49

826 222 5
                                    

Heningnya malam terpecah karena derap langkah kaki yang menggema disepanjang koridor.

Lelaki itu terlihat tergesa, wajah pucat dengan rambut berantakan. Mata tajamnya menyorotkan tatapan sendu serta mulutnya yang terkatup rapat.

Keringat bercucuran dari dahinya namun dia abaikan begitu saja.

Langkahnya terhenti kala melihat seorang perempuan terduduk lemas didepan ruang ICU dengan seorang lelaki yang menggenggam jemarinya.

"Sayang"

Perempuan itu menoleh kearahnya.

Mata tajam yang sering menatapnya penuh binar kini berkabut. Dia tak suka dengan binar yang dihasilkan oleh airmata disana. Dia tak suka mata kecil itu memerah.

Dia segera memeluk perempuan yang terlihat rapuh dan tak berdaya dihapannya. Menenggelamkan wajah cantik itu didadanya dan mengucapkan kalimat penenang.

"Kau harus kuat demi Delan. Dia tak suka ibunya menangis seperti ini. Dia bisa melewati ini"

Tak dapat dipungkiri jika dia juga merasakan cemas seperti istrinya sekarang. Tapi jika dia terpuruk, siapa yang akan membantu istrinya untuk bangkit? putra sulungnya juga nampak terpukul karena hal ini.

"Dia kembali drop Kak, dia.. dia.. Delan kesakitan disana dan aku hanya bisa diam disini"

"ssttt, Delan anak yang kuat. kau yakin kan dia biaa melewani ini? kau harus yakin Ji. Harus yakin"

Yeji mengangguk dalam pelukan Seungyoun. Dia yakin Delan nya bisa melewati ini. Dia yakin putranya akan bermain piano lagi untuknya. Dia yakin Delan akan mengiringi nyanyian Junho lagi.

"Dia pasti kesakitan kak. Kau tau? lengan kanannya patah, bagaimana dia bisa bermain piano? tulang kering sebelah kanannya juga patah, bagaimana dia bisa bermain bola lagi?"

Seungyoun tertunduk, tak sanggup menatap mata Yeji yang menyiratkan akan keputusasaan. Mata itu kini kembali meneteskan cairan beningnya.

"Mama tak yakin Adikku bisa bermain bola dan bermain piano lagi? dia adikku, dia kuat. Dia tak pernah mengeluh"

Junho memegang bahu Yeji dan menatap mata ibunya dengan tatapan nanar.

Matanya memerah menahan air mata yang hendak keluar. Dia tak boleh menangis kala meyakinkan seseorang.

"Soobin juga anak yang kuat ma, dia tak pernah merasa pusing saat Chaeyoung menjambak rambutnya atau mengeluh saat Yuna menghantamnya. Bisa mama bayangkan sekuat apa Delan sekarang?"

Yeji mengangguk lalu memeluk putranya dan menangis dipelukan Junho.

Dia mengerti keadaan Dohyon sekarang didalam sana. Dia pernah menjadi seorang tenaga medis yang membantu seseorang yang sedang ada diambang hidup dan mati.

Dia sendiri tak bisa membayangkan bagaimana anaknya berada diposisi itu dulu. Tapi sekarang, sekarang ini anaknya ada diposisi itu dan dia hanya bisa berdiam diluar ruang ICU bahkan saat dia adalah seorang dokter.

Dia hanya bisa berdoa untuk yang terbaik bagi putranya. Dia ingin melihat senyuman itu lagi. Bahkan cebikan bibir Dohyon nampak menggemaskan dibayangannya.

Genangan air yang hadir dipelupuk matanya diusap kasar. Dia tak boleh lemah kala putranya berjuang dialam sana.

Orang bilang bahwa doa seorang ibu adalah doa pertama yang akan dikabulkan oleh Tuhan. Maka sekarang ia akan berdoa untuk anaknya.

Tangannya bertaut didepan dada dan matanya menutup.

Helaan napas ringan dikeluarkannya lalu dia mulai berdoa untuk anaknya.

Tanpa dia tau, dua orang lain disana juga melakukan hal serupa. Menutup mata dengan tangan bertaut didepan dada. Mengamini segala doa sang ibu dengan khusuk.

Hening malam kembali menyapa mereka, memberi kesan tenang dan membantu mengantarkan doa pada Tuhan yang tak pernah tidur.

Mereka yakin jika Tuhan akan mengabulkan keinginan mereka kali ini. Tuhan tak pernah menolak permintaan hambanya.

Dengan merendahkan diri dihadapannya. Melupakan siapa mereka, apa pekerjaan mereka. Mereka merendah pada Tuhan dan meminta dengan rendah hati pada Tuhan agar Tuhan mau menyelamatkan orang yang sangat mereka sayangi.

Mereka ingin melihat tawa itu kembali hadir. Teriakan nyaring bagaikan lumba lumba kini mereka rindukan.

Yeji sangat ingin memeluk Dohyon dan menyuapi anak itu buah mangga yang dicampur dengan susu dan es batu. Pasti Dohyon suka.

Walaupun dia terlihat sering bertengkar dengan Dohyon, tak bisa dipungkiri bahwa Seungyoun sangat rindu dengan pekikan nyaring anaknya saat dia mulai menggoda Dohyon. Anak itu akan berteriak nyaring memanggil ibunya agar ibunya bisa menyelamatkannya.

Junho tak masalah jika malam tenangnya akan diganggu dengan remaja bongsor yang tiba tiba meloncat ke ranjangnya lalu tidur bersamanya dengan membawa seekor kucing gembul berwarna putih bersih.

Seungyoun teringat saat pertama kali dia melihat Dohyon. Anak lelaki gembul dengan pipi merah yang terduduk lesu dibawah pohon maple saat musim semi. Jemari kecilnya meraih daun maple yang jatuh durambutnya dan memasukkannya kesaku mantel lalu tersenyum manis.

Dohyon sangat manis hingga dia harus menahan diri agar tak keluar dari mobil dan memeluk anak itu.

Dohyon, dunianya. Kebahagiaannya. Bersanding diposisi nomor 1 kehidupannya bersama Yeji dan Junho.

Dia tak bisa membayangkan apa yang terjadi kala dia kehilangan satu dari mereka.

"Keluarga Cho Dohyon?"

Seungyoun melemas kala mendengar suara seorang lelaki yang menginterupsi ditengah acara doa mereka. Dia segera bangkit dan berdiri berhadapan dengan sang Dokter.

Yeji melemas dipelukan Junho.

"Keadaan Dohyon membaik. Dia hanya mengalami pendarahan ringan pada perut karena prosedur operasi yang kami lakukan tadi dan berhasil kami tangani dengan baik. Saat ini putra bungsu anda sedang istirahat. Mungkin akan sadar 2 hari lagi, kami tak bisa memastikannya"

Perasaan lega menguasai hati mereka. Mendengar bahwa Dohyon sedikit membaik adalah sebuah berita bagus bagi mereka.

Dohyon akan selamat, mereka yakin. Dohyon anak yang kuat ditambah darah Soobin mengalir dalam dirinya. Dohyon akan semakij kuat.

______________
_________________________

Tuhan selalu selalu ngabulin doa hambanya.

Tuhan gak pernah tidur.

Serahkan semuanya pada Tuhan. Berdoalah dengan rendah hati dan rendahkanlah diri pada Tuhan. Berharaplah dengan sangat pada Tuhan.

Tuhan akan beri apa yang kalian mau.

Tuhan tak pernah menolak permintaan hambanya sehina apapun hambanya itu.

Mintalah, tuhan bakal beri buat kalian.

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang