"Rion beneran nggak mau bobok sama mama dan papa?" Tanya Lily ketika Rion berkata bahwa ia mengantuk dan mau tidur di kamarnya.
Pria yang duduk santai di atas tempat tidur menyunggingkan senyum senang.
"Iya. Lion belani."
"....."
"Tapi...
"Mama bobok aja cama papa yah. Jangan cedih."
"....."
"Benar jangan sedih. Kan ada papa yang nemenin. Sini biar papa anterin Rion bobok di kamar."
"....."
Varo berada di kamar Rion cukup lama karena si kecil itu meski mengantuk tapi belum mau memejamkan matanya. Alhasil Varo harus membacakan buku cerita, lalu mengajari Rion berhitung sampai 50 dan begitu sampai hitungan ke 50, si kecil itu akhirnya tertidur.
Varo kembali ke kamarnya ketika mendapati Lily menatapnya dengan pandangan penuh selidik.
"Sekarang katakan apa yang sebenarnya kamu rencanain?"
Varo masih berdiri di depan pintu ketika menjawab dengan tenang "Mengabulkan keinginan Rion.""Dan keinginannya?"
"Sekolah, punya banyak teman, dan...tentu saja...punya adik."
Lily menatap pria itu heran. "Dia bahkan belum 3 tahun, dia belum boleh sekolah. Temannya sudah cukup banyak dan...
"Dan dia belum punya adik, jadi sebagai papa yang baik, aku benar-benar ingin mengabulkannya." Pria itu berkata sambil melepas baju sweeter yang dipakainya lalu mendekat kearah Lily dengan senyum mesum.
"Ayo main sampai pagi!"
"......"
Lily mencubit kedua pipi Varo dengan kesal. "Bilang dulu...kamu kan yang bikin Rion pengen punya adik?"
"Iya."
"Kenapa? Bukannya kita sepakat menundanya."
Varo duduk di atas tempat tidur, meraih ponselnya dan menunjukkan pesan dari Jinhyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Cupid (End)
RomancePesan sebelum membaca atau mengkritik karya orang lain : tolong ya, berikan krisan yang bermanfaat, terutama kalau yang baca adalah sesama penulis. Judul maupun isi cerita, adalah 100% dari pemikiran sendiri, nggak copas, nggak nyontek. Author sela...