3. Kekecewaan

75.9K 6.8K 126
                                    

Lily sebenarnya selalu berkecil hati ketika pulang kampung. Gimana nggak merasa minder, di bandingkan dengan ke 3 saudarinya, hanya dia yang hidupnya nggak sukses. Adik keduanya Dinda merupakan seorang apoteker dan memiliki suami seorang dokter gigi, adik ketiganya Reyna merupakan desainer busana pernikahan dan ia juga sudah memiliki tunangan dan akan menikah tahun depan. Adik bungsunya Lian masih kuliah di FK UI, dia juga pacaran dengan teman kuliahnya mereka sama-sama calon dokter. Sedangkan Lily, ia hanya lulusan universitas swasta di Palembang jurusan tata boga. Tahun-tahun setelah lulus ia sibukkan untuk mencari uang membantu kuliah ketiga adiknya karena ayahnya meninggal. Jadi, ia sibuk mengurusi keluarganya sampai tak pernah menyempatkan diri mencari pacar atau berdandan cantik. Jadi begitu ia sadar, Lily sudah melewati masa mudanya dengan bekerja.

Awalnya, gadis itu merasa biasa saja ketika adik keduanya menikah, toh jodoh datang tak ada yang tau, jadi dia mengabaikan saja sindiran para tetangga dan sanak keluarganya.

Lalu 2 bulan yang lalu adik ketiganya mengatakan ingin segera menikah. Sayangnya ibunda tercintanya itu merasa kasihan pada Lily dan tak mau anak gadisnya dilangkahi lagi oleh adiknya, jadi adik ketiganya hanya bertunangan. Lily tau adiknya itu merasa tidak puas dengan hal itu dan dia hanya bisa merasa bersalah.

Ibundanya bilang, kalau Lily harus segera menemukan pendamping, sayangnya tak semudah itu. Jadi begitu ia sedikit mencurahkan perasaannya pada teman kerjanya, temanya itu malah dituduh selingkuh dengannya dan sialnya berujung pada pemecatan Lily dari pekerjaannya sebagai koki di restoran tempatnya bekerja hampir 8 tahun.

Karena adiknya sedang hamil, ibunda Lily memutuskan tinggal bersama mereka, jadi Lily yang tidak punya pekerjaan ini akhirnya kebingungan sendiri dan akhirnya memutuskan mencari kerja di Jakarta.

Sulit sudah pasti. Lowongan pekerjaan rata-rata menginginkan usia maksimal 25 tahun, sedangkan ia sendiri sudah 28 tahun, juga mereka ingin lulusan universitas negeri atau swasta dengan akreditasi A. Mereka tampaknya tak peduli pada IPK 4 milik Lily lantaran ia berasal dari universitas swasta dengan akreditasi B. Jadi gadis itu memutuskan untuk mencari pekerjaan apapun yang halal asal tetap bisa menjalankan kewajibannya yaitu mengirim uang ke tabungan ibunya.

Lalu sekarang, begitu ia tak memiliki pekerjaan lagi, gadis itu kembali kebingungan. Belum lagi sindiran para kerabat yang makin terang-terangan dan sadis. Juga sepertinya mertua adiknya tidak terlalu menyukai Lily lantaran penampilan nya yang terlalu sederhana, berbeda dengan adiknya yang manis.

"Bunda udah sembuh, jadi sebaiknya kamu mulai kembali bekerja lagi. Bunda nggak apa-apa kok. Adik kamu juga udah mau lahiran dan bunda bakalan sibuk ngurusin cucu pertama bunda, jadi nggak sempat buat sayang-sayangan sama kamu lagi."

Kata-kata manis itu terdengar sangat tulus dan bundanya terlihat sangat bahagia. Lily memang yang paling bermanja-manja dengan bundanya, ia bahkan lebih senang berada dekat dengan bundanya itu dari pada pergi jauh. Tapi sepertinya, ia sadar sudah terlalu tua untuk hal itu. Lily hanya tersenyum.

"Calon mantu Bunda yang kemarin gimana kabarnya?"

Pertanyaan itu benar-benar sulit dijawab jujur. "Sehat kok Bun, dia masih sibuk kerja, jadi nggak sempat kesini." Bohong Lily.

"Jangan lama-lama pacarannya, aku nggak keberatan kok, kalau kita nikah bareng." Reyna tiba-tiba menyeletuk, dan Lily hanya bisa tersenyum.

Baru 1 bulan ia bersama mereka, tapi gadis itu sudah merasa tidak nyaman. Jadi besoknya ia memutuskan kembali ke Jakarta. Lily memang tak mengatakan kalau ia berhenti, gadis itu hanya bilang ia cuti dari kerjanya pada keluarganya, karena adik keduanya memintanya menjadi babysiter, tapi ternyata mertuanya sudah menemukan babysiter profesional dan menolak bantuan Lily.

Begitu sampai di Jakarta, ia mampir ke rumah Varo dan sedikit kecewa melihat pria itu terlihat sangat akrab dengan Arion dan gadis didepannya. Tampaknya pria itu sudah benar-benar menemukan penggantinya.

"Aku....kangen Rion." Ucap gadis itu ketika Varo menatapnya dingin.

"Orang luar dilarang masuk, bagaimana kalian bisa membiarkannya masuk?" Pria itu bertanya pada satpam rumah. Lily hanya bisa kembali merasa kecewa mendengar hal itu, ia tersenyum canggung lalu pamit pergi setelah mengelus rambut Rion.

Benar, ia bukan lagi babysitter Rion. Ia tak bekerja lagi disana, jadi wajar kalau sikap Varo begitu dingin padanya. Tidak!!, Pria itu memang selalu seperti itu. Hanya saja senyum bahagia yang ia tunjukkan pada babysitter yang baru, benar-benar membuat Lily iri.

 Hanya saja senyum bahagia yang ia tunjukkan pada babysitter yang baru, benar-benar membuat Lily iri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lily menghapus air matanya kemudian benar-benar pergi. Ia harus segera mencari pekerjaan lainnya dan melupakan keluarga itu.

🌸🌸🌸

A Little Cupid (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang