"Ibu kandung Arion adalah saudara kembar papa. Namanya Reva, dan ayah kandung Arion namanya Revan Sebastian, mereka sama-sama kuliah hukum di Amerika dan bertemu di sana, selesai kuliah langsung menikah dan menetap di sana. Karena papa tinggal dan menetap di Korea, kadang mereka liburan di tempat papa, hingga akhirnya mama Arion hamil Arion, mereka memutuskan untuk pindah kembali jadi warga negara Indonesia."
Varo menceritakan hal itu di depan makam Reva dan Revan.
"Mereka adalah orang yang telah menjaga dan menyayangi papa, sampai papa jadi seperti ini. Mereka adalah satu-satunya keluarga yang papa punya dan papa sendiri berjanji untuk menjaga mereka dan tentu saja menjaga mu."
"Papa dan mama mu mengalami kecelakaan yang menyebabkan mereka sampai meninggal, satu-satunya orang yang selamat adalah kamu dan karena itulah papa memutuskan mengadopsi mu." Varo tersenyum sambil mengelus kepala Arion yang duduk di sampingnya.
"Papa awalnya berpikir akan mudah menjaga mu yang masih bayi." Varo lagi-lagi tersenyum. "Tapi ternyata kamu rewel sekali, taunya hanya menangis saja dan papa tambah stress ahahaha~ Tapi berkat kamu juga, papa jadi bisa ketemu mama." Varo menoleh ke arah Lily yang juga menyunggingkan senyum.
"Mama mu itu hanya dalam hitungan detik, mampu membuatmu yang seharian menangis, tiba-tiba diam dan tertidur pulas, amazing sekali. Mama mu lah yang memberimu nama Arion Azri Alvaro yang artinya anak laki-laki yang mempesona, cerdas dan bijaksana dan mama mu lah yang mengajarkan papa cara mengungkapkan kasih sayang, belajar bermanja-manja juga...." Varo melirik Lily. Ia lantas berbisik pada Arion, "mengatasi rasa cemburu."
"Karena kamu muncul dan menemani kehidupan papa yang suram, papa jadi mengerti bahwa papa masih pantas mencintai dan di cintai orang lain, belajar mengatasi rasa anti sosialnya papa karena itulah papa sangat berterima kasih pada kedua orang tua mu dan juga kamu."
"Papa....sebenarnya merasa sangat berat untuk membiarkan mu sekolah atau pergi jauh dari papa. Papa takut tidak mampu melindungi mu, papa takut kehilangan mu, sama seperti papa kehilangan orang tuamu. Dulu....papa tidak bisa menjaga mereka, karena papa terlalu sibuk dengan urusan papa sendiri. Sekarang papa masih kesulitan untuk mempercayai orang lain."
Varo menarik nafas dalam. "Tapi papa tau rasanya di kekang, dan tak punya kebebasan itu sangat menyedihkan. Papa dulu hidup penuh dengan tekanan. Makanya, papa….memutuskan untuk membiarkan mu memilih dan memutuskan kehidupan mu sendiri. Papa tak keberatan kamu melakukan apapun asal kamu nggak lupa, ada papa, mama, adik-adik mu yang selalu menyayangimu dan butuh kau perhatikan juga." Varo lagi-lagi mengelus kepala Arion.
"Hari ini, kita berkenalan sekaligus meminta izin pada kedua orang tuamu. Papa juga ingin membuat janji bahwa di manapun kamu berada, papa pasti akan melindungi mu dengan cara papa sendiri. Memastikan ku selamat dan sehat, memastikan bahwa kehidupan mu akan benar-benar baik. Jadi sepulang dari sini, mari kita bahas tentang sekolah dan tempat tinggal mu di Korea."
Arion mengangguk dan memeluk Varo, mengucapkan terima kasih karena sudah membesarkannya dan telah sangat menyayanginya.
Di belakang Varo dan Arion, ada Lily yang memeluk Sena, di sampingnya ada Alandra dan Andreo yang hanya diam saja. Lily tersenyum penuh haru pada dua orang di depannya.
"Kalian juga harus selalu menyayangi kak Rion seperti papa dan mama menyayangi nya. Karena kak Rion kalian.hanya punya kita sebagai keluarganya." Pinta Lily pada anak-anaknya.
Sena, Alandra dan Andreo mengangguk bersamaan. Mereka berjanji dalam hati, akan selalu menganggap Arion sebagai kakak mereka dan berjanji untuk menyayanginya.
