•33• Fredella

637 48 0
                                    

"Fey ayolah Fey anterin gue ke kostan Ravin." Edel masih berusaha membujuk Freya agar mau mengantarkannya ke kostan Ravin.

Freya tidak membalas ucapan Edel melainkan melongos, lalu sibuk memainkan ponselnya.

Edel berpindah kepada Zara yang duduk di sebelahnya." Ra anterin gue ayo."

Zara mengembuskan napasnya secara kasar karena telah lelah dari tadi mendengar Edel memohon-mohon minta diantarkan. "Ayo dah, pusing gue dengar suara lo dari tadi."

Setelah berucap seperti itu wajah Edel jadi semringah.

"Cih senang lo." balas Zara. "Tapi ada syaratnya Del." lanjutnya.

Edel jadi mengubah ekspresi wajahnya menjadi tidak bersahabat. "Apa-apaan lo pakai syarat-syarat segala. Ngga ada, ngga ada."

"Yaudah sono lo ke sana sendiri, gue mau tidur aja." kata Zara yang tadinya ingin mengganti pakaian jadi membelokkan badannya menuju tempat tidur.

Edel menghentikan Zara dengan menarik tangannya. "Yaudah apaan syaratnya?"

Zara jadi mengulumkan senyumnya. "Syaratnya adalah beliin gue boba."

"Yaelah itu doang." balas Edel dengan nada meremehkan.

"Oh gitu Del. Yaudah gue juga minta beliin mekdi."

"Kok lo ngelunjak sih."

"Tuh kan emang ya lo tuh ngeselin banget." kata Zara sambil menjitak kepala Edel agak keras.

"Aduh sakit goblok." Edel mengelus kepalanya bekas jitakan Zara.

"Rasain emang enak." itu suara Freya yang berbicara.

Edel pun langsung mengarahkan pandangannya kepada Freya.

"Yaudah beli boba aja, ngga usah nambah-nambah yang lain."

"Yaudah iya. Dah sono lo duduk, gue mau ganti baju dulu." kata Zara.

Ini mereka ngomong ngegas banget.

"Yaudah sih biasa aja ngomongnya." ucap Freya."

"Nyamber aja sih lo kayak petasan." kata Edel yang disambut oleh Freya melempar Edel dengan bantal yang ada di dekatnya.

Sambil menunggu Zara berganti pakaian Edel memainkan ponselnya.

"Kuy Del." kata Zara setelah selesai berganti pakaian.

Edel menyimpan ponselnya ke dalam tas dan bangkit dari duduknya.

"Kunci motor lo mana Fey?" tanya Zara ke hadapan Freya.

Freya jadi mengangkat kepalanya dari layar ponsel. "Apaan? Napa jadi nanyain kunci motor gue.

"Pinjem motor lah gue, pakai nanya lagi lo."

"Ya buat apa?"

"Buat nganter ini curut." kata Zara sambil menunjuk Edel.

"Lah lo kan punya motor Maemunah ngapain minjam ke gue?"

"Bensin gue habis, makanya mau pinjam lo."

"Pantesan aja lo mau nganterin Edel, orang lo nganternya pakai motor gue." omel Freya.

"Yaudah sih sama aja kan, lo ngga mau nganterin Edel yaudah gue yang nganter pakai motor lo biar adil."

"Adil kepala lo, yang ada gue rugi mana lo dapat boba gue engga lagi."

Edel menghentikan perdebatan antara Zara dan Freya. "Terus jadi ngga nih nganterin gue malah ribut lagi lo berdua."

Freya mengembuskan napasnya lalu berjalan keluar kamar Zara menuju kamarnya sendiri yang letaknya di sebelah kamar Zara.

We're (Not) Just Friends✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang