50

822 235 16
                                    

Yeji memasuki ruang rawat anak dengan tema film buatan Disney yaitu Up dengan membawa novel Coco ditangannya. Senyumnya terkembang kala melihat Junho yang tertidur disofa dan Dohyon yang masih tidur diranjangnya.

Dengan pelan dia mendekati Dohyon lalu mengecup kening putranya yang masih terbalut perban dan menaruh novel dinakas. Sekilas dia melirik Junho, Yeji menggeleng pelan saat sadar bahwa putranya itu masih mengenakan kemeja sekolahnya.

Yeji meminta perawatan Dohyon dipindah ke rumah sakit tempatnya bekerja setelah anaknya itu berhasil melalui masa kritisnya. Yeji tak ingin melewatkan perkembangan putranya sedikitpun. Walaupun dia ada di Forensik, tapi berada dalam lingkup yang sama dengan Dohyon memudahkannya untuk mengetahui perkembangan putranya.

Seungyoun, Junho, dan Yena akan bergiliran menjaga Dohyon saat Yeji mengurus pasiennya.

"Ma"

Yeji menoleh saat mendengar suara serak Junho yang baru bangun tidur.

"Tidurlah lagi"

"Tidak, aku tertidur sudah cukup lama"

Yeji tersenyum.

Junho hanya tak ingin dirinya khawatir dengan mengatakan hal itu. Yeji sangat hapal jam pulang sekolah Junho, dan ini hanya 30 menit setelah bel pulang sekolah Junho berbunyi.

Yeji menata bunga dan mainan mainan kecil dinakas Dohyon dan menyemprotkan pengharum ruangan. Dohyon tak suka hal yang tidak wangi, maka dia harus menjaga keharuman ruang lingkup putranya.

"Kapan pesta kelulusanmu?"

"Dua bulan lagi, masih lama"

"Prom Night?"

"Nanti malam"

Yeji membulatkan matanya. Prom Night nanti malam tapi saat ini Junho masih mengantuk dan belum memiliki persiapan apapun?

Tidak, Junho sudah memiliki modal utama yaitu tampan. Tampan saja namun tak rapi juga bukanlah hal yang bagus. Tidak bisa dibiarkan.

"Pergi dari sini lalu kebutik Yena sekarang Jun

"Mama mengusirku?"

"Iya"

Yeji mendekat kearah Junho lalu menarik lengan anaknya keluar dari kamar rawat Dohyon.

"Pergilah kebutik Yena dan temui dia. Mintalah dia untuk mendandanimu oke? aku akan menelfonnya"

Mau tak mau Junho menuruti perkataan Ibunya.

Pemuda itu mencium pipi ibunya lalu melenggang pergi begitu saja.

Yeji yang melihatnya hanya menggelengkan kepala lalu kembali masuk kekamar rawat Dohyon.

Dia tersenyum kala mendapati detak jantuk Dohyon naik. Apa anak itu sedang tertawa karena dia mendengar kakaknya baru saja terusir?

Yeji mendekat kearah Dohyon lalu mengusap puncak kepala anaknya.

"Bangunlah, beri senyum terbaikmu untuk Sunshine. Kenapa Delan tidur terus? Delan mimpi apa hingga membiarkan mama seperti ini? Delan dengar mama kan? Tadi mama membeli banyak burger untuk kakak kakak Coass, Delan harus bangun agar kita bisa makan bersama. Delan harus sembuh saat kak Junho menghadiri upacara kelulusannya ya? Kita akan datang bersama. Dengan papa, dan Sunflower juga akan ikut"

Yeji mengusap air mata yang ingin tumpah dari pelupuknya. Dia tak mau terlihat lemah dihadapan putra bungsunya.

"Delan mau apa, ayo mama belikan. Delan mau ice cream vanilla? mama tak akan marah jika Delan beli sekarang. Walaupun salju turun dan Delan beli ice cream, mama tak akan marah"

Yeji terisak kala putranya itu ikut meneteskan airmatanya juga.

"Delan menangis? pasti karena mama menangis ya? Delan jangan menangis. Maafkan mama"

Yeji mengusap air mata Dohyon yang turun lagi dan lagi. Mata itu terpejam, bibir itu terkatup, napasnya berhembus pelan, dan detak jantung meningkat.

Yeji tak tau putranya menangis karena apa.

Apa putranya menangis karena merasa sakit pada tangan dan kakinya yang patah?

Apa putranya menangis karena dia menangis?

Yeji yakin bahwa Dohyon mendengarnya.

"Delan hanya tidur 3 hari tapi kenapa pipinya menyusut? Delan bangun ya lalu kita akan makan banyak agar pipi Delan gembil lagi. Delan tak rindu Ouri dan anak anaknya? Mereka rindu Delan"

Sekali lagi, air mata menetes dari mata yang masih tertutup rapat itu.

"Dokter Yeji"

Yeji menoleh dan mendapati Dokter Jihyo yang berdiri dengan Nako dibelakangnya.

"Maaf"

Dokter Jihyo tersenyum manis pada rekannya.

"Tak apa, menangislah. Aku akan memeriksanya"

Yeji mundur dan membiarkan rekan sesama Dokternya untuk memeriksa putranya.

"Kondisinya membaik dari terakhir kali aku memeriksanya, mungkin setengah jam yang lalu. Saat putra sulungmu masih ada disofa itu"

Yeji mengangguk.

"Dia menangis"

"Dia mendengar suaramu"

"Detak jantungnya meningkat"

"Dia tertawa"

Yeji kembali meneteskan airmatanya.

Jihyo hanya tersenyum melihat rekannya.

"Bantulah dia berjuang, ajaklah dia bicara. Jangan terlalu banyak menangis karena membuatnya sedih"

Jihyo mengalihkan pandangannya dari Yeji dan melihat Dohyon. Mengusap puncak kepala remaja 14 tahun itu dengan pelan.

"Aunty akan datang lagi nanti okey? Janji agar semakin membaik ya"

Yeji meneteskan air matanya saat detak jantung Dohyon meningkat kembali.

Anak itu ingin berbicara. Anaknya ingin berbicara!

"Aku akan datang lagi nanti Ji. Jadilah ibu yang kuat untuk anakmu"

Yeji mengangguk menanggapi perkataan Jihyo.

Benar, dia harus kuat untuk Dohyon. Dia tak boleh menangis lagi.






____________
_______________________


saranin lagu yg vibe nya bucin dong gan 🙏

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang