Masih ingat dengan laki-laki yang bernama Arion. Laki-laki yang telah membayarkan makanan untuk Edel di kafetaria kampus. Semenjak hari itu Edel benar-benar tidak pernah melihat sosok laki-laki tersebut di area kampus maupun di kafetaria, seakan telah menghilang ditelan bumi. Edel bahkan saat waktu senggang selalu nongkrong di kafetaria agar bertemu dengan sosok yang bernama Arion, tetapi tetap saja hasilnya nihil. Masalahnya Edel ingin mengembalikan uang yang dipinjamnya pada lelaki itu, tetapi sampai saat ini belum pernah bertemu kembali.
Hari ini merupakan hari keberuntunga Pylaris Fredella karena pucuk dicinta ulam pun tiba. Edel seakan menemukan permata, Edel merasa senang ketika melihat sosok Arion yang memasuki kafetaria bersama teman-temannya. Baru saja memikirkan sosok Arion, yang dipikirkan tiba-tiba muncul di hadapannya seperti menggunakan pintu doraemon yang langsung muncul.
Edel saat ini sedang nongkrong di kafetaria bersama Ravin, Audi, dan Petra setelah selesai mata kuliah. Kalau Jesslyn sedang ada kelas, jurusan beda sendiri mah begitu, tidak ada temannya.
Begitu rombongan Arion melewati meja yang ditempati oleh Edel, ia seakan diam seperti patung lilin yang ada di museum-museum. Edel hanya memandangi Arion tanpa berniat untuk memanggil. Sama seperti Edel, Arion pun ingin menyapa Edel tetapi ia urungkan takut dikira SKSD banget. Sehingga Arion melewatinya begitu saja seperti orang yang tidak kenal dengan Edel.
Arion dan teman-temannya duduk di samping Edel yang hanya memberikan jarak satu meja. Posisinya sudah strategis banget antara Edel dan Arion, tapi mereka tidak melakukan apa pun.
"Eh gue mau balikin uang ke orang itu tuh." ucap Edel berbisik kepada teman-temannya dengan memajukan kepalanya mendekatkat, Edel pun menunjukkan orang yang dimaksud kepada teman-temannya.
"Ya sono balikin lah." sahut Ravin acuh tak acuh.
"Emang ya lo tuh gak pernah membantu sama sekali." Edel memutar bola matanya kesal mendengar ucapan balasan Ravin.
"Lagi ribet amat lo tibang balikin doang." tambah Ravin.
Audi langsung menghentikan percakapan antara Edel dan Ravin yang jika dilanjutkan makin panjang adu bacotnya ini, tahu-tahu ada piring terbang di kafetaria. Tapi engga deng, tidak sampai ada fenomena piring terbang segala.
"Begini ya Ravindra. Lo liat noh itu sekumpulan lelaki semua, masa iya Edel tiba-tiba nyamperin. Kan gak lucu." sahut Audi seakan menjelaskan kata-kata yang dimaksudkan oleh Edel.
"Lucu kata gue mah, tiba-tiba Edel nyamperin itu cowok, nyapa gitu eh tau-taunya itu cowok gak inget, kek yang ini orang siapa sih gak danta amat, sok kenal banget. Kan jadi lucu Di." respon Ravindra diiringi dengan tawanya, seakan paling tahu kek buat skenario drama.
Edel langsung naik pitam begitu mendengar penuturan Ravin, padahal ia sedang serius tapi malah dibercandain begini.
"Emang bangsat si Ravin cuman pengen buat lo malu doang Del." sambar Petra yang ikut tertawa bersama Ravin.
"IYA EMANG." balas Edel segera bangun dari tempat duduknya ingin menarik rambut Ravin yang duduk di depan dirinya.
Ravin semakin tertawa bersama Petra sambil menghindari tangan Edel yang berusaha untuk menarik rambutnya.
Pada akhirnya Edel tidak jadi menghampiri Arion untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya, Edel malah jadi bertengkar sekaligus bercanda dengan Ravin.
"Yon makan itu, keburu asat kuahnya." panggil teman Arion menyadarkan Arion yang sedang memerhatikan meja Edel bersama teman-temannya. Lalu, Arion mengalihkan pandangan ke arah mie ayam yang berada tepat di depan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're (Not) Just Friends✔
RomanceJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Pylaris Fredella atau biasa disapa Fredella yang berarti pembawa kedamaian. Kenyataannya sih boro-boro pembawa kedamaian, kalau ada Fredella itu berisik ditam...