Pria itu tak pernah mengaku menyukainya, juga tak pernah menyatakan cinta padanya. Tapi perlakuannya benar-benar membuat orang lain salah paham.
Lily memang tak pernah pacaran, ia hanya pernah dekat dengan beberapa teman laki-lakinya teman kerjanya dulu, itupun ia sendiri jarang mengobrol lama dengan mereka. Jadi ia sama sekali tidak tau, apakah perlakuan istimewa yang diberikan Varo padanya itu, menandakan pria itu ingin menjalin hubungan serius dengannya atau memang ia baik pada semua pegawainya.
Varo ingin menikah dengannya, bahkan pria itu sudah mengklaimnya sebagai istri didepan pegawai kantornya dan juga teman-temannya.
Mereka membahas tentang pernikahan itu 3 bulan yang lalu ketika mereka di Palembang. Tapi begitu mereka tiba di Jakarta sampai saat ini, pria itu tak pernah membahas masalah itu lagi. Ia hanya bersikap acuh tak acuh seperti biasanya.
Setidaknya…dia harus membuatku jatuh cinta padanya, kan!
Lily memegang tangan Arion yang akhir-akhir ini tidak suka duduk diam. Si kecil itu sudah bisa berjalan jika tanggannya di pegang dan ia terus menarik tangan Lily untuk mengajaknya berkeliling rumah.
"3 bulan yang lalu papamu sibuk di Bali. Bulan kemarin di Jogja, sekarang dia malah ke Korea, nggak ngajak-ngajak lagi. Bapak macam apa itu, cih!"
Varo baru saja membuka toko perhiasan di Bali dan Jogja, dalam sebulan ia bisa pergi ke sana sampai 3 minggu untuk memantau kemajuan tokonya. Sedangkan di Korea, dia punya pekerjaan lain selain mengurusi toko perhiasannya.
Seperti biasa, pria itu memintanya menelpon jam 7 pagi dan 10 malam. Herannya, Rion sepertinya mengikuti jadwal itu. Si kecil itu bangun lebih pagi dan tidur lebih larut. Rion tidak akan tidur sebelum melihat pria itu.
Lily menelpon pria itu via video call dan menyambungkannya ke tv. Varo sepertinya baru saja selesai mandi. Pria itu bahkan tak malu mengangkat panggilan itu dengan hanya menggunakan handuk.
"Berbalik lah, aku mau ganti baju!" Pinta pria itu santai.
Nggak usah dibilang, gue juga kagak mau liat!
"Aku sudah mengirimkan tiket pesawat di email mu. Paspormu ada di laci meja kamar tidurku. Nggak usah bawa koper. Bawa barang Rion seperlunya aja. Penerbangannya pukul 4 pagi, nah aku mau tidur. Telpon aku begitu kamu udah sampai di sini."
"….." Panggilan video itu di putus begitu saja. Arion bahkan terheran heran dari menatap layar tv yang hitam beralih ke wajah Lily yang kebingungan.
"Tadi…papa mu bilang apa?"
🌺🌺
Aku di Korea.
Itu saja gumaman biasa yang diucapkan Lily begitu tiba di Negara Gingseng tersebut. Ia tak tau banyak tentang KPop, dan tidak juga sering nonton drama Korea. Yang ia sukai dari negara itu adalah kuliner mereka.
Aku pastikan akan mencicipi makanan Korea sebanyak mungkin.
Seorang pria menghampiri Lily dan Arion dengan senyum ramah diwajahnya. Gadis itu hanya melongo ketika pria itu bicara dalam bahasa Korea.
Ngomong apa sih?
Hanya ketika pria itu akhirnya mengerti Lily tak menjawab pertanyaannya. Pria itu kembali mengulangi perkataannya dalam bahasa Inggris.
"Saya Lee Jae Wook, asisten pribadi direktur Kim Ming Kyu. Direktur Kim menyuruh saya menjemput Nyonya."
"….." Sejak kapan gue jadi nyonya?
"Kami tidak langsung ke hotel??" Lily bertanya ketika mereka melewati hotel yang harusnya menjadi tempat menginap mereka.
Jae Wook menggeleng. "Direktur Kim meminta saya mengantarkan Nyonya ke distro, jaraknya 15 menit dari sini, kalau Nyonya ingin istirahat, silahkan. Saya akan membangunkan nyonya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Cupid (End)
RomantikPesan sebelum membaca atau mengkritik karya orang lain : tolong ya, berikan krisan yang bermanfaat, terutama kalau yang baca adalah sesama penulis. Judul maupun isi cerita, adalah 100% dari pemikiran sendiri, nggak copas, nggak nyontek. Author sela...