Kalian bertanya-tanya bagaimana Ravin dan Talitha bisa menjalin hubungan?
Begini ceritanya, Ravin yang memang dari awal suka melancong ke fakultas yang ada di kampus mencari yang cakep, dasar lekaki. Ia mampir ke FIK memang mahasiswanya mayoritas perempuan, saat memasuki fakultas ia melihat seorang perempuan sedang duduk di gazebo sendirian dengan buku di pangkuannya. Lalu perempuan tersebut yang masih diperhatikan oleh Ravin didatangi oleh temannya sambil berucap, "ayo makan dulu Ta, belajar mulu lo gak capek apa." Setelah temannya berucap demikian, perempuan yang dipanggil Ta itu tersenyum sambil membereskan buku dan tasnya. Lalu beranjak bersama temannya meninggalkan gazebo.
Entah mengapa Ravin menjadi penasaran dengan perempuan tersebut. Makin lama Ravin semakin gencar mendekati perempuan tersebut yang bernama lengkap Talitha Valerie. Setelah melalui tahap pdkt, yaudah pacaran tuh.
Yang dilihat orang sih Ravin dan Talitha pacaran selalu lovey-dovey, hey belum tentu.
Ternyata semenjak pacaran Ravin menyadari bahwa Talitha ini tidak suka dengan Edel, awal-awal Ravin tidak menyadari, tetapi setelah diperhatikan olehnya Talitha sangat sensitif jika sudah menyangkut Edel.
Kadang mereka suka bertengkar mengenai hal-hal kecil, yang menurut orang sih hal seperti itu tidak perlu diributkan.
Makin ke sini Ravin sebenarnya bimbang apakah benar ia menyukai Talitha atau tidak?
Pada saat awal-awal kuliah, Ravin yang sudah kenal dengan Edel setelah insiden ospek sempat ada rasa suka sedikit kepada Edel. Ravin tidak munafik sih Edel cantik, kepribadiannya juga unik, ternyata setelah sudah kenal, lebih asik dijadikan teman, makin lama naik itu status jadi sahabat.
Mengapa enak dijadikan sahabat? Karena setelah dipikirkan jika pacaran mungkin mereka tidak seterbuka menjadi sahabat, tidak segila saat menjadi sahabat, lalu jika amit-amit putus mungkin situasinya akan menjadi canggung, akan sulit jika ingin menjadi teman kembali. Makanya lebih baik seperti ini.
Lalu jika seperti ini bagaimana ceritanya Talitha menyuruh Ravin jangan dekat-dekat dengan Edel, mereka saja satu fakultas, intensitas bertemunya pasti sering.
Pas banget saat Ravin sedang duduk di gazebo bersama teman-temannya, Edel dan rombongannya dari jauh sudah terlihat akan berjalan menuju ke arah Ravin sambil membawa plastik jajanan, Ravin menebak pasti habis dari kopma. Ravin pun tidak ada niat untuk menyapa Edel dan teman-temannya saat lewat, ia malah menyibukkan diri dengan memainkan ponsel.
Yang menyapa duluan malah Edel dengan suara toanya itu. "Ngapain nih pada ngumpul-ngumpul? Rame amat mau ngocok arisan apa?"
"Astagfirullah ketenangan gue terganggu dengan kedatangan lo Del." sahut Petra yang langsung terkena tabokan pada bahunya dari Edel, yang menyaksikan hal tersebut langsung menertawai Petra.
"Yaudah gue ke kelas." kata Edel sewot.
"Eh tunggu dulu." kata Petra menghentikan Edel dan teman-temannya yang akan pergi.
"Itu apaan yang ada diplastik?" tanya Petra pura-pura tidak tahu.
Edel pun langsung mengangkat plastik yang dipegangnya. "Ini?"
Petranya mengangguk tanda menjawab iya.
"Jajanan, emang kenapa?"
"Bagi-bagi lah sini, banyak banget kalian beli."
Setelah itu terdengar sahutan wooo dari Edel dan teman-temannya.
"Beli sendiri sono." celetuk Zara yang sedang memakan ice cream-nya. Enak banget siang-siang makan ice cream.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're (Not) Just Friends✔
RomanceJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Pylaris Fredella atau biasa disapa Fredella yang berarti pembawa kedamaian. Kenyataannya sih boro-boro pembawa kedamaian, kalau ada Fredella itu berisik ditam...