13. Bujuk Rayu

59.4K 5.9K 137
                                    

"Dia…benar-benar bilang gitu?"

Jinhyuk tak bisa menahan tawanya. Mocca yang bahkan sedang bermain bersama Arion juga ikutan kaget. "Dia berkata dalam Bahasa Korea 'Istriku ayo pulang!!' dengan tampang dinginnya itu. Dan ketika aku bertanya apa hubungan kalian, dia menjawab dengan nada ketus 'suami istri'. Hahahaha. Aku rasa dia salah paham tentang ku dan cemburu."

Lily menggeleng menyangkal pernyataan itu. "Dia hanya menganggap ku salah satu pelayannya. Dia bahkan minta perpanjangan kontrak dan mau menjadikanku koki, 10 tahun bro. Lama amat!"

Mocca bertanya, tertarik mendengar cerita mereka. "Lalu kenapa Rion memanggilmu mama?"

"Aku juga tidak tau," jelas gadis itu sambil menoel pipi chuby Rion. "Aku pikir sekretaris Varo mengajari Rion bicara dan dia memanggil mama pada semua orang."

"Aku nggak pikir begitu."Mocca menyangkal. "Tadi kami mengajarinya beberapa kata dan menyuruhnya mengulanginya.

Mocca lalu bertanya pada si imut yang duduk di atas meja cafetaria itu. Rion, bilang siapa tante Mocca?"

Rion langsung menunjuk kearah Mocca dan menyebutkan namanya.

Lalu giliran Jinhyuk yang bertanya dan Rion lagi-lagi menjawab dengan tepat.

"Ini siapa?" Giliran Lily yang bertanya sambil menunjukkan foto Varo di ponselnya.

Rion tersenyum senang melihat foto itu. "Papa~papa~"

"Siapa yang ngajarin Rion manggil papa?"

Rion menjawab polos "Papa~"  Bahkan lesung pipi dikedua pipi si imut itu terlihat makin dalam.

"Ee…terus siapa yang ngajarin Rion manggil mama?"

Rion menunjuk foto Varo yang menggendong dirinya di layar ponsel, lalu kembali menjawab, "Papa~"

"…"

"Nggak sulit ngebuktiin jawaban Rion benar atau nggak...kamu tinggal tanya Varo saja, kan!" Usul Mocca.

Lily teringat jawaban Varo ketika dia bertanya dulu dan pria itu menjawab dengan 'pikirkan saja sendiri' Jadi menurutnya tidak mungkin pria dingin itu yang mengajarinya Rion.

"Aku ngelayanin pelanggan dulu ya!" Jinhyuk pamit, meninggalkan mereka bertiga.

Lily baru mau bertanya tentang Revan dan Rere ketika ibunya menelpon.

"Iya Bun, baik-baik aja."

"Iya masih langgeng kok. Ini lagi…sama keponakannya, nanti Lily kirim fotonya ke Bunda, atau…Bunda mau video callan. Oh….iya nanti…Lily usahain pulang, iya. Dah…Bun."

"Kenapa?" Mocca bertanya karena raut wajah Lily yang tadi senang berubah bingung.

"Emak gue nyuruh pulang kampung (pulkam) lagi." Jawab gadis itu lesu. "Kira-kira diizinin nggak ya?"

"Emang dia nggak ngizinin kamu pulkam?" Mocca kembali bertanya dan Lily menggeleng.

"Izinnya susah."

Lily menghela nafas berat memikirkan cara agar dia diizinkan pulkam. Mendadak ide bagus muncul dikepalanya ketika melihat Arion menjilat coklat dijarinya. Akan ku sogok dia dengan makanan.

Lily mengirim pesan ke Varo.

To : Bos Kulkas
Bos, mau makan apa? Sang koki yang manis ini sedang ringan tangan sekarang.

Lily menerima balasan kurang dari lima detik

Bos Kulkas :
"Udang gala bakar, udang goreng tepung, cumi saus Padang, kepiting saus tiram, nasi goreng seafood, kangkung balacan, jus timun.
Dessert nya aku mau pempek panggang, dan lenggang. Semangat!

A Little Cupid (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang