27. Saran

48.5K 5.2K 192
                                    

Varo baru selesai mandi dan membuka ponselnya. Pria itu mendapati pesan dari Lily yang menanyakan kapan ia pulang dan pesan itu sudah dikirim sejak siang tadi.

Varo meletakkan kembali ponselnya diatas meja samping tempat tidur. Ia mengambil ponselnya yang lain, lalu menelpon seseorang.

"Sebar video lengkapnya, juga terbitkan berita buruk mereka di media manapun. Karena mereka ingin terkenal, maka buat mereka menjadi paling terkenal!"

Setelah mengatakan hal itu, pria berganti pakaian dan membereskan pakaiannya yang lain dan memasukkannya ke dalam koper. Tadinya ia berencana pulang ke Indonesia besok, tapi setelah membaca pesan dari Lily, pria itu langsung memesan tiket pesawat dan pulang hari ini.

Untungnya masalah di Jepang terselesaikan dalam waktu 2 minggu, meski perampok di tokonya belum tertangkap, tapi masalah lainnya sudah diatasi dengan baik.

Varo juga sudah meningkatkan keamanan di toko-toko perhiasannya yang lain. Jadi sekarang ia merasa sedikit lega.

Masalah gosip pernikahannya ia ketahui dari Jinhyuk. Tentang keributan yang terjadi di lobi hotel, serta postingan video ucapan kejam Lily terhadap sanak keluarganya. Hal itu tak terlalu dipikirkan pria itu.

Ia yakin Lily tidak bersalah dan pasti ada yang sengaja menghancurkan nama baiknya. Jadi begitu rekaman lengkap CCTV dari lobi hotel di tonton oleh Varo, pria itu tak membahasnya di depan Lily. Menunggu gadis itu menceritakan masalah itu padanya. Sayangnya, Lily yang keras kepala yang dikenalnya, memilih menutup mulutnya.

Aku tau dua akan minta ma'af. Asal jangan minta cerai saja. Si pesimis ini, mesti diberi pelajaran.

Varo menyunggingkan senyumnya. Untuk Lily, ia punya rencana sendiri di otaknya dan yang pasti hal itu akan merubah sikap Lily terhadapnya.

🌺🌺

Varo sampai dirumahnya tengah malam. Pria itu hanya langsung masuk ke kamarnya dan tidur. Lily yang tak tau kalau Varo sudah pulang,  tampak makin frustasi karena pesannya belum di balas.

"Apa papa mu benar-benar marah?"

"Tapi mama mau minta ma'af."

"....."

"Papa~papa~" Arion memanggil Varo dengan penuh semangat. Lily yang mendengar itu, menarik nafas dalam lalu mengelus rambut si kecil.

"Apa Rion merindukan papa? Biar...mama telpon dulu, tunggu sebentar."

"....."

"Kenapa tidak diangkat? Sibuk kah? Tapi ini baru jam setengah 7. Dia...tidak mungkin sudah bekerja kan?"

Lily terus berusaha menelpon Varo, tapi pria itu tetap tak mengangkat telponnya.

"Papamu pasti sibuk. Nanti kita telpon lagi." Lily menyerah setelah gagal menelpon Varo yang ke 4 kalinya. Gadis itu membawa Arion ke dapur, untuk sarapan. Sementara Arion terus tersenyum dan tertawa di pelukan gadis itu.

Varo berdiri di belakang Lily sejak tadi. Pria itu melambai ke arah Arion yang menyadari keberadaannya. Sayangnya Lily tak tau hal itu.

Kamar Varo ada di lantai 2. Pria itu hanya tidur-tiduran di kasurnya sambil mengecek perkembangan toko perhiasan lewat tablet di tangannya.

Namun samar-samar ia mendengar suara kecil Arion dan gedoran di pintu kamarnya.

Namun samar-samar ia mendengar suara kecil Arion dan gedoran di pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Little Cupid (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang