21

1.3K 259 14
                                    

Yeji berjalan pelan menyusuri taman rumah sakit yang menghubungan antara stase bedah dan stase forensik. Taman tidak terlalu ramai mengingat ini adalah musim dingin, banyak orang yang memilih beraktivitas didalam rumah sakit dibanding menikmati taman yang sudah tertutup salju ini

Hingga dia menemukan sesosok pria bersweater hitam yang terlihat sedang kebingungan. Kepalanya menoleh kesana kemari dan tangannya memegang ponsel.

"Apa anda butuh bantuan?"

Lelaki itu langsung menoleh saat mendengar suara halus Yeji.

"Ah, aku mencari keponakanku Dok, dia lari ketaman ini. Ibunya menelfon"

Dia memperlihatkan ponsel yang sudah mati pada Yeji.

"Mau kubantu? aku sudah hapal tempat ini"

"Tidak usah, aku akan mencarinya sendiri, Dokter Yeji pasti sibuk"

Yeji tak begitu kaget saat lelaki ini tau namanya. Di snelli nya sudah tertulis lengkap nama beserta gelarnya.

dr. Hwang Yeji Sp.F (K)

"Baiklah, selamat Siang tuan"

Yeji berlalu pergi mendahului pria itu. Melanjutkan perjalanannya ke stase bedah, dia memiliki sedikit urusan dengan perempuan bernama Chaewon disana.

Setelah sampai di Stase bedah, bukan Chaewon yang ditemuinya, malah lelaki tadi. Kali ini lelaki itu menggendong seorang anak berumur 5 tahun dipundaknya.

"Oh Dokter Yeji, kita bertemu lagi"

Lelaki itu tersenyum manis kearahnya, sambil menurunkan anak perempuan dari pundaknya dan menggendongnya.

"Uncle kenal?"

"Uncle bertemu dengannya saat mencarimy tadi"

Yeji tersenyum melihat interaksi lelaki dan anak perempuan itu.

Seperti melihat Yunseong dan Dohyon saat putranya berusia 5 tahun.

"Jadi kau yang berlari ketaman dan membuat uncle mu pusing?"

Anak itu hanya menunjukkan cengiran lebarnya lalu menenggelamkan wajahnya pada leher sang paman.

"Lain kali jangan bermain diluar saat salju okey? nanti kau kena flu, dan pamanmu juga bisa terkena flu"

"Siap dokter"

Yeji mengusak rambut panjang anak itu. Cantik, dan mata kecil itu mengingatkannya pada seseorang.

"Jika kami sakit, ada dokter Yeji yang mengobatinya"

Pria itu berujar santai.

"Ada tragedi apa hingga kalian memerlukan tenaga medis forensik? apa kau pernah ditusuk seseorang hingga memerlukan fisum? apa adik manis ini anakmu hingga perlu tes DNA? apa kau ingin mati dan menjadi kadaver?"

Pria itu terdiam, dia tak tau harus menjawab apa.

Di name tag Dokter Yeji memang terpampang keahliannya. Tapi dia tak mengerti apa itu Sp.F (K) dibelakang namanya.

Mungkin benar apa kata ibunya, dia harus melanjutkan S2 daripada menjadi seorang sutradara Film. Agar dia semakin pintar dan tau mengenai berbagai hal yang sepele semacam ini.


*************

Ruangan luas itu didominasi warna cerah, banyak terpampang gaun gaun indah disana. 2 buah kaca besar seukuran tembok turut membuat kesan luas pada ruangan itu.

"Apa anda suka model yang ini nona?"

Perempuan berambut pendek itu tersenyum senang.

Gaun ini dirancangnya saat dia duduk dibangku sekolah menengah. Saat dia membangun mimpinya untuk menjadi seorang desainer.

Dia membuat gaun ini dengan penuh perasaan. Saat itu dia sedang menjalin hubungan dengan seorang remaja tanggung yang sangat tidak sopan. Namun dia mencintainya.

Hingga sekarang.

Dia masih mencintai pemuda itu

Pemuda yang sedang duduk diam disofa yang ada dibelakangnya.

Menatap intens pada gaun yang akan dikenakan calon istrinya nanti.

"Kita pilih gaun lain. Kau tak cocok memakainya"

Perkataan tajam dikeluarkan oleh sosok itu.

"Tapi aku menyukainya"

"Aku tidak"

"Seungwoo"

Seungwoo bangun dari duduknya dan menatap tajam pada sang pembuat gaun.

"ambil yang lain atau kita tidak menikah?"

Dia bisa melihat sang pengantin perempuan terkejut lalu menunduk lesu.

Lelaki ini selalu otoriter, semua harus sesuai dengan kemauannya.

"Tuan Han, calon istri anda menginginkan gaun ini. Ini gaun terbaik yang kami miliki"

Tatapan tajam itu beralih padanya.

"Ada hati yang akan patah jika dia mengambilnya. Beri koleksimu yang lainnya"

Apa lelaki ini masih ingat jika dia pernah bilang bahwa akan memakai rancangannya ini saat dia menikah nanti?

"Tapi calon istri anda menginginkannya tuan Han"

"Bisakah anda diam nona Bae?"

Perempuan 39 tahun itu langsung bersedekap dan menyuruh pegawainya untuk mengeluarkan gaun gaun terbaik lainnya.

"Otoriter sekali, kau pikir dirimu Kim Jong Un?"

"Ada yang ingin anda bicarakan Nona Bae?"

Oh, dia mendengarnya, bagus.

"Tidak, ayo mana gaun lainnya"

Lelaki itu terkekeh melihat respon dari perempuan yang dicintainya.

Iya,

Dicintainya.

Walaupun 20 tahun berlalu.

*************


Dia mendongak saat sebuah tangan menyapa puncak kepalanya.

Didepannya berdiri perempuan dengan seragam yang sama dengannya menenteng dua buah kotak bekal.

"Mommy menyuruhku memberikan ini untukmu, kau harus memakannya"

Gadis dengan dasi hitam dan memiliki 3 buah garis putih yang menandakan bahwa dia sudah di tingkat akhir masa sekolah itu melenggang pergi. Meninggalkan pemuda dengan rambut cokelat yang tengah mematung.

"Sejak kapan Aunty Irene bisa bangun pagi dan memasak?"

Dia membuka kotak bekalnya.

Nasi goreng yang dihias dengan cantik.

Kotak kedua berisi macam macam buah yang sudah di iris dan siap dimakan.

"Lain kali kau harus bilang bahwa ini darimu, bukan dari Aunty, kak Lia"

_____________
___________________________

________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

visualisasi gaun yang dibahas tadi.

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang