64

715 186 8
                                    

Gadis kecil dengan rambut panjang itu melangkah dengan ragu mengikuti lelaki dewasa disebelahnya. Sementara adik laki lakinya tertidur pulas di kereta bayi yang didorong oleh Dokter perempuan yang sangat cantik menurutnya.

Mata bulatnya menatap kagum pada desain bangunan yang baru saja dimasukinya. Rumah ini seperti istana yang dilihatnya pada film film princess di TV.

"Meow"

"Aaaa"

Dia menjerit kaget saat binatang gembul berbulu mendusel dikakinya yang tak berbalut kaus kaki. Dia hanya memakai rok pendek saat ini. Dia lalu melompat dan berlari menjauh hingga sebuah tubuh tinggi menangkapnya lalu dia dibawa kegendongannya.

Tak disangka, jika jeritan terkejutnya mengagetkan sang adik yang tengah tertidur pulas. Tapi tak cukup keras untuk membuatnya terbangun.

"Naeun takut kucing?"

Gadis kecil itu mengangguk lalu mengusap matanya yang sedikit berair.

Lelaki didepan wajahnya ini tampan, dia seperti melihat seorang pangeran dari negeri dongeng.

"Oh sudah datang?"

Seorang lelaki lain datang dari tangga, kali ini lelaki itu memiliki wajah yang lucu. Pipinya bulat seperti pipi adiknya.

"Mulai sekarang, Naeun dan Gunho akan tinggal disini. Junho dan Dohyon setuju?"

Junho menatap gadis kecil yang masih berada digendongannya dengan jenaka.

"Hm, apa aku harus setuju?"

Naeun mengangguk dengan cepat dan dihadiahi senyuman manis Junho.

Semoga setelah ini tak akan ada kabar buruk lagi yang menerpa mereka semua.

*********


Makan malam berjalan dengan menyenangkan. Apalagi ditambah dengan anggota baru keluarga Cho.

Para kucing juga berjejer rapi memakan makanannya.

"Kapan keberangkatanmu ke London Jun?"

Setelah makan malam selesai, Seungyoun melontarkan pertanyaan yang membuat sebagian orang dimeja makan kaget.

Yeji yang sedang menyuapi Gunho reflek menatap Seungyoun dengan tajam.

Dan Dohyon yang baru saja menyuapkan kentangnya seketika tersedak.

"Siapa yang memperbolehkan Junho ke London?"

"Yeji.."

"Tidak akan ada yang pergi"

Yeji menyuapkan lagi kentang rebus kedalam mulut Gunho. Bayi berusia satu tahun ini suka sekali makan.

"Junho akan pergi ke London untuk sekolah bisnis Ji, bukan hal lain"

"Kenapa tak bilang padaku? aku ibunya Junho kak"

Dohyon yang sudah selesai dengan acara tersedaknya kini mencoba mengalihkan perhatian Naeun dengan pertanyaan pertanyaan kecil yang dilontarkannya. Seperti acara TV apa yang disukainya, makanan apa yang disukai.

"Kita bicarakan itu nanti"

"Junho tak boleh ke London atau ke luar negeri manapun untuk belajar"

"Yeji"

Yeji memberikan mangkuk yang berisi kentang rebus milik Gunho pada Junho dan memerintahkan Junho juga Dohyon untuk membawa Naeun serta Gunho.

Karena Yeji tau, dia akan bertengkar dengan Seungyoun.

Setelah anak anak pergi, Yeji segera membersihkan meja makan. Mengacuhkan Seungyoun yang mencoba berbicara dengannya namun tak dihiraukannya.

"Yeji, Junho harus belajar bisnis di London"

"Apa kau mendiskusikannya denganku kak? kau membicarakannya denganku?"

"Aku sudah mendaftarkan Junho ke sebuah  Universitas terkemuka disana"

Yeji tak menghiraukan Seungyoun, dia melanjutkan mencuci piringnya dengan perasaan kesal.

