•41• Badai

561 41 5
                                    

"Del Del tunggu." teriak Arion yang sudah sampai halaman kostan. Edel dan Jesslyn berada jauh di depannya, sudah mencapai gerbang kostan.

Edel menghentikan motor yang lewat untuk mengantarkannya pulang ke kostan. Edel tidak tahu dan tidak peduli yang ia hentikan itu tukang ojek sungguhan atau hanya orang lewat.

Edel meninggalkan kawasan kostan Arion dengan orang yang tadi ia hentikan, Jesslyn masih berdiri di depan gerbang kostan Arion melihat motor yang ditumpangi Edel bergerak menjauh.

Jesslyn mengarahkan pandangannya ke belakang terlihat Arion berhenti di gerbang kostan ketika melihat Edel sudah pergi.

"Gue kenapa terjebak dalam situasi ini ya Allah? Hal apa yang pernah gue lakukan dimasa lalu bisa-bisanya menyaksikan drama orang pacaran." ucap Jesslyn dengan tidak melihat situasi dan kondisi.

"Gini nih kalau anak udah kenal pacar-pacaran." tambah Jesslyn masih mendumal.

"Jes temen lo..." kata Arion menghampiri Jesslyn yang berdiri di luar gerbang kostan.

"Dia kayaknya marah deh Yon, mukanya seram banget. Kayaknya hari ini gue nggak bisa tenangi dia, gue nggak mau dijadikan samsak amukan Edel." ucap Jesslyn dengan wajah memohon.

Arion tidak jadi meneruskan kata-katanya. Ia mengembuskan napas panjang. "Lo mau ke mana Jes?" tanya Arion yang melihat Jesslyn sudah mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

"Mau balik ke kostan." jawab Jesslyn tanpa berpaling dari layar ponsel.

"Yaudah gue antar, biar gue sekalian lihat Edel." Jesslyn jadi mendongakkan kepalanya dari layar ponsel, ia mengeluarkan aplikasi ojek online yang tadinya akan ia pesan.

"Boleh deh." Arion kembali masuk ke kostannya untuk mengambil motor. Jesslyn menunggu di luar kostan Arion.

Sesampainya di kostan Edel, Jesslyn langsung turun dari boncengan motor Arion, ia berlari menuju pintu kamar Edel. "Del lo di dalam?" tanya Jesslyn yang mendekatkan telinganya pada pintu kamar Edel sambil mengetuknya

"Del jawab." ucap Jesslyn sekali lagi.

"Iya. Udah lo nggak usah ganggu, gue mau tidur ngantuk. Ngapain gue bangun pagi-pagi kurang kerjaan banget mending gue tidur. Kalau ada Arion bilang nggak usah ganggu gue juga, gue lagi malas lihat mukanya." balas Edel setengah berteriak agar suaranya terdengar sampai luar.

Arion yang memang sudah turun dari motornya dan berdiri di dekat Jesslyn mendengar semua ucapan Edel.

"Gimana Yon?" tanya Jesslyn menengok ke arah Arion. Wajah Jesslyn sama seperti Arion tidak tahu harus melakukan apa.

"Yaudah Jes mau gimana lagi kalau Edelnya udah begitu." jawab Arion menatap nanar pintu kamar Edel. "Tadi pas kalian berdiri di dekat pintu kamar gue, lo dengar semuanya Jes?" tanya Arion mengalihkan tatapan dari pintu kamar Edel kepada Jesslyn.

"I-iya." jawab Jesslyn ragu sambil menganggukkan kepalanya.

"Berarti Edel juga...?" tanya Arion kembali.

"Edel juga dengar jelas Yon. Maaf ya bukan niat mau nguping tapi tadi sebelum masuk tuh kita juga enggak enak soalnya kan lo lagi ada tamu. Eh malah dengar semua pembicaraan lo sama teman lo." papar Jesslyn takut-takut.

"Iya nggak apa-apa Jes."

Jesslyn ingin membicarakan hal ini ini lebih lanjut dengan Arion tetapi Arion harus pamit ke kontrakan temannya untuk mengerjakan tugas projek UASnya. Jesslyn ingin menahannya tapi ia siapa tidak punya hak, jadi Jesslyn membiarkan Arion pergi dari kostannya.

We're (Not) Just Friends✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang