Yeji mengemudikan mobil Hyunjin dengan sedikit mengebut. Dia diantar Junho pagi tadi dan tak membawa mobil.
Sepuluh menit yang lalu dia mendapat kabar bahwa bus yang ditumpangi Dohyon mengalami kecelakaan di tol, terdapat 5 korban jiwa dan belum diketahui siapa.
Bagaimana dia tak menggila, anaknya ada disana!
Dengan cepat dia menelfon Seungyoun namun tak ada jawaban dari suaminya. Dia baru ingat jika lelaki itu pergi ke China.
Pikitannya tak karuan sekarang.Pagi tadi setelah sampai di rumah sakit dia menelfon Dohyon tapi entah kenapa anak itu tak menjawab panggilan telfonnya. Dia juga menelfon guru guru namun tak ada yang mengangkat. Hingga 10 menit lalu, teman sesama dokternya saat masih menjadi mahasiswa di Australia menelfonnya jika ada pasien dengan nama Delan Cho yang menjadi korban kecelakaan bus wisata.
Benar kan firasatnya dari semalam. Dia takut anaknya terluka.
Setelah sampai dirumah sakut tempat korban dirawat, Yeji segera mencari Dohyon.
Anaknya berada di ICU karena pendarahan berat yang dialaminya.
Yeji lemas, dia ambruk didepan ruang ICU.
"Ji, hey, Yeji"
Yena mencoba membuat Yeji berdiri dan menatapnya.
"Ji lihat aku, Delan tak akan kenapa kenapa, percayalah okay? aku sudah menelfon Junho. Dia akan kesini. Aku sudah memberitahu pihak Seungyoun yang ada di China"
"Yen, anak kita"
"Iya, dia akan berjuang. Dia kuat Ji, apa kau lupa?"
"Dengan keluarga Delan Cho?"
"Kami ibunya"
Yena tau dokter itu sedikit bingung karena perkataannya. Tapi bukankah memang dia ibu Delan? Dia ikut ambil alih dalam menjaga anak itu jika kalian lupa.
"Delan Cho butuh donor darah segera karena darahnya banyak terkuras. Kami sedang kehabisan stok darah O+, tolong segera"
Yeji mengambil ponselnya dan menelfon Hyunjin. Menyuruh sahabatnya itu untuk mencarikan darah O+ untuk anaknya.
Dan Hyunjin bilang, mereka juga tak mempunyainya.
Semua tak akan sesulit ini jika Seungyoun tak pergi.
Junho datang dengan Cheyoung. Wajah Junho nampak tak karuan, rambutnya juga teracak dan Yena bisa melihat jejak air mata dipipi pemuda itu.
Sementara Yeji sudah terduduk lemas dikursi tunggu. Airmata tak henti terkucur dari matanya. Chaeyoung langsung memeluk ibu dari sahabatnya itu.
"Sunflower, bagaimana Delan?"
"Dia butuh darah O+ dan kami sedang berusaha mencarinya. Ayahmu pergi ke China"
"Darah Soobin O+ tapi dia takut jarum"
Yena langsung melihat gadis berambut pendek yang dibawa Junho.
Tanpa pikir panjang, Junho langsung menelfon Soobin dan memintanya untuk kerumah sakit dan berkata jika dia butuh bantuan Soobin.
Yeji nampak sedikit lega. Tapi tetap saja khawatir. Soobin sangat takut pada jarum, dia pernah mengambil darah anak itu dua tahun yang lalu untuk sebuah prosedur tes DNA.
Soobin sampai menangis meraung dibuatnya.
Bagaimana jika anak itu tak mau?
Segala pikiran buruk menguasai otak Yeji sekarang.
"Mama, Chaeng yakin Dohyon akan baik baik saja. Percayalah, Chaeng akan membunuh Soobin jika tak mau menolong Dohyon"
Tak selang lama, Soobin datang bersama dengan Lia, Yuna, dan Yeonjun.
Junho sedikit bingung kenapa semua temannya malah datang?
"Kenapa semuanya malah kesini?"
"Percayalah, awalnya aku sendirian sampai ke parkiran. Tiba tiba Yeonjun masuk kemobilku dengan Yuna dan Lia"
Yeji bangkit dari duduknya. Menyeka air matanya dan berdiri berhadapan dengan Soobin.
"Soobin, kau mau menolong Aunty?"
Wajah blank Soobin sedikit membuat Chaeyoung gemas dan berusaha menahan diri untuk tidak mencakarnya.
"Aunty minta tolong, donorkan darahmu untuk Dohyon, apa kau bisa?"
Soobin diam, dia bingung.
Ditengah mengantuknya pelajaran bahasa Jerman dia ditelfon Junho untuk segera kealamat yang diberikan. Suara Junho yang terdengar kalut dan putus asa membuatnya panik. Lalu saat sampai dimobil, entah kenapa Yeonjun masuk lalu diikuti Yuna yang menggandeng Lia.
Dan sekatang dia dihadapkan dengan seorang ibu yang terlihat kacau dan memohon padanya?
Otak Soobin berhenti seketika.
"Soobin, dengan segenap hormat aunty memohon padamu"
"Aunty, jangan menunduk seperti itu. Astaga"
Soobin menahan tubuh Yeji yang ingin menunduk, memohon padanya. Dia tak bisa melihat hal yang seperti ini.
"Butuh berapa banyak darah? tubuhku besar, aku memiliki banyak. Tak akan habis. Ayo Jun, kita harus kemana?"
Yeji lega mendengar penuturan Soobin. Dia kembali menangis dan berdoa pada tuhan agar Dohyon selamat. Syukurlah.
Soobin dibawa Yena menuju dokter yang menangani Dohyon, sementara Junho pergi mengurusi administrasi agar operasi segera dilakukan.
Yeji terduduk dikursi tunggu dengan Chaeyoung yang memeluknya.
"Aunty, aunty minum dulu ya"
Yuna mendekat sambil membawa air mineral yang baru dibelinya tadi.
Gadis itu menunjukkan senyum termanisnya untuk Yeji.
Yeji tersenyum lalu mengambilnya dan meminumnya. Dia merasa sedikit lega.
"Yeji, yatuhan. Aku di Daegu dan langsung kesini saat Lia menelfonku. Bagaimana Delan?"
Yeji ingin menjawab namun dia tak sanggup, dia bahkan tak tau bagaimana kondisi putranya didalam sana.
"Delan baik baik saja Aunt, dia sedang tidur, sstt"
Irene mengangguk mendengar penjelasan Chaeyoung. Dia tau bagaimana keadaannya sekarang.
Soobin beserta tim dokter memasuki ruangan Dohyon.
Reflek, Yeji menautkan jemarinya dan memejamkan matanya. Meminta pada tuhan agar anaknya selamat.
Dia ingin melihat senyum anak itu lagi.
_____________
____________________________ada yang mau baca?? baru publish prolog nya sih, dan gatau bakal publish chapter selanjutnya engga wkwk. Ini tentang Junho, Cheyoung, dan Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji]
FanfictionSepuluh tahun berlalu, banyak yang berubah dari mereka. Book 1 : Begini Adanya Book 2 : Melepas Rembulan