Tangannya terulur berharap bisa menggapai tumblr yang ada dinakas. Namun nihil, bukannya dapat digenggam malah botolnya semakin menjauh dari jangkauan.
Dia menghela napasnya lelah.
Haus ditengah malam bukanlah hal yang mudah untuknya sekarang. Dulu dia bisa pergi kedapur sendirian hingga 3 sampai 4 kali tanpa lelah. Sekarang untuk berdiri saja dia tak bisa.
Dia tak bisa jika menahan rasa hausnya sampai pagi tiba. Atau minimal sampai kakaknya bangun.
Kakaknya nampak sangat lelah dan dia tak ingin menganggu tidurnya. Tak mungkin malam malam apalagi tengah malam seperti ini ada perawat yang memeriksanya dan dapat dimintai bantuan.
Perawat?
Tiba tiba dia teringat cerita horror Junghwan mengenai rumah sakit.
Tidak tidak.
DIA TAKUT!!
Papa bilang jika hantu hanya ada dipikiran kita. Tapi kesimpulannya hantu itu ada kan?!
"Kak Junho"
Akhirnya dia merengek memanggil kakaknya. Dia takut dan haus. Malang sekali nasibnya.
"Kak Junhooo"
Kakaknya hanya mengerang disana.
Tersiksalah dia dengan segala rasa haus serta ketakutannya.
*tek tek*
"KAK JUNHO"
"HAH"
Dia memandang kakaknya dengan tatapan melas.
"Tidak bisakah kau membangunkanku dengan halus?"
"Tidak, aku kepepet"
"Kenapa?"
"Ambilkan minum tolong"
Junho merotasikan matanya lalu mengusak kasar rambutnya yang sudah memanjang dan berjalan meninggalkan sofa ruang rawat Dohyon menuju nakas.
Membantu adiknya duduk dan memberikan botol tumblr dengan gambar Elsa.
Botol dari uncle Jinhyuk yang menjenguk Dohyon kemarin.
*tek tek*
Suara itu terdengar kembali. Sontak Dohyon membulatkan matanua dan menatap Junho dengan horror.
"Kak, suara apa itu?"
Bisiknya pelan.
"Ranting diluar, kamarmu ada dilantai 4"
Dohyon mengangguk lalu memberikan botol pada kakaknya.
Hari ini Dohyon mendengar cerita dari Dokter Jihyo tentang bagaimana keadaannya dulu. Sangat parah hingga dia harus mendapat beberapa operasi dan donor darah.
Untung kak Soobin mau mendonorkan darahnya, jika tidak mungkin saat ini Dohyon sedang ada disisi tuhan.
Dia akan berterimakasih pada kak Soobin jika bertemu nanti.
Dohyon melihat kakaknya yang duduk dikursi kecil disebelahnya. Kakaknya sedang duduk menunduk sembari mengetik sesuatu diponselnya.
"Kakak tidak mau tidur?"
Junho melihat mata kecil adiknya.
"Nanti, kau tidurlah dulu"
"Kak, aku mimpi bertemu Haruto. Dia menanyakan keadaan Junghwan. Ah iya, kenapa dua anak itu tak menjengukku"
Junho menegakkan kepalanya.
Dia tak tau harus menjawab apa.
Junghwan masih terbaring koma dikamar rawat yang berada tepat disamping kamar Dohyon. Dan Haruto, anak itu telah pergi.
"Kalau keadaanmu membaik, aku akan membawamu bertemu Junghwan. Sekarang tidurlah"
Junho memasukkan ponselnya lalu menata kembali posisi adiknya agar tertidur.
"Tidurlah yang nyenyak. Aku juga tidur"
Dohyon mengangguk lalu memejamkan matanya.
Dia harus membaik agar bertemu teman temannya. Dohyon rindu.
**********
Setelah Dohyon sadar dari komanya. Seungyoun dan Yeji dapat menjalankan aktivitas mereka kembali tanpa cemas. Ya minimal anak itu telah sadar.
Benerapa meeting yang kacau sudah diperbaiki Seungyoun. Dan hal itu sukses membuatnya sibuk 2 hari terakhir ini. Bahkan dia tak sempat datang kerumah sakit untuk melihat keadaan Dohyon.
Mereka hanya melakukan video call singkat sebelum Seungyoun kembali dalam kesibukannya.
Begitupun Yeji, dia menangani kasus pembunuhan kali ini. Dan kasus ini membuatnya pusing. Sangat minim barang bukti hingga dia harus bekerja ekstra dengan dokter lainnya untuk membantu kepolisian.
Namun Yeji menyempatkan walau hanya 5 menit untuk bertemu Dohyon tiap harinya.
"Kita makan malam dikamar Delan?"
"Bukan ide yang buruk, sudah lama tak makan malam bersama"
"Kau mau apa?"
"Apapun sayang. Aku akan memakannya"
"Bagaimana dengan sup daging kak?"
Yeji sedang berbelanja sekarang dan bertelefon dengan Seungyoun guna menanyakan apa yang akan mereka makan saat makan malam nanti.
Yeji ingin mengubah kamar rawat anaknya menjadi ruang makan malam ini.
"Dohyon tak boleh makan telur ataupun ayam. Aku menghindari 2 makanan itu"
"masak apapun, sayang. aku akan memakannya"
Yeji memasukkan daging sapi ke trolli nya dan berkeliling kembali. Mencari bahan bahan masakan lain.
"Oh iya, kau butuh sesuatu?"
"tidak sepertinya"
Seungyoun bukanlah orang yang terlalu memperhatikan barang barangnya. Tapi jika dia ingin membeli sesuatu maka dia akan membelinya. Hanya karena ingin, bukan butuh.
Yeji sering marah marah karena kebiasaan Seungyoun yang seperti itu.
Lelaki itu sering membeli heels wanita hanya karena dia menganggap benda itu cantik. Yeji jarang sekali menggunakan heels, apalagi dia sering berlari dirumah sakit. Akan susah jika menggunakan heels.
Tapi entah kenapa suaminya sering membelikan benda itu untuknya walaupun dia jarang memakainya. Apa Seungyoun yang akan memakainya?
Sejauh ini Yeji memiliki 56 pasang sepatu Heels yang dibeli Seungyoun dengan alasan hanya ingin membeli.
Yeji benar benar tak mengerti bagaimana cara kerja otak Seungyoun.
Seungyoun pernah membeli sebuah condominium, dengan alasan hanya karena ingin membeli. Padahal mereka memiliki rumah yang berdiri diatas 4 hektare tanah. Untuk apa sebuah condominium dengan harga milyaran?
Dan beberapa bulan setelahnya Yeji memutuskan untuk memberikan unit itu untuk Junho.
"Ji, aku ingin membeli mobil. Yang ini warnanya mocca"
Yeji menghela napasnya lalu mematikan sambungan telfon secara sepihak.
Dia benar benar tak tau bagaimana cara kerja otak Seungyoun.
_______________
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji]
FanfictionSepuluh tahun berlalu, banyak yang berubah dari mereka. Book 1 : Begini Adanya Book 2 : Melepas Rembulan