"Kita perlu bicara!"
"!!!"
Uhukk...uhukk
Lily yang sedang meminum jus tomat miliknya langsung terkejut melihat Varo berdiri di depan mejanya.
What the...
"Kamu...sejak kapan...
"Perlu kami tutup cafetarianya?" Revan bangkit dari duduknya dan Lily baru menyadari keberadaan pria itu. Sejak kapan mereka duduk disana?
"Tutup dan kalian pergi dari sini!"
Perintah tak terbantahkan itu datang dari mulut pria dingin yang sekarang duduk di sopa depan tempat duduk Lily.
Revan dengan senang hati menerima kartu kredit unlimited dari Varo. "Akan kami gunakan dengan sebaik-baiknya. "Ucap pria itu senang lalu menggandeng tangan istrinya.
"Kami akan kembali sore. Oh dan...di sini juga ada CCTV jadi...adegan 18+ dilarang dilakukan di sini yah!"
Lily melihat mereka. Para pegawai cafetaria yang pulang dan juga Revan, Rere dan kedua anaknya, Mocca dan si kecil yang terlihat begitu ceria diajak jalan-jalan. Lalu Jinhyuk yang mengantarkan 2 gelas minuman ke meja mereka.
"Kalau ada apa-apa..kamu tau kan...tinggal tekan satu dan aku akan segera kesini."
Pesan Jinhyuk itu membuat Varo menggebrak meja.
Keduanya ditinggal dalam suasana yang membuat Lily juga ingin kabur.
"....."
"Nomornya bahkan ditempatkan di panggilan darurat."
Lily menelan ludah mendengar ucapan membuka itu. "Aku...akan segera menggantinya." Lily meraih ponselnya, lalu mengganti panggilan darurat nomor 1 menjadi nomor pria yang sedang marah didepannya itu.
"Kamu bahkan menceritakan semuanya lebih dulu ke orang lain."
"....."
"Kamu bahkan mendengarkan saran dari orang lain."
Varo mendongkak, kali ini pria itu menatap Lily tajam. "Apa kamu benar-benar akan perpaling ke pria lain kalau aku....
"Tidak akan!" Lily memotong perkataan Varo. Ucapan gadis itu membuat Varo terkejut.
"Aku...maksudku...mungkin saja....
"APA?!!!"
"Dengar dulu! Aku kan baru mau minta ma'af. Aku...sekarang berniat...membuka hatiku padamu."
"....."
Lily menunduk merasa malu. Varo jelas melihat pipi dan telinga gadis itu memerah. Apa dia belum pernah jujur sebelumnya?
Lily menarik nafas dalam. Ia menatap Varo sekilas lalu mulai bicara. "Aku...belum pernah berhubungan dengan orang lain secara dekat sampai menceritakan semua keluh kesah ku. Aku bahkan baru tau rasanya punya teman."
"Dan tentang mu...aku tidak tau apa sebenarnya jenis hubungan kita."
"....."
"Aku bukan orang yang terbuka. Aku biasa memikirkan permasalahan dan pemecahan masalahku sendiri. Aku terbiasa untuk tidak menyusahkan orang lain. Makanya tiap kali ada masalah yang melibatkan orang lain, aku...kesulitan untuk meminta ma'af."
"Sebelum-sebelumnya. Aku lebih memilih menghindari masalah. Terserah siapa yang salah. Aku hanya akan kabur dari sana. Lalu sejak terlibat dengan mu dan Arion...itu...pertama kalinya bagiku...terlibat dekat dengan orang lain. Juga dengan Rere, Revan, Mocca dan Jinhyuk. Kalian...orang-orang yang aku coba dekat dan ingin ku jadikan temanku. Aku...aku hanya ingin berubah dari masa laluku setelah bertemu kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Cupid (End)
RomansaPesan sebelum membaca atau mengkritik karya orang lain : tolong ya, berikan krisan yang bermanfaat, terutama kalau yang baca adalah sesama penulis. Judul maupun isi cerita, adalah 100% dari pemikiran sendiri, nggak copas, nggak nyontek. Author sela...