"Hari ini belajar apa saja princess?"
Tanya Yeji sembari menyisir rambut panjang milik putrinya. Sementara gadis kecil itu sedang menyuapkan kue kering kedalam mulutnya. Tak jauh dari mereka, Gunho dan Dohyon sudah tertidur pulas diatas ranjang dan dikelilingi kucing.
Mereka baru saja makan malam 10 menit yang lalu tapi Dohyon dan Gunho sudah jatuh tertidur.
Rumah sedikit sepi karena Junho sudah berangkat ke Kanada pagi tadi. Pemuda itu pergi diiringi dengan tangis tak rela Yeji, Naeun, dan Gunho.
Dan mereka sedang ada dikamar Junho yang sekarang resmi menjadi milik Dohyon. Kamar yang juga sering ditempati Naeun dan Gunho karena keasyikan bermain hingga tertidur pulas disana.
"Tadi Naeun menggambar Ayah, Bunda, Papa, Mama, Kak Junho, Kak Dohyon, dan Gunho disekolah. Tapi gambarnya dikumpulkan. Padahal aku ingin menunjukkannya pada Mama"
Yeji memindahkan gadis kecil itu dipangkuannya.
"Naeun bisa menunjukkannya lain kali. Lalu apalagi yang Naeun lakukan?"
"Ibu guru menyuruh Naeun bercerita tentang saudara, Naeun menceritakan kak Junho"
Kalimat itu terdapat tawa diakhir. Membuat Yeji terkekeh gemas.
Naeun memang dekat dengan Junho. Sangat dekat. Sebenarnya putri kecilnya ini dekat dengan semua saudaranya, tapi paling dekat dengan Junho. Naeun yang menangis paling lama saat putra sulung keluarga Cho itu meninggalkan Korea.
"Naeun jadi anak baik hari ini?"
Gadis itu mengangguk.
"Kalau begitu, mama punya hadiah untuk Naeun. Tapi syaratnya Naeun tidur cepat malam ini ya? Kak Dohyon dan Gunho sudah tidur"
"Siap boss"
Naeun meloncat dari pangkuan Yeji dan segera naik keatas ranjang. Memposisikan diri di space kosong yang dibuat Dohyon serta Gunho. Lalu memejamkan matanya.
Yeji tak mengerti bagaimana bisa anak anaknya memiliki pola tidur yang aneh. Kadang mereka semua akan menjajah kamarnya dan Seungyoun. Kadang mereka tidur dikamar milik Naeun dan Gunho. Tak jarang saat Yeji pulang dini hari, dia menemukan keempat anaknya serta suaminya tidur begitu saja didepan televisi yang menyala.
Dia tak mengharuskan anak anaknya memiliki sifat seperti anggota kerajaan atau sebagainya. Dia menerapkan kebebasan berekspresi saat mendidik semua anaknya. Mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau asal tidak melampaui batas. Dan yang paling penting adalan attitude milik mereka.
Yeji mematikan lampu saat dirasa semua anaknya telah tertidur.
Mungkin Junho juga tidur dipesawat sekarang. Sejam yang lalu Junho mengabarinya jika dia tengah transit dan akan kembali naik pesawat untuk melanjutkan perjalanannya ke Kanada.
Saat dia menutup pintu, dia melihat Seungyoun yang tengah berdiri dengan secangkir teh hangat dan menatapnya tajam.
Hei!
Harusnya dia yang melakukan hal itu.
"Apa?"
Helaan napas berat keluar dari lelaki itu.
"Ayolah Ji, kita sudah tidak muda lagi"
"Maka dari itu kau harus lebih banyak berpikir kak"
"Aku hanya mengantar Minju kerumah sakit Ji, tak ada yang special dari itu"
Yeji melangkahkan kakinya melewati Seungyoun. Dia ingin kedapur dan membuat susu hangat untuk dirinya sendiri tentunya.
"Sayang"
Yeji tetap pada kegiatannya meskipun suaminya sedari tadi memanggilnya.
"Ji"
Tak ada sahutan sedikitpun dari Yeji.
"Hwang Yeji!"
Yeji memejamkan matanya. Jantungnya seakan nyeri mendengar panggilan Seungyoun untuknya.
Kegiatannya menuangkan bubuk susu kedalam gelas terhenti begitu saja. Ditariknya napas dalam lalu dia kembali melakukan pekerjaannya dengan diam.
Menambah sedikit gula, menuangkan air hangat dan menuangkan air dingin.
Dengan masih menghiraukan suara Seungyoun yang memanggilnya.
Seungyoun mencekal pergelangan tangan istrinya saat perempuan itu berjalan begitu saja melewatinya.
"ji"
Mereka bertatapan cukup lama. Seungyoun berhasil melihat mata tajam itu ingin meneteskan air mata. Namun Yeji jelas saja menahan air matanya agar tak keluar begitu saja.
Diteguknya susu vanila hangat buatannya lalu kembali menatap mata suaminya.
"Kita bicara besok, aku lelah kak"
"Tidak, kita bicara sekarang"
**************
Seungyoun tau jika istrinya akan merasa marah tentang apapun yang berhubungan dengan Kim Minju.
Seungyoun juga tau jika Yeji sangat marah saat tau dia mengantar Minju untuk kembali kerumah sakit siang tadi.
Seungyoun juga tau jika Yeji memarahi habis habisan Minju karena keterlambatan kedua kali Residen Forensik itu. Ditambah Seungyoun membela Minju yang tentu saja berdampak pada emosi Yeji yang kian memuncak. Bahkan Dokter Chungha harus turun tangan menangani perselisihan antara Seungyoun dan Yeji.
"Aku hanya mengantarnya, sayang. Tidak lebih"
"Kau membelanya"
"Kau memarahinya didepan umum"
"Ayahku menegurku didepan umum karena dia, kak"
Seungyoun mengacak rambutnya frustasi. Yeji memang seemosional ini jika menyangkut Minju dan yang pasti akan membawa ayahnya.
"Sayang, tidak bisakah kau memaafkan mereka dan berdamai dengan masalalu mu?"
"Tidak"
"Sayang"
"Jika kau terus membela mereka maka aku memilih berhenti"
Seungyoun membelalakkan matanya.
"Apa maksudmu Ji?"
"Aku akan tidur dikamar anak anak kak"
___________________________
__________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji]
FanfictionSepuluh tahun berlalu, banyak yang berubah dari mereka. Book 1 : Begini Adanya Book 2 : Melepas Rembulan