•22• Arion, Hujan, dan Cerita

683 49 0
                                    

Mood Edel sudah kembali setelah berbaikan dengan Ravin, yang kena dampak dari berbaikannya Edel dan Ravin adalah teman-temannya. Teman-temannya tidak terkena omelan Edel lagi, bahkan jika diajak ngobrol atau bercanda sudah asik tidak nyeremin seperti waktu itu.

Petra juga sudah tidak mendengar keluhan Ravin yang selalu bertanya mengenai marahnya Edel dan bagaimana caranya agar bisa berbaikan, Ravin juga sebenarnya penasaran dengan marahnya Edel, tetapi Edel enggan memberitahu marahnya karena apa, sehingga malam itu ditutup dengan kata maaf saja.

"Jes udah lama nih kita gak main ke mall, ke mall yuk pengen cuci mata gue." kata Edel saat Jesslyn baru saja masuk ke kamar Edel.

"Baru ditf ya? Orang mah ditabung bukan buat foya-foya." balas Jesslyn menanggapi.

"Orang ini sama emak gue udah dipisahin uangnya disuruh buat beli keperluan, yaudah gue laksanakanlah. Jadi mau ke mall apa engga nih?"

"Mau lah. Ayo."

"Yeee dasar. Sono ganti baju!"

Sampai di mall, ini beneran mereka keliling-keliling, belanja kebutuhan sehari-hari. Yang dibeli antara lain; makanan paling utama, baju, skin care, make up. Segala macam dibeli oleh mereka, yakin banget nanti saat akhir bulan mereka menangis menderita karena di awal bulan sudah foya-foya.

Visualisasi Edel dan Jesslyn saat ini, yaitu tangan kanan dan kiri membawa tentengan belanjaan.

"Jes makan yuk. Lapar nih gue keliling mall." ucap Edel sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling, memilih tempat ingin makan di mana.

"Di mana tapi ya? Bingung gue." Jesslyn pun ikut melihat sekeliling memilih tempat.

"Ke Yoshinoya aja lah, gak rame-rame amat itu." tunjuk Edel memberitahu kepada Jesslyn.

"Ayo dah. Pegel nih gue bawa beginian." keluh Jesslyn sambil menunjuk, mengangkat kedua tangannya yang memegang tentengan belanjaan.

"Sini dah gue yang pegang. Gue nyari kursi, lo yang pesenin." ucap Edel mengambil alih tentengan yang ada pada tangan Jesslyn.

"Enak amat lo tinggal duduk, gue yang antre." Edelnya hanya menjulurkan lidah sambil berlalu meninggalkan Jesslyn yang sedang antre memesan makanan.

"Del." panggil Jesslyn disela-sela mereka makan.

Edel mengangkat wajahnya yang baru saja menyendokan makanannya ke dalam mulutnya. "Hmm."

"Gue mau nanya sesuatu."

"Nanya tinggal nanya dah lo ribet amat." balas Edel sambil mengangkat gelas yang ada di atas meja untuk meminumnya.

"Lo tuh sebenernya ada rasa kan sama si Ravin?" tanya Jesslyn bertepatan dengan Edel yang sedang meminum air.

Ditanyai seperti itu oleh Jesslyn membuat Edel keselek minuman yang baru saja ia minum, Edel terbatuk-batuk hingga membuat Jesslyn berdiri untuk menepuk punggung Edel meredakan batuknya.

"Gila lo Jes mau bikin gue mati apa?" omel Edel setelah batuk-batuknya mereda.

"Kok jadi gue? Gue kan cuman nanya."

"Lagi pertanyaan lo aneh, ngapain gue ada rasa sama si Ravin? Si Ravinnya aja udah punya cewek."

"Ya siapa tahu aja, lo sahabatan sama dia ada rasa yang muncul gitu."

"Ngaco lo orang gue demennya sama Arion." celetuknya dengan sengaja, "eh" lanjutnya sambil meragakan menutup mulutnya seperti telah mengungkapkan sebuah rahasia besar.

"Yeee dasar ular."

Edel melanjutkan kembali makannya sambil memikirkan pertanyaan yang diajukan Jesslyn tadi. Sebenarnya Edel juga sempat berpikir apakah ia memiliki rasa kepada Ravin, tetapi setelah terus dipikirkan ia menganggapnya tidak ada rasa apa-apa terhadap Ravin. Ravin hanyalah sahabatnya tidak lebih. Ravin juga bakal mikir-mikir kalau punya perasaan kepada Edel.

We're (Not) Just Friends✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang