Cuaca pagi ini terasa lebih cerah dari hari-hari sebelumnya, hal ini pun berdampak pada hawa yang dibawa Ravin ketika memasuki ruang kelas.
Ravin terlihat bercahaya macam habis melaksanakan salat duha sebelum berangkat kuliah.
Saat memasuki ruang kelas Ravin langsung menuju bangku paling belakang yang sudah diisi oleh teman-temannya, seakan-akan tempat paling belakang merupakan singgasana mereka. Kecuali jika para basis belakang telat memasuki kelas, dapat dipastikan mereka bakal duduk kursi paling depan.
Ravin duduk di sebelah Petra yang kursinya masih kosong, Petra sudah sampai kelas sebelum Ravin datang.
"Auranya kok beda ya dari kemarin, lo udah nggak pms lagi Rav?" tanya Petra begitu Ravin sudah duduk di samping dirinya.
"Sialan lo dikata gue cewek." balas Ravin.
"Lagian dari kemarin kenapa lo? Sensi amat kayak cowok putus cinta atau ditinggal kekasihnya menikah dengan cowok lain."
"Omongan lo terlalu jauh Pet. Jelas-jelas gue nggak kenapa-napa, kemarin-kemarin tuh gue lagi sebal sama lo makanya gue sensiin lo terus."
"Dasar bocah aneh, gue ngga ngapa-ngapain tahu-tahu kena semprot. Perasaan gua juga nggak ngelakuin apapun."
Ravin hanya memberikan kekehan. "Nanti nongkrong dah sama yang lain, udah lama kita nggak nongkrong." Ravin malah memberikan respon atas ucapan Petra tidak sesuai.
"Tuh kan emang sakit ya lo? Kenapa suasana hati lo tiap hari selalu berubah-ubah sih? Lama-lama takut gue didekat lo."
"Lebay lo ah."
"Je tukeran tempat duduk, takut gue duduk di samping Ravin." ucap Petra kepada Jeddi yang duduk di samping dirinya.
Jeddi yang tidak tahu-menahu memberikan wajah bingung seakan bertanya ada apa kepada Petra dan Ravin.
Mendapat respon seperti itu dari jeddi Ravin jadi tertawa." Udah lo emang ditakdirkan duduk di samping gue."
Petra jadi melotot kepada Ravin. "Lo kenapa sih? Anjing gue jadi takut sama lo, kesambet apaan lo? Ngaku nggak lo siapa?"
Ini malah jadi yang kelihatan gila si Petra.
"Apa sih lo?" Ravin jadi tidak tahan untuk menoyor kepala Petra. "Udah diam lo! Itu Bu Krista udah sampai pintu." lanjutnya sambil mengarahkan pandangannya pada Bu Krista yang akan memasuki kelas.
Akhirnya diam itu Petra, tidak hanya Petra yang diam, tetapi seluruh laki-laki di kelas kalau sudah masuk mata kuliah bu Krista bakal fokus. Maksudnya fokus melihat wajah bu Krista yang merupakan dosen perempuan muda di jurusan, ditambah parasnya yang cantik. Bagaimana bisa mereka menyia-nyiakan hal tersebut dengan mengobrol dan bercanda? Mending fokus memerhatikan bu Krista mengajar.
•••
Siang ini Edel berjalan memasuki fakultas karena hari ini ia ada kuliah siang pukul 13.00. Edel berjalan sambil sesekali mengecek ponselnya untuk melihat isi pesan Audi, ia bertanya apakah Audi sudah sampai kampus atau belum.
Saat ingin membalas pesan Audi terdengar suara klakson motor yang membuat Edel tersentak kaget. "Anjing." latahnya.
Orang yang membunyikan klakson motor langsung tertawa. Edel segera membalikkan badannya ke arah belakang. "Ngeselin banget sih lo pakai acara bunyiin klakson segala." marah Edel sambil memukuli orang yang membunyikan klakson motor bertubi-tubi.
"Ampun sakit Del." ucap orang tersebut.
Edel pun menghentikan pukulannya. "Makanya jadi orang nggak usah ngeselin. Emang lo kata gue nggak kaget apa hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
We're (Not) Just Friends✔
RomanceJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Pylaris Fredella atau biasa disapa Fredella yang berarti pembawa kedamaian. Kenyataannya sih boro-boro pembawa kedamaian, kalau ada Fredella itu berisik ditam...