🌺🌺
".…"
"…."
Arion menunjukkan 2 surat balasan resmi yang ia dapatkan dari Korea. Isi surat itu membuat Varo dan Lily menganga lebar.
"Ini…."Varo menatap Arion tidak percaya, yang di tatap hanya tersenyum polos.
Isi surat itu bukan surat masuk sekolah tapi surat resmi beasiswa dari 2 universitas terkenal di Korea, Seoul Nasional University, dan Korean University.
"3 bulan yang lalu Rion iseng ikutan tes online untuk mendapat beasiswa di sana. Ada syarat yang menyebutkan kalau batas usia dan ijazah tidak di perlukan, asal bisa lulus tes dan interview online. Rion sering main di perpustakaan papa, jadi belajar bahasanya di sana kadang juga belajar online. Terus ada buku-buku hukum yang Rion temukan, meski hanya sedikit dan semuanya dituliskan dalam huruf Korea, Rion….bosan baca komik jadi…..Rion mempelajari semuanya."
".…"
Arion masih menjelaskan dengan nada polos seolah semua penjelasannya itu adalah hal yang biasa. "Kalau Rion dapat nilai tinggi, beasiswanya bisa sampai S3, kan lumayan bisa mengurangi uang semester yang cukup mahal. Meski Rion tau papa nggak akan keberatan mengeluarkan uang tapi….Rion nggak mau seperti itu, toh papa pasti tetap mengeluarkan banyak uang karena harus bolak-balik menjenguk Rion di sana, mama juga pasti begitu kan."
"Kami juga bakal sering-sering jenguk kak Arion di
Korea." Si kembar berkata kompak dan membuat Arion mengacungkan jempolnya."Kamu lulus ujian masuk kuliah jurusan hukum?!" Varo akhirnya mampu bicara. "Kamu...kamu bakal kuliah di umur kamu yang baru 10 tahun!"
Wow. Lily akhirnya menutup mulutnya. Ia dan Varo jelas tak pernah tau kalau Arion ternyata se jenius ini.
Varo tau kalau kedua orang tua Arion, sama-sama kuliah jurusan hukum dan lulus dalam waktu singkat karena mereka sama-sama pintar, tapi Varo tidak pernah menyangka kalau Arion bahkan jauh lebih pintar dari mereka berdua. Bibit unggul macam ini, memang rugi kalau di kekang dan dibiarkan sekolah sesuai umurnya.
"Baiklah.…papa akan menelpon teman papa paman Taek Won. Kamu….akan lebih aman tinggal di sana. Kalian semua ganti baju, kita akan membeli kebutuhan Arion selama tinggal di sana."
Arion langsung tersenyum senang. Ia langsung berlari ke kamarnya.
"Aku nggak pernah lihat kak Arion se senang ini." Andreo berkata sedikit terkejut. Alandra mengangguk setuju.
"Kak Rion pasti video call sama kak Yong Ji lagi." Gumam Sena, gadis kecil itu cemberut. "Sena juga mau belajar bahasa Korea, biar ngerti yang di omongin kak Rion
"…." Lily yang mendengar gumaman Sena langsung mengerutkan dahi. Sepertinya, Arion jadi sangat dekat dengan anak kecil yang bernama Yong Ji ini.
"Tenang saja. Kak Ciel bisa mengajari kita." Ucap Alandra menenangkan adiknya.
"Kita belajar bahasa Korea ke kak Ciel, lalu bahasa Jepang ke kak Azriel dan bahasa Prancis di kak Luciel. Kita juga bisa jadi pintar kayak kak Arion." Andreo ikut berkomentar.
Sekarang Lily tau, dari mana Arion jadi mahir berbahasa asing, sepertinya si kembar Aciel, Luciel dan Azriel mengajarinya dengan sangat baik.
Sementara Varo menelpon. Lily mengajak anak-anaknya untuk berganti pakaian. 10 menit kemudian mereka semua pergi ke mall dan membuat Lily stress karena Varo lagi-lagi memborong isi tiap toko yang mereka masuki.
🌸🌸🌸

KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Cupid (End)
RomancePesan sebelum membaca atau mengkritik karya orang lain : tolong ya, berikan krisan yang bermanfaat, terutama kalau yang baca adalah sesama penulis. Judul maupun isi cerita, adalah 100% dari pemikiran sendiri, nggak copas, nggak nyontek. Author sela...