Fakultas Edel sedang berlangsung kegiatan danusan buat acara tahunan yang tidak lama lagi akan dilaksanakan.
Seluruh panitia acara tersebut harus melaksanakan danusan demi kelangsungan acara tahunan FISIP. Walaupun ada sponsor tetap belum cukup budget-nya soalnya acara besar jadi budget-nya harus banyak pula.
Sebenarnya setiap mahasiswa pun diperkenankan membantu kegiatan danusan tersebut. Ya tapi gimana ya, namanya juga manusia pasti tidak luput dari kata mager, jadi ada yang tidak melaksanakan kegiatan tersebut.
Pengennya sih minta pengisi acaranya yang bagus, yang terkenal, yang ini, yang itu ya tapi tidak ada kontribusinya buat acara.
Siang ini Edel dan teman-temannya sedang melakukan danusan. Setiap jurusan yang ada di FISIP membuka stan, terserah mau jualan apa aja yang penting bantu danusan. Jual tampang biar dagangannya banyak yang beli juga boleh.
"Wah gila panas banget ini gak kuat gue, gantianlah." ucap Edel kepada teman-teman se-jurusannya yang berada di stan. Walaupun sudah memegang kipas portable untuk mengipaskan dirinya tetap tidak berguna.
Cuaca hari ini memang sedang panas-panasnya. Matahari rasanya tepat di atas kepala sangking teriknya. Kalau dibuat jemur baju dirasa kering banget kek kanebo.
Saat Edel ingin melipir ke tempat teduh ia melihat Audi sedang berjalan menuju stannya.
"Emang si kampret kemana aja lo? Gue dari tadi jaga stan panas-panasan." komentar Edel begitu Audi tiba di hadapannya.
Audi hanya cengengesan merespon ucapan Edel. "Ya maap gue kan semalam begadang jadi bangunnya kesiangan."
"HALAH." sambung Edel sambil mengambil tasnya yang berada di atas meja stan.
"Sono gantian sama yang lain. Gue mah udahan lah panas. Lagian gue udah dari pagi." ujar Edel yang ingin beranjak pergi dari stan.
"Lah kok gitu. Lo tetep di sini dong." pinta Audi kepada Edel.
"Idih ogah panas." tolak Edel sambil terus menghadapkan kipas portable-nya ke arah wajahnya. "Sono lo suruh Daniyal, KM gak tau diri emang, kepala suku gak mau kerja malah anak bawangnya yang kerja."
Audi mendengus sebal. "Yaudah sono pergi lo." usir Audi kepada Edel sambil mendorongkan bahu Edel menyuruhnya segera pergi.
"Eh anjing biasa aja napa." balas Edel sewot tapi tetap mengejek Audi dengan berjalan menjauh dari stan.
Setelah Edel pergi dari stan jualannya tetap sih mengirim pesan kepada Audi bahwa ia akan ke kafetaria.
Ya kemana lagi ye kan selain ke kafetaria. Panas-panas gini enaknya nyemilin es batu. Nikmat mana lagi yang kau dustakan.
Ternyata pas sampai kafetaria ramai, usai sampai di sini, gak jadi nyemilin es batu. Memang sih siang ini lagi jam-jamnya istirahat, jadi mahasiswa pasti pada melipir ke kafetaria untuk mengisi perut atau nongki-nongki so cool padahal mata jelalatan nyari mangsa yang cakep. Udah kayak lagi nge-scan.
Akhirnya Edel memutuskan memutar balik, tidak jadi memasuki kafetaria yang penuh itu. Sesak woy banyak banget orang, kalau kata dosen gue mah bau ayam sangking banyaknya manusia jadi keringatnya jadi satu. Koplak emang.
Mending gue go food chatime aja, kebetulan lagi dapat voucher. Sekalian ajak Audi beli bareng.
Audi pun balik lagi ke stan, ternyata di sana sudah ada Daniyal. Pasti si Audi marah-marah ke Daniyal gara-gara gak ikutan danusan. Si Audi gak ngaca padahal dia juga baru datang.
"Heh ke mana aja lo bukannya danusan?" ujar Daniyal begitu Edel tiba di stan.
"Tau lo bukannya danusan malah kipasan." ujar Audi menimpali.
"Eh si bangsat gue dari pagi danusan anying, ngaca sia baru pada datang." balas Edel kesal.
"Tanya aja Freya. Ya kan Fey?" ucap Edel dengan nada tinggi menahan emosi.
"Emang iya Del? Gue aja baru lihat lo datang ini. " Freya malah balik bertanya kepada Edel.
