22

1.2K 271 17
                                    

Kamar dengan nuansa abu abu itu kosong saat dia melongokkan kepalanya kedalam. Hanya ada sebuah tas hitan yang teronggok dikasur sementara pemiliknya entah pergi kemana.

Mungkin lain kali dia akan meminta maaf.

"Sedang apa?"

*dakk*

"Hati hati Delan, kepalamu terantuk pintu kan"

Dengan pelan kakaknya mengusap bagian belakang kepalanya yang terantuk pintu. Demi apapun, Dohyon kaget saat suara Junho terdengar. Dia belum memiliki persiapan apapun.

Dia lebih tinggi dari sang kakak lelaki. Tapi sifat tak bisa membohongi manusia, dia hanya remaja 13 tahun yang manja.

"Apa yang kau sembunyikan?"

Dohyon menggeleng, dan masih menyembunyikan kotak kue dibelakang tubuhnya.

Hari ini dia pulang sendiri dan mampir ke rumah Lia untuk meminta gadis itu mengajarinya membuat kue kering.

Lia yang baik hati tentu saja tak bisa menolak permintaan anak yang lebih muda 5 tahun darinya ini.

Dohyon belajar dengan cepat, Lia hanya mengajarinya sedikit dan dia langsung pandai membuat kue kue itu.

Dohyon menggambarnya bagian atasnya dengan cantik dan tanpa cela seolah anak itu sudah sering melakukannya.

Banyak bentuk yang dibuatnya.

Lia saja gemas melihatnya.

Dia tak bertanya lebih lanjut mengenai untuk siapa kue kue itu akan diberikan. Menurutnya itu tak penting, yang penting adalah kesungguhan Dohyon.

Beberapa kali Dohyon bertanya mengenai bentuk kue yang dia buat pada Lia. Dia seakan tak percaya diri, namun gadis itu dengan penuh keyakinan berkata bahwa karya Dohyon sangat bagus. Memang begitu, dia tak bohong sama sekali.

Melihat tingkah Dohyon yang menyembunyikan sesuatu, Junho langsung bersedekap, berakting seolah dia marah.

"Jadi begitu, kau mencoba menyembunyikan sesuatu dari kakakmu?"

Dohyon kembali menggeleng ribut.

"Lalu apa?"

Dengan gerakan pelan dan ragu, anak 13 tahun itu menunjukkan setoples kue kering yang dihias dengan indah menggunakan gula.

"Untuk kakak, Delan minta maaf"

Junho tersenyum lalu mengusak kepala adiknya. Memberi cubitan kecil pada dua pipi bulat Dohyon dan mengambil setoples kue kering itu.

"Kakak tidak marah lagi pada Delan?"

"Sejak kapan kakak pernah marah pada Delan?"

Dohyon menunjukkan senyum termanisnya, mata kecilnya membentuk garis lengkung yang indah. Gigi kelinci yang terlihat menambah kesan manis pada remaja itu.

"Benarkah?"

Junho mengangguk lalu membuka toples dan memakan 1 kue berbentuk pohon cemara lalu memakannya.

"Siapa yang membuat?"

"Delan! dengan bantuan kak Lia"

"Pasti Lia yang membuat, kau hanya duduk diam dan melihatnya kan?"

"Tidak!!! Aku banyak membantu"

"Bohong"

Senyum manis adiknya luntur dan digantikan dengan wajah kesal.

Junho tertawa melihatnya.

Dohyon manis sekali, anak ini pasti akan tumbuh menjadi seorang idola di sekolah.

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang