26

1.1K 277 22
                                    

Yeji masuk kekamarnya dan mendapati Seungyoun sedang duduk dengan punggung tersandar pada headboard dan ada laptop dipangkuannya. Tatapan Yeji terpaku pada sosok itu.

Rambut Seungyoun sudah menanjang, mungkin dia harus menyuruh lelaki itu untuk mwmotongnua besok. Kacamata yang bertengger cantik dipuncak hidung bangir yang sering digigitnya. Dan matanya yang menatap serius pada layar laptop.

Yeji melangkah mendekat lalu mendudukkan dirinya tepat disebelah suaminya itu.

Perempuan yang sedang mengenakan piama bergambar pororo itu mengambil ponselnya. Membalas semua pesan yang masuk lalu kembali fokus pada sosok lelaki tampan yang menyandang status sebagai suaminya.

"Fokus sekali sampai aku diabaikan"

Ucapnya sembari menyibak poni Seungyoun.

Lelaki itu menatap istrinya lalu menyunggingkan senyum manis.

Seungyoun mendekatkan wajahnya pada Yeji lalu mencium bilah bibir merah Yeji.

"Junho sudah tidur?"

Yeji mengangguk lalu mematikan laptop Seungyoun.

"Aku tidak memberikan kesempatan untuk marah ataupun protes padamu tuan Cho. Ini mutlak, laptop mati dan kita tidur"

Seungyoun meletakkan benda itu di nakas lalu berbalik dan memeluk Yeji. Merengkung pinggang istrinya dengan erat seakan tak memberikan ruang gerak untuk Yeji.

"Jangan peluk aku! aku melebar"

Lelaki itu terkekeh.

Perselisihan mereka 2 jam lalu ternyata masih ingin dibahas Yeji.

Demi apapun, Seungyoun hanya bercanda sial itu. Yeji memiliki proporsi tubuh yang pas untuknya, walaupun perempuan itu melebar dan bertambah gendut juga dia akan tetap mencintainya.

Yeji yang melahirkan anaknya, membesarkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian.

Jadi apa ada alasan untuk meninggalkan istrinya ini?

"Aku serius kak, jika menurutmu aku semakin lebar dan membuatmu sebal, jangan peluk aku"

Seungyoun gemas dengan ekspresi serius Yeji. Dia ingin sekali mencium bibir yang selalu mengomel itu.

"Tidak, ini pas"

Ucapnya dengan suara rendah pada telinga Yeji.

Seungyoun mengeratkan kembali rengkuhannya.

Yeji terdiam

Kehangatan yang selalu dia inginkan dari lelaki yang dia coba lupakan selama 10 tahun dan sekarang dia bisa mendapatkannya.

Ditengah dinginnya udara bulan Januari

Ditengah heningnya malam

Ditengah turunnya salju.

Dibawah selimut yang sama

Diranjang yang sama.

Rengkuhan Seungyoun semakin kuat kala angin menyusup melalui celah pintu kaca pembatas yang mengarah ke balkon kamar.

Yeji menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Seungyoun. Nyaman, tenang, aman.

Dia suka, dia menyukai tiap jengkal tubuh Seungyoun.

Dia menyukai apapun yang ada pada Seungyoun.

Yeji mengecup rahang suaminya, karena hanya dititik itu dia bisa dengan mudah mencium Seungyoun.

Lelaki itu hanya terkekeh lalu membalas dengan kecupan kecil pada hidung Yeji.

"Kapan kau membuat tato di pinggangmu kak?"

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang