37

906 247 27
                                    

Setelah melalui pemikiran panjang, Yena memutuskan untuk menemui Yunseong.

Mereka akan bertemu dikamar hotel yang telah disewa Yunseong. Lelaki itu menganggap tak akan private jika harus bertemu di restoran atau tempat makan.

Dengan setelah dress dengan warna peach serta coat putih, Yena dengan mantap melangkahkan kakinya menuju kamar nomor 364.

Yunseong bilang dia telah disana.

Jika Yunseong memintanya untuk bersama, maka jawabannya tetap tidak.

Perempuan dengan rambut yang digelung rapi itu menghela napasnya sebelum memencet bel. Dia sudah siap dengan apapun yang akan terjadi.

Pintu terbuka menampakkan lelaki 35 tahun yang mengenakan pakaian serba hitam berdiri dengan wajah datarnya. Dia bergeser seolah mempersilahkan Yena untuk masuk.

Yunseong memilih kamar VIP di hotel bintang 7.

Mereka hanya ingin berbincang, bukan berbulan madu!

"Apa yang mau kau bicarakan?"

"Menikahlah denganku-

"Tidak"

Yena bisa melihat Yunseong memejamkan matanya dan menghela napas kasar seolah menekan amarahnya.

"Tolong Choi Yena. Untuk Khloe"

"Kau bisa bilang padanya jika aku tak bisa Seong"

"Dia ada di surga, bagaimana aku bisa menjelaskannya?"

Yena tercekat, matanya membelalak. Sungguh, dia terkejut atas penuturan Yunseong.

Mereka hanya berpisah 3 tahun tapi kenapa lelaki ini malah gila? Bagaimana bisa dia mengatakan jika anak perempuannya ada di surga dengan kata lain anaknya meninggal?

"Dia pergi dengan ibunya dan terlibat sebuah kecelakaan beruntun saat perjalanan pulang"

Yunseong mendudukkan dirinya pada kasur dengan sprei biru donker.

"Terbaring koma selama 4 hari dan ibunya tak selamat dalam perjalanan kerumah sakit...

....Sebelumnya dia sangat ingin bertemu aunty Sally nya. Dia ingin makan Ice Cream Taro dengan aunty Sally"

Aunty Sally.

Panggilan khusus dari anak perempuan Yunseong untuknya. Gadis kecil dengan mata bulat itu selalu berkata bahwa dia mirip bebek bernama Sally.

Awalnya Yena tak setuju dengan panggilan itu apalagi dia telah nyaman dengan nama Sunflower yang diberikan Dohyon padanya. Tapi lama lama dia menyukai panggilan itu.

"Jangan bercanda Seong"

"Apa aku terlihat bercanda Yen?"

Yena lemas, kedua kakinya tak dapat menopang badannya. Tangisnya luruh.

Bagaimana bisa dia tak tau jika malaikat kecilnya telah tiada?

Khloe seorang anak yang ceria. Selalu merajuk padanya saat Yunseong memarahinya. Datang kebutik dengan senyum ceria dan memanggil namanya dengan riang.

Yena merasakan Yunseong merengkuh tubuhnya. Tangsinya yang semakin riuh teredam oleh dada bidang lelaki itu.

Hal terburuk dari cerita ini adalah saat dia tak menemani sahabatnya kala semua itu terjadi. Dia tak ada disana untuk memberikan pelukan hangat untuk Yunseong. Dia tak ada disana sebagai tempat Yunseong bersandar.

Dia sahabat yang buruk.

Dia sahabat tergagal yang ada di dunia.

"Sudahlah Yen, semua telah berlalu"

Bukannya tenang, Yena malah semakin menangis.

"Bodoh Hwang Yunseong"

"Astaga Yen, kau tak cantik sama sekali ketika menangis. Dan kemejaku, Yena yatuhan jangan digigit aakh-

Yena menggigit dada Yunseong kala lelaki itu mengejeknya. Bagaimana bisa disaat seperti ini Yunseong mengejeknya?

Satu jam berlalu dengan posisi yang masih sama.

Yena yang bersimpuh dilantai dan Yunseong yang terpaksa mengikuti posisi Yena karena dia memeluk perempuan itu.

Setelah dirasa Yena sudah tenang, Yunseong memegang dagu Yena dan menatap mata kecil yang memerah dengan genangan air. Hidung Yena pun merah dibuatnya.

Sungguh, Yena menggemaskan dan Yunseong tak tahan untuk menggigit pipi berisi itu.

"Untuk terakhir kalinya, bisakah kita bersama Choi Yena?"

Yena diam tak menjawab. Sungguh, otaknya sedang berhenti karena menangis dan Yunseong bertanya suatu hal padanya? bukankah Yunseong tau bahwa Yena bodoh?"

"Bolehkan aku berpikir Seong? otakku tak bekerja sekarang"

Yunseong tak menjawab, lelaki itu kembali memeluk sahabatnya. Memberikan kenyamanan pada perempuannya.

Ya, Yena harus berpikir dulu. Dia tak boleh memaksa.






***********






"Malam sunshine"

"Aku rindu!"

Seungyoun mengerutkan dahinya saat mendengar suara Yeji yang penuh penekanan.

Saat dia sedang meminum tehnya dan Jisoo yang sedang mengobati lukanya, Eunwoo datang kembali dengan gaya santainya dan mengatakan jika dia harus menelepon Yeji sekarang.

Setelahnya, Eunwoo kembali kekamarnya dan melirik sekilas pada Jisoo.

"Hei tiba tiba sekali"

"Apa tidak boleh?"

Seungyoun terkekeh mendengar nada suara Yeji yang terdengar kesal.

"Kau ini kenapa?"

"Kau hanya pergi dengan kak Zhoe dan Eunwoo?"

"Zhoe? siapa dia?"

"Kak Sowon, maksudku"

"Iya, hanya dengan mereka"

Seungyoun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia harus meminta maaf pada Yeji nanti karena berbohong. Dia tak bisa berkata jujur sekarang karena Yeji bisa marah saat tau dia belum juga memindahkan Jisoo tapi malah membawa perempuan itu untuk ke Jeoang bersamanya.

"Kalian hanya bertiga?"

"Iya, memangnya siapa lagi?"

Sebuah mobil baru untuk Yeji dengan warna sky blue akan dipesannya sekarang. Sebagai tanda permintaan maaf.

Tak ada jawaban dari seberang sana, entah apa yang dilakukan Yeji. Perempuan itu diam tak menjawab.

"Kalau begitu kumatikan kak, aku hanya ingin bertanya akan hal itu"

"Ok-

tut

Seungyoun menatap ponselnya tak percaya. Yeji mematikan panggilannya bahkan sebelum dia mengucapkan selamat malam?

Kenapa dengan istrinya?




______________
__________________________

Ternyata crush gue beneran punya showroom. Gak heran kl gonta ganti motor :)

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang