"Aku benci di foto!" Varo menatap Lily dengan pandangan tidak suka. Gadis itu tersenyum sambil menunjukkan hasil jepretannya."Lihat! Hasil foto yang bagus kan! Kamu selalu tersenyum dan tertawa di hadapan Rion. Sebenarnya...aku sedikit iri, hahaha~"
"...."
"Nah, kita mulai dari perlengkapan dapur. Kitchen set ini bagus juga. Dapurmu catnya warna apa? mungkin kita bisa menyesuaikan warnanya, biar matching."
Varo hanya memandang sekilas kearah Kitchen set di sana. Dan menjawab 'merah' untuk warna dinding dapurnya. Pria itu membiarkan Lily memilih dan nego dengan pemilik toko. Ia hanya menunggu sambil bermain dengan Rion.
Seharian itu mereka berkeliling membeli perlengkapan rumah. Istirahat siang sekedar untuk makan lalu lanjut lagi membeli barang.
"Beneran mesti beli baju baru juga? Kan kamu tinggal pulang dan ambil baju yang lama. Baju Rion juga masih baru dan banyak yang belum di pakai."
Varo berjalan sambil menggendong Rion. "Uang ku masih cukup banyak untuk membeli beberapa baju lagi."
Jawaban yang benar-benar tidak mau didengar oleh orang hemat seperti Lily. Pemborosan!
Namun setelah mengatakan hal itu, Lily juga ikut-ikutan hunting baju.
"Aku benar-benar ingin mengambil foto Rion memakai baju motif binatang ini, pasti benar-benar lucu." Lily kebingungan memilih antara baju motif beruang dan baju motif sapi. Tapi Varo segera memanggil pelayan butik itu untuk mengambil selusin baju bayi motif binatang dan membelinya.
"....."
"Jangan lupa, semua fotonya harus di cetak dalam ukuran besar. Buat hiasan dinding."
Ah....sudahlah. "...Oke!"
Lily gantian menggendong Arion sementara Varo membayar di kasir. Beberapa ibu-ibu pelanggan butik datang menghampiri Lily.
"Lucunya~ Berapa bulan?" Tanya salah satu itu itu sambil memegang tangan kecil Arion. Si imut itu malah tersenyum makin manis.
"9 bulan."
"Yak ampun! Kemarin ngidam apa? Anaknya bisa lucu banget kayak gini."
"...." Lily hanya tersenyum, yang pasti dia tidak punya jawaban pertanyaan itu.
"Papa~papa~" Rion tiba-tiba bicara, memanggil Varo yang berjalan mendekat menuju mereka.
Ibu-ibu yang berada didekat Lily, histeris melihat pria itu.
"Yak ampun~~ Pantesan anaknya ganteng imut. Mirip sekali sama bapaknya toh!"
"....." Lily dan Varo hanya saling pandang, canggung.
"Matanya mirip ibunya. Hidung sama bibirnya mirip Bapaknya. Benar-benar kombinasi kalian berdua. Ahh...pengen deh nanti di jadiin besan, biar ketularan cakepnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Cupid (End)
RomancePesan sebelum membaca atau mengkritik karya orang lain : tolong ya, berikan krisan yang bermanfaat, terutama kalau yang baca adalah sesama penulis. Judul maupun isi cerita, adalah 100% dari pemikiran sendiri, nggak copas, nggak nyontek. Author sela...