"TAI." umpat Edel kenceng di depan teman-teman se-jurusannya yang sedang berada di stan.
Seketika mereka tertawa dibuatnya.
"BANGSAT." umpat Edel sekali lagi.
Tapi setelah itu balik lagi seperti semula, Edel menawarkan kepada teman-temannya apakah ada yang mau beli chatime biar beli banyak. Kan lumayan nanti Gue yang dapat banyak voucher. Hahaha.
Karena ojek online dilarang masuk, go food-nya itu dititipin di pos satpam sampai pembelinya yang mengambil sendiri. Karena bayarnya sudah pakai gopay jadi tenang aja, gak usah buru-buru ke pos satpam buat ngasih uang cash. Kebetulan satpamnya pun sudah kenal dengan Edel jadi pas abang go food-nya nyebutin nama Edel pak satpamnya langsung ngeh.
Gila ini beli chatime gak ngotak banyak banget bro. Kek beli untuk satu kampung. Ya memang lagi panas-panas gini kan cocoknya minum es. Jadi pada beli chatime pas ditawarin Edel.
Disela-sela jaga stan ada ajalah yang diomongin. Si inu jadian sama si ina. Si itu putus sama si ita, cowok-cowok cakep yang ada di kampus, cewek-cewek cantik yang ada di kampus. Bahasannya jadi merembet ke mana-mana, semua informan menyuarakan berita yang diketahuinya. Yang laki-lakinya pun ikutan menyimak yang lagi dibicarakan oleh kaum hawa.
Pantes banget jurusan ilmu komunikasi, lancar bener komunikasinya kalau masalah beginian. Ilmunya kepake.
Tibalah pada pembahasan ini.
"Eh Del masa kemaren gue ngeliat si Ravin jalan sama cewek." ucap Freya yang disimak sama yang lain.
"Lah emang ngapa dah? Kayak yang langka aja si Ravin jalan sama cewek. Apa karena Ravin ke mana-mana sama Petra jadi heran ya lo." ucap Edel menanggapi hal tentang Ravin.
"Ya gak gitu, kan yang gue lihat si Ravin kalo jalan sama cewek itu pasti sama lo. Sama Audi atau temen lo si Jesslyn pasti ada lo juga."
"Gue juga belum kenalan sama itu cewek sih. Penasaran gue, baru lihat mukanya sekilas doang."
"Cantik gak Fey ceweknya?" tanya Daniyal menimpali pembicaraan tersebut.
"Menurut gue cantik sih. Edel kalah." kata Freya menanggapi.
"Si anying." respon Edel. Yang lain hanya terkekeh.
"Tapi si Zara kenal nih, satu SMA sama dia." tunjuk Freya kepada Zara. Memang kemarin saat Freya dan Zara pergi bersama bertemu dengan Ravin.
"Namanya Talitha, biasa dipanggil Tata, jurusan ilmu gizi, seangkatan sama kita." ujar Zara membuka suara yang dari tadi hanya jadi penyimak.
"Buset apal bener udah kayak sensus penduduk. Sekalian hobi, nomor sepatu, golongan darah sama jumlah saudara kandungnya berapa." celetuk Daniyal.
"Jauh juga ya si Ravin mainnya sampe ke FIK. Bukan maeeeenn." respon Edel sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak menyangka.
"Udahan gosipnya woy danusan ini kita. Nanti ditanya setorannya mana malah plonga-plonga gak bisa jawab." ujar Audi menyudahi pembahasan mengenai anak-anak kampus.
"Lah iya baru inget, mana masih banyak lagi, belum sampe target." kata Daniyal yang harusnya mengawasi danusan malah ikutan ngegosip.
"Del buru upload di insta story tawarin danusan kita. Followers lo banyak kan, hits kampus, mana cantik banget lagi." ujar Freya menyuruh Edel dengan entengnya.
Edel hanya memutar bola matanya mendengar ucapan Freya.
"Bisa aja lo Feya ular, tadi bilang Edel kalah cantik dari Tata." ucap Zara membalas ucapan Freya.
Freya hanya menanggapi ucapan Zara dengan tertawa, yang diikuti dengan yang lain. Edel mengumpat.
•••
Aku update disela-sela UTS.
Semoga suka✨
Aku tidak tau itu tulisan apa, yasudahlah begini adanya.
Jangan lupa meninggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're (Not) Just Friends✔
RomanceJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Pylaris Fredella atau biasa disapa Fredella yang berarti pembawa kedamaian. Kenyataannya sih boro-boro pembawa kedamaian, kalau ada Fredella itu berisik ditam...