Malam hari Edel mengunjungi kamar Jesslyn yang berada di sebelah kamarnya. Setelah dipikir-pikir Edel jarang bertemu Jesslyn sekadar untuk mengobrol atau menggosip.
Edel memasuki kamar Jesslyn yang pintunya tidak ditutup. Edel menghampiri Jesslyn yang sedang duduk di depan laptopnya, Jesslyn mengadahkan kepalanya ke atas melihat Edel, setelah itu Edel berpindah menuju tempat tidur Jesslyn.
"Jes lo pengen balik nggak? Gue pengen balik ke rumah deh rasanya." ucap Edel yang sedang tiduran di atas tempat tidur Jesslyn.
Jesslyn yang sedang mengetikkan sesuatu pada laptopnya, sedang mengerjakan tugas kuliah jadi menengok ke arah Edel. "Gue juga sih pengen balik. Bentar lagi mau UAS kan Del bakal libur panjang kita bisa balik ke rumah."
"Iya sih, tapi rasanya mau ke rumah sekarang juga." balas Edel sambil mengubah posisi tidurnya.
"Kenapa lo pengen balik? Ada sesuatu ya?" tanya Jesslyn menghentikan kegiatannya mengetik tugas kuliah.
Edel yang merasa ucapan Jesslyn tepat sasaran jadi terdiam.
"Bener kan ada sesuatu?" tanya Jesslyn sekali lagi. Kali ini jadi mendekatkan Edel berjalan menuju tempat tidurnya.
"Emang ketahuan banget ya Jes?" tanya Edel yang jadi mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.
"Kelihatan, muka lo nggak cerah bersinar macam habis wudu. Kenapa lo?"
Edel jadi mendengus mendengar ucapan Jesslyn. "Gue juga nggak tahu ini kenapa, gue merasa ada yang beda dari Arion. Gue tadi ketemu Arion di kafetaria, dia cuek banget sama gue Jes. Gue juga nge-chat atau nelpon dia nggak ada balasan. Kenapa ya Jes?" cerita Edel panjang lebar.
"Beneran Arion begitu Del? Kenapa ya dia? Lo nggak ada masalah sama dia kan?"
"Itu dia Jes masalahnya, gue tuh sama Arion apa ya? Dia tuh jarang banget, malah kayaknya nggak pernah berbagi cerita sama gue. Padahal gue pengen dia tuh cerita tentang kuliahnya atau apa pun ke-gue."
"Yah susah kalau gitu mah Del, lo nggak akan tahu inti masalahnya di mana ini. Gue juga nggak begitu kenal Arion jadi gue nggak tahu sifat dia itu seperti apa?"
"Makanya Jes gue ini lagi mikir mungkin gue ada salah sama Arion tanpa gue sadari."
"Yaudah lo ajak ngomong Arionnya baik-baik atau engga lo datangi kostannya Del biar jelas masalahnya, jangan berlarut-larut."
"Besok gue datangi kostannya Arion."
•••
Ravin dari tadi bolak-balik di depan ruang tamu kostan Talitha menunggu yang punya kamar kost pulang. Ravin daritadi menghubungi Talitha tetapi tidak ada balasan dari dirinya.
Pasalnya Talitha sudah menge-chat Ravin minta dijemput di fakultas, tetapi saat Ravin sampai tidak ada tanda-tanda Talitha di sana. Ravin menghubungi Deandra teman dekat Talitha saat dirinya telah menunggu lama di fakultas, Deandra membalas bahwa ia tidak tahu keberadaan Talitha, ia sedang tidak bersama Talitha. Kalau seperti ini Ravin jadi khawatir takut terjadi sesuatu kepada Talitha, mana wajahnya terlihat polos seakan mudah dibohongi.
"Ke mana sih Tata?" tanya Ravin berucap sendiri sambil mengotak-atik ponselnya.
Ravin duduk di sofa ruang tamu Talitha. Ia akan menunggu sampai Talitha pulang ke kostan, ia harus melihat Talitha untuk mengecek sendiri bahwa apa yang dipikirkan oleh Ravin tidak akan terjadi.
Telah menunggu lama akhirnya Talitha menampakkan diri. Terlihat ia turun dari mobil yang mengantarkannya memasuki halaman kostan Talitha.
Ravin melihat jam pada pergelangan tangan kirinya. Pukul 21.17, pukul 22.00 sebentar lagi kostan Talitha akan ditutup. Ravin memerhatikan Talitha dari ruang tamu. Orang yang mengantar Talitha pulang menurunkan kaca mobilnya memberikan lambaian tangan pada Talitha. Talitha membalas lambaian tangannya sambil mengucapkan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're (Not) Just Friends✔
RomanceJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Pylaris Fredella atau biasa disapa Fredella yang berarti pembawa kedamaian. Kenyataannya sih boro-boro pembawa kedamaian, kalau ada Fredella itu berisik ditam...