61

768 188 7
                                    

"MAMAAAA"

Yeji sontak menoleh saat mendengar teriakan Dohyon yang datang dari arah kamar kucing. Apa Junho mengganggu Dohyon dikamar kucing?

Yeji meletakkan snelli nya begitu saja disofa dekat tangga.

Sepertinya tak hanya Yeji yang terkejut, dua orang pria lain juga terkejut karena teriakan Dohyon dipagi hari berhujan ini.

"Ada apa Ji?"

"MAAAAMAAA"

Yeji dengan cepat berjalan kearah kamar kucing diikuti Seungyoun dan Dohyon dibelakangnya.

Saat dia membuka pintu, dia melihat Dohyon yang memangku Ouri yang sedang tertidur. Tapi kali ini Ouri menjulurkan lidahnya.

Yeji bisa mendengar isakan kecil datang dari Dohyon yang memangku Ouri. Kucing kucing kecil lainnya juga duduk dengan tenang mengelilingi Dohyon.

Pagi ini kesedihan menyelimuti keluarga Cho. Dengan iringan rintik hujan diluar sana dan tangisan yang datang dari Dohyon juga Yeji.

Mereka semua membatalkan semua aktivitas dan berdiam dirumah. Menunggu hujan reda lalu memakamkan kucing orange yang sudah 15 tahun bersamanya.






********






Kematian Ouri membuat kesedihan tersendiri untuk Dohyon, anak itu mengalami penurunan mood hingga 3 hari berikutnya.

Seungyoun, Yeji, dan Junho sudah mengusahakan berbagai cara untuk membuat Dohyon riang lagi.

Tak mungkin mudah bagi Dohyon untuk melepaskan kucing besar pemalas itu. Tapi tak mungkin juga Ouri hidup abadi di dunia ini.

Mereka tumbuh bersama, usia mereka sama, mereka besar bersama sama. Tak ada momen yang terlewati.

Dohyon akan menggendong Ouri disetiap pagi apalagi di 5 tahun terakhir ini. Memberinya makan dan juga susu. Membawa mereka kesalon untuk melakukan treatment agar mereka semua sehat.

Dan sekarang dia kehilangan salah satunya. Dohyon sangat sedih.

"Delan tak mau drive thru dengan mama? kita makan dimobil dan mengelilingi kota"

Dohyon hanya menoleh saat mamanya memasuki kamar dan menawarkan sebuah kegiatan yang menyenangkan.

Keluarga mereka hobi melakukan Drive Thru entah apa alasannya.

"Papa tak pulang malam ini, kak Junho juga tak pulang, dia diapartement"

Yeji ikut menidurkan dirinya disebelah Dohyon.

Tak disangka, dua kucing lain mengikuti Yeji masuk kekamar. Melompat dengan cepat keatas ranjang dan ikut menidurkan diri ditengah mereka, bahkan ekor panjang Atey menggelitik pipi Dohyon.

Dohyon lalu duduk dan membawa kucing gembul itu kepangkuannya. Mengelusnya pelan dan menciumi bulunya.

"Ma, apa mama tak membawa mereka kesalon?"

"Mama sibuk"

Ucap Yeji sambil mengambil guling milik Dohyon dan memeluknya.

"Ayo kita kesalon kucing aja"

Dohyon beranjak dari duduknya dan mengambil Damy yang masih bergelung manja dikasur. Menggendongnya bersamaan dengan Atey. Kini kedua buntalan lemak itu menggeliat manja digendongan Dohyon.

"Ayo ma"

Dohyon berjalan keluar dari kamar meninggalkan Yeji yang sedikit bingung.

Hey, ini pukul 8 malam. Apa ada salon kucing yang buka?"

"Delaan ini pukul 8 malam"

Yeji tersenyum lalu keluar dari kamar Dohyon. Dia bersyukur Dohyon sudah kembali seperti dulu.







***************








Rencana untuk Drive Thru yang disusun sedemikian rupa gagal karena Yeji lagi lagi mendapat telfon secara mendadak dari dokter Sehun saat mereka sedang memesan.
Terjadi kecelakaan beruntun kali ini, terdapat 7 mobil dan 1 truk yang terlibat dalam kecelakaan ini.

Dengan cepat Yeji melajukam mobilnya kerumah sakit dan meminta Junho untuk mengantarkan snelli dan tasnya, serta menjemput Dohyon dan membawanya pulang.

"Akan ada 8 korban jiwa meninggal yang akan dimasukkan dalam kamar mayat dok, empat diantaranya adalah anak kecil"

Yeji berjalan dengan cepat kearah kamar mayat. Didepan ruang outopsi dia melihat dokter Seungwoo. Sahabat karib Seungyoun serta atasannya. Seungwoo pemegang kekuasaan tertinggi dirumah sakit ini. Entah apa yang membuatnya sampai kedepan ruang outopsi seperti ini.

Yeji memberi salam singkat lalu berjalan meninggalkan Seungwoo untuk keruang jaga dokter forensik.

Didalam sana telah ada dokter Sehun dan dokter Hyunjin yang sudah bersiap.

"Dimana snelli mu dokter Yeji?"

"Tadi saya sedang berjalan jalan dengan putra bungsu saya dok, kemudian dokter menelfon jadi saya buru buru kemari. Sekarang snelli dan tas saya sedang dalam perjalanan, diantarkan oleh putra sulung saya"

Dandanan Yeji cukup santai malam ini karena memang dia ingin bersantai dengan Dohyon. Hanya memakai kaos putih lengan pendek dan celana jeans panjang. Yeji juga tak memakai heels atau flatshoes, melainkan sandal rumahan biasa.

Dia tau ini tak etis tapi memang kondisinya seperti ini.

Yeji menguncir rambut panjangnya lalu memakai baju jaga bewarna biru serta masker, penutup rambut, dan sarung tangan.

"Do, pegang ponsel mama, jika kak Junho sudah kemari kau taruh saja tas dan snellinya diloker mama dan berikan kuncinya ke resepsionist ya"

Dohyon hanya mengagguk dan duduk diam.

Dohyon jarang sekali melihat ibunya dalam mode serius seperti ini. Ibunya terlihat hebat dengan baju jaga bewarna biru seperti itu.

Dohyon beruntung memiliki ibu yang sangat hebat.









___________________
_______________________________

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang