Anak lelaki itu duduk diam menatap diam lantai dibawahnya. Pundaknya lesu tak bertenaga. Dia beberapa kali mengacuhkan orang orang yang menyapanya.
Jas hitam ditubuhnya menempel cantik, denagn dasi kupu kupu warna putih dia terlihat manis.
Malam ini puncak pentas seni sekolahnya dan dia akan bermain piano bersama orkestra sekolah sebagai pembuka acara, setelahnya dia akan bermain gitar untuk pentasnya sendiri. Tapi hal yang paling disayangkan ayah dan ibunya tak bisa datang, bahkan kakaknya juga tidak bisa datang.
Sementara teman temannya.
Teman temannya membawa kedua orang tua mereka.
Dia juga ingin, tapi ayah dan ibunya orang yang sibuk kakaknya juga sibuk. Dia harus mengerti. Papa baru berangkat ke Jepang kemarin, tidak mungkin jika harus pulang demi menontonnya. Ya mungkin saja sih, tapi.. sudahlah.
Tapikan dia sudah berbicara pada papanya mengenai pentas ini jauh jauh hari? kenapa dia tidak bisa datang?
Dan mama.
Mama berjanji akan datang tapi sampai saat ini dia tak melihat ibunya dimanapun. Pekerjaan mama membuatnya harus menomor duakan keluarga, pasien yang terpenting. Tapi bukankah pasien mama kebanyakan orang yang sudah mati?
Tidak tau.
Dia sedih.
Kakaknya juga seperti itu, mendadak ada kerja kelompok yang tak bisa ditinggalkan. Padahal besok kan libur.
"Cho Dohyon, ayo kebelakang panggung kau akan naik panggung 5 menit lagi, Come come"
Dengan langkah gontai anak itu berjalan mengikuti Miss Sandra, guru musiknya.
"Oh, why are you sad boy?"
Dohyon hanya menggeleng lalu meminum air mineral dari botolnya. Membenarkan in ear lalu berdoa pada tuhan semoga pentasnya dilancarkan.
"Naik ke panggung sekarang kids"
Dohyon menarik napas panjang lalu membayangkan mama, papa, dan kak Junho ada untuk menontonnya.
Sekarang sebuah senyum manis tercipta dibibirnya.
Dia mendudukkan diri didepan piano putih itu.
Dia menekan tuts nya dengan baik.
Mereka membawakan lagu berjudul "Fake Love" dari sebuah boy group yang sangat terkenal.
Mama mungkin tau lagu ini.
Intro lagu membawa kesan romantis pada malam ini. Lampu panggung sudah diatur sedemikian rupa.
Bangku penonton gelap hingga dia tak bisa melihat apakah mama sudah datang atau belum.
Lagu sudah mencapai puncaknya membawa kesan tersendiri untuk para penonton. Lagu yang emosional dan terbungkus dengan mewah.
Lagu selesai.
Lampu dinyalakan kembali dan mereka berjejer untuk memberi salam penghormatan pada penonton.
Tepukan riuh terdengar memenuhi ruangan yang menampung 2000 orang itu
Ini pentas seni anak SMP, tapi rasanya seperti seorang maestro besar yang baru saja tampil.
"Dohyon mama love you"
"Dohyon sunflower miss you"
Suara ibunya.
Dohyon mengedarkan pandangannya ke arah tempat duduk wali murid dan dia melihat Sunshine dan Sunflowernya disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji]
FanficSepuluh tahun berlalu, banyak yang berubah dari mereka. Book 1 : Begini Adanya Book 2 : Melepas Rembulan