dalam tempat makannya itu. Gimana gak antusias si Ravin.
Edel menjawab sambil membukakan seluruh tutup tempat makannya. "Ini gue habis dibawain makanan sama emak gue. Banyak banget dibawainnya, gue rasa itu tupperware di rumah abis di bawa ke sini semua."
Mamanya Edel habis mengunjungi kota tempat Edel kuliah. Mamanya ada kerjaan di kota Edel sehingga mampir membawakan banyak makanan untuk Edel. Mamanya Edel tahu kalau Edel suka makan mie, makanya dibawain makanan yang bergizi biar ada variasi makan gak makan mie terus. Makanannya langsung dipanaskan begitu mamanya sampai di kostan Edel.
"Emang bodor lo." kata Ravin tertawa tetapi ikut membantu Edel membukakan semua tutup tupperwarenya.
"Terus ada angin apa lo ke sini bawa ginian? Biasanya pelit." sindir Ravin.
Memang Edel kalau sudah menyangkut masalah makanan pelitnya minta ampun.
"Ya gue mau bagi-bagi makanan lah untuk kaum duafa makanya ke sini." jawab Edel dengan enteng.
"Emang ya itu rahang enteng banget." respon Ravin atas jawaban Edel.
Edel tertawa dengan suaranya yang keras. Memang Edel kalau tertawa itu suaranya terdengar sampai 8 oktaf. Engga deng bohong, lebay amat sampai 8 oktaf. Pokoknya keras sekali.
"Suara ketawa tolong dikontrol ya, anda tidak ingat bahwa ini kosan siapa. Nanti gue yang ditegor." ucap Ravin menghentikan tawa Edel.
Edel berhenti tertawa sambil mengarahkan pandangannya ke pintu takut-takut ada orang yang menghampiri kamar Ravin menegurnya.
"Yaudah ayo makan. Gue tau lo udah kelaperan kan dari SD belum makan."
Ravin hanya mendengus mendengar ucapan Edel.
Edel menyuruh Ravin untuk mengambil piring untuk makan mereka berdua.
Ini porsi makan Edel dan Ravin udah kayak lomba banyak-banyakan makanan. Ampun dah.
"Oh iya ini lo bawa makanan banyak ke sini emang si Jesslyn gak lo bagi." ujar Ravin disela-sela mereka makan.
"Bagi lah. Buat dia udah gue pisahin duluan."
"Gue kira lo sesayang itu sama gue sampe makanan dari emak lo, lo kasih semua ke gua." kata Ravin.
"IDIW." hanya itu respon Edel sambil melanjutkan makannya.
Selesai makan Edel menumpang mencuci tupperware yang dibawanya. Katanya takut bau kalau nyuci di kostan, soalnya pasti nyucinya dintar-ntar eh bau deh.
"Del sekalian cuciin semuanya yang ada di situ." suruh Ravin seenak jidat. Mana orangnya lagi tiduran di karpet sambil main games dari ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're (Not) Just Friends✔
RomanceJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Pylaris Fredella atau biasa disapa Fredella yang berarti pembawa kedamaian. Kenyataannya sih boro-boro pembawa kedamaian, kalau ada Fredella itu berisik ditam...