Acara makan malam mewah ini tak hanya dihadiri kolega Seungyoun, namun juga dihadiri para pegawainya.
Dan malam ini, Yeji kembali melihat sosok perempuan muda yang sekarang mengenakan gaun bewarna peach sedang berdiam diri ditengah riuhnya pesta.
Melihat itu Yeji mendatanginya. Dia tuan rumah yang baik tentunya.
"Nona Yoon, kita bertemu lagi"
"Dokter Yeji selamat malam"
Gadis itu menunduk menyapanya. Yeji memberikan senyum terbaiknya saat ini.
"Kau sendirian?"
"Teman saya tidak tau kemana, jadi saya hanya diam"
Yeji kembali tersenyum lalu mengambil dua gelas jus Jeruk yang dibawa oleh pelayan pesta.
"Minumlah, kau nampak lelah"
Jisoo mengambil gelas dari tangan Yeji dan meneguk jusnya sedikit.
"Harusnya kau tak datang malam ini nona Yoon, besok sidang perdana mendiang adikmu"
"Tak apa Dok. Tuan Cho Seungyoun atasanku"
"Kau harus mempersiapkan dirimu. Tak akan mudah untuk besok"
"Aku siap mendengar apapun yang akan dikatakan pembunuh adikku besok Dok"
Yeji mengangguk lalu tersenyum tipis dan meletakkan gelasnya dimeja dekat mereka.
"Nona Yoon, bisakah aku memelukmu?"
"Dok-"
Sebelum Jisoo menyelesaikan perkataannya, Yeji sudah memeluknya terlebih dulu.
"Kau perempuan kuat, aku tau itu. Jadilah kuat untuk adikmu, berilah keadilan untuknya. Perjuangkan dia Nona Yoon"
Jisoo merasa tersentuh dengan perlakuan Yeji. Dia merasa berdosa karena saat itu sempat berpikir untuk merebut Seungyoun dari Yeji.
Istri dari Bossnya ternyata semanis ini.
"Dokter Yeji, terimakasih"
Yeji melepaskan pelukannya dan menatap mata Jisoo yang tengah berkaca kaca.
"Hei jangan menangis, apa pesta ini kurang menyenangkan hingga kau sedih?"
Jisoo menggeleng dan tersenyum, mengusap air mata yang hendak turun dari matanya.
"Terimakasih dokter Yeji"
"Yes Dear. Aku dan Dokter Sehun akan memberikan kesaksian kami besok. Kami akan berusaha semaksimal mungkin"
"Sekali lagi terimakasih Dokter Yeji"
Yeji memegang bahu Jisoo yang akan kembali menunduk untuknya. Air mata gadis muda itu bahkan telah turun.
"Jangan menangis atas alasan apapun. Hapus air matamu, angkat dagumu. Adikmu memerlukanmu Nona Yoon"
Jisoo mengagguk dan menyeka air matanya.
Benar, dia harus kuat untuk adiknya. Adiknya memerlukannya.
Aktivitas mereka terhenti karena lampu ruangan yang tiba tiba mati.
Apa Seungyoun lupa membayar Listrik hingga hotel bintang 7 nya mengalami pemadaman? Memalukan sekali suaminya ini.
Tak selang lama, denting piano terdengar.
Yeji tersenyum.
Apa Dohyon mencoba terlihat sweet?
Ilbureo myeot baljaguk mulleona
Aku sengaja mengambil beberapa langkah mundur
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji]
FanfictionSepuluh tahun berlalu, banyak yang berubah dari mereka. Book 1 : Begini Adanya Book 2 : Melepas Rembulan