Ravin yang setelah menemani Talitha ke Toko Buku dan mengantarnya pulang ke kostan, setelahnya ia segera meluncur ke kostan Edel. Sampai di kostan Edel sudah siang menjelang sore.
Ravin pun memarkirkan motornya di depan kamar Edel, setelah itu ia masuk kamar Edel tanpa ketuk pintu dan salam terlebih dahulu.
Edelnya keluar kamar mandi dengan membawa ember yang berisi pakaiannya yang habis dicuci kaget karena ada sesosok pria tinggi yang tiba-tiba nongol di depan dirinya.
Edel berteriak kaget sambil memegangi dadanya, setelah itu ia meletakkan embernya di lantai untuk menyerbu Ravin atas kelakuannya itu yang membuat Edel benar-benar jantungan.
Edel memberikan pukulan pada lengan Ravin. "Sumpah ya 2 kali gue dikagetin dalam sehari. Bener ini mah untung gue gak punya riwayat penyakit jantung."
"Lebay amat dah lo padahal gue cuman nongol depan lo doang." komentar Ravin membalas perkataan Edel.
"Lebay lebay, yaiyalah gue kaget lagian tiba-tiba nongol depan gue kayak jurig."
"Lagian kebiasaan pintu gak pernah dikunci kalo lagi di kamar mandi tuh." ucap Ravin sambil berjalan menghampiri dispenser Edel ingin minta minum.
"Tadi dikunci pas gua mandi sama nyuci mah, ini kan gue lagi ngambil ember sebentar mau jemur baju. Lo juga kebiasaan gak salam, main nyelonong aja."
"Idih ngaca orang mah, lo juga kalo masuk kamar gue main nyelonong aja."
Edelnya jadi mendecak, "Yaudah bentar, gue mau jemur baju dulu." kata Edel menyudahi obrolan mereka.
Ravin yang melihat Edel membawa ember menggunakan kedua tanggannya keberatan tiba-tiba menghentikan langkah Edel menuju pintu. "Mau jemur ke mana lo?" tanya Ravin.
"Ke atas lah emang tempat jemuran di mana lagi." ucap Edel sambil mengerlingkan bola matanya.
"Yaudah sini gue bawain ke atas." ucap Ravin yang menghampiri Edel sambil mengambil alih ember yang dibawa Edel.
Sebelum Edel mengeluarkan kata Ravin berucap lagi. "Tahu gue lo keberatan kan."
"Peka juga ini kunyuk." kata Edel menanggapi.
Edel dan Ravin berjalan menaiki tangga menuju tempat jemuran yang letaknya di atas. Edelnya jemur pakaian, Ravinnya menikmati angin yang bertiup. Selesai Edel menjemur pakaian, mereka kembali ke bawah dengan berganti yang membawa ember kosong adalah Edel.
"Beli bohlam di mana ya?" tanya Edel begitu sudah sampai di kamarnya.
"Ada di toko matrial yang biasa gue beli." jawab Ravin yang sudah berbaring di atas karpet Edel menunggu Edel dandan.
"Tadinya gue mau beli ke mini market. Biasanya yang beliin lampu ibu atau bapak kostnya, karena mereka berdua lagi kerja yaudah gue minta temenin lo."
"Mahal di mini market mah mending di matrial." saran Ravin. "Oh gue dijadiin sampingan kalo gak ada mereka ya." celetuk Ravin sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Gak gitu." bantah Edel dengan cepat. "Yaudah nanti gue beliin teh kotak."
"Halah." ucap Ravin dengan nada mengejek. "Perasaan teh kotak mulu deh, sekali-kali naik kasta dong."
"Yaudah gue beliin nu green tea yang agak mahalan dikit." ucap Edel menanggapi.
"Males masa nu green tea doang."
"Terus mau lo apa Bambang?" tanya Edel yang sudah kesal.
"Chatime." jawab Ravin singkat, padat, jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're (Not) Just Friends✔
RomanceJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Pylaris Fredella atau biasa disapa Fredella yang berarti pembawa kedamaian. Kenyataannya sih boro-boro pembawa kedamaian, kalau ada Fredella itu berisik ditam...