Kenapa Suaminya mengambil keputusan tanpa membicarakan dengannya terlebih dulu? bahkan sudah mendaftarkan Junho.

"Yeji"

Yeji berlalu begitu saja keluar dari ruang makan setelah menyelesaikan semuanya. Meninggalkan Seungyoun dan kucing kucing.

Saat dia melewati ruang keluarga, tak ada anak anaknya disana. Entah kemana mereka.

"Junho"

"Dikamar maa"

Yeji segera melangkahkan kakinya kekamar Junho. Membuka pintu perlahan dan menemukan Junho yang rambutnya sedang dimainkan Naeun. Anak perempuan itu membuat rambut Junho berbentuk aple.

Sementara Dohyon dan Gunho sudah berbaring dikarpet bulu dengan Gunho yang berada diatas perut Dohyon.

Yeji memang senyum cerahnya dan bergabung dengan Junho dan Naeun diatas kasur.

"Kau apakan rambut kak Junho?"

Naeun hanya tertawa lebar lalu turun dari kasur dan sekarang ikut berbaring dengan Dohyon dibawah sana.

Yeji ingin sekali memiliki anak perempuan tapi dia yakin tak akan bisa mendapatkannya melalui dirinya sendiri. Tapi sekarang ada Naeun, dia mendapatkan seorang anak perempuan yang manis.

Jinhyuk dan Seulgi pasti akan sangat bahagia diatas sana.

"Kenapa ma?"

Yeji menghela napas pelan lalu menatap lekat mata putra sulungnya.

"Saat kau sudah memiliki apartement kau sering meninggalkan rumah. Dan sekarang kau mau pergi jauh dari kami Jun?"

"Ma, aku harus belajar"

"Negara ini memiliki banyak universitas bagus. Kau tak perlu sampai ke London Jun. Uncle Yunseong juga belajar disini, dan dia tetap bisa menjadi pebisnis hebat tanpa perlu pergi ke luar negeri"

"Tapi ma"

"Ini kemauan ayahmu?"

Junho menggeleng. Karena benar, ini bukan kemauan ayahnya melainkan kemauannya sendiri. Dia merasa jika belajar diluar negeri mmebuatnya menjadi lebih bisa. Dia tak hanya perlu belajar bisnis melainkan perlu juga belajar bahasa asing. Bahkan ayahnya menguasai 5 bahasa asing.

"Kenapa kau tak mengatakannya pada mama? bahkan adikmu tak tahu"

Suara gaduh dibawah sana yang berasal dari Dohyon, Naeun dan Gunho seketika berhenti. Dohyon menyuruh kedua adiknya diam agar tak mengganggu orang dewasa yang berbincang disana.

"Dengan siapa kau akan kesana? Dengan siapa kau disana? Siapa yang akan memasakkanmu Jun? Mama tak bisa menemanimu disana karena kau memiliki 3 adik disini. Apa kau bisa makan sayur tanpa mama paksa? Apa kau mau makan buah jika tidak mama minta?  kau akan pergi sejauh dua belas ribu kilometer meninggalkan keluargamu tapi berani tak meminta ijin ibumu, Junho?"

Yeji menghela napasnya pelan setelah menyadari suasana mulai berubah. Dia turun dari kasur Junho dan berdiri melihat anaknya satu persatu.

"Peringatan ini bukan hanya untuk kak Junho. Dohyon, Naeun, dan Gunho juga harus meminta ijin mama sebelum kalian bisa mengurus diri sendiri"

Yeji menyeka air matanya yang ingin turun.

"Naeun, Gunho, ayo ikut mama kekamar kalian.  Junho dan Dohyon juga tak boleh tidur terlalu larut apalagi main game sampai pagi"

Junho merebahkan dirinya setelah sang ibu keluar.

"Kak, Ini pertama kalinya mama marah besar"

"Aku tau, cepat pergi. Aku ingin tidur"

"Cih, jangan meminta bantuanku lagi"

"Iya tak akan"






____________________
___________________________________

chapt ini tidak jelas pooooool

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang