55

820 195 2
                                    

Hari ini Dohyon sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan dirumah.

Setelah mengunjungi kamar Junghwan untuk berpamitan, Dohyon yang masih harus duduk dikursi roda dibawa Yeji menemui Seungyoun yang menunggu diparkiran.

Barang barang Dohyon sudah diangkut tadi pagi dan sekarang Dohyon tak membawa apapun kecuali ponselnya.

Disana telah ada Seungyoun yang menyambutnya dengan senyum cerah.

Pintu mobil sudah terbuka untuknya.

Seungyoun yang dibantu perawat berhasil memindahkan Dohyon dari kursi roda untuk masuk kedalam mobil.

"Mama tak ikut?"

"Mama masih harus bekerja sayang"

Dohyon mengangguk lalu tersenyum hingga menampakkan gigi rapinya.

Yeji yang gemas lalu mencubit kedua pipi gembil anaknya yang semakin tirus. Dia berjanji akan memberi Dohyon banyak makanan bergizi setelah ini agar pipi Dohyon kembali lagi.

Pintu mobil ditutup dan menyisakan Seungyoun dan Yeji yang masih berbincang diluar.

"Kau pulang jam berapa nanti?"

"Pukul 9 sepertinya, tak tau juga"

"Kalau begitu aku akan memasak makan malam nanti"

Yeji mengangguk lalu merogoh saku snellinya dan mengeluarkan sebuah kalung dari dalam sana. Kalung milik Haruto.

Keluarga anak itu menyerahkan kalung ini padanya karena mereka tau bahwa kalung bulan sabit ini adalah sebuah kalung persahabatan mereka. Mereka menganggap jika lebih baik salah satunya yang menyimpannya.

Yeji tak sanggup untuk bercerita pada Dohyon mengenai Haruto. Mungkin Seungyoun bisa.

Seungyoun mengambilnya lalu tersenyum tenang kearah Yeji.

"Biar Junho yang bicara pada Delan. Aku pergi Ji"

Setelah mengecup puncak kepala istrinya, Seungyoun masuk kedalam mobil.

"Sampai ketemu dirumah Ma"

Dohyon menurunkan jendela lalu memberikan senyum terbaiknya pada sang ibu.

"Bye bye Delan, Love you"

"Love you too mama"

Kaca jendela kembali tertutup.

Seungyoun gemas dan mengusak puncak kepala Dohyon.

"Delan, mau bertemu Haruto?"

Mata Dohyon membulat sempurna mendengar perkataan ayahnya. Bertemu Haruto katanya? tentu saja dia mau!

Siapa yang tak mau bertemu sahabat setelah sekian lama?

Bahkan Haruto tak mengunjunginya selama dirumah sakit. Ya mungkin dia sedang sakit juga dirumah sakit yang lain soperti Junghwan.

"Besok ya, ajak kak Junho"

Delan mengangguk semangat.

Dia senang akan bertemu Haruto sebentar lagi.




**********





Mobilnya sudah memasuki pekarangan rumah. Dan Dohyon melihat 3 mobil lain yang terparkir rapi didepan rumahnya.

Dia ingat, yang berwarna hitam itu milik kak Junho, yang merah milik sunflower dan yang putih milik kak Soobin.

Wah rumahnya ramai. Apalagi ada Sunflower.

Dohyon ingin dimasakkan banyak makanan. Semoga saja ada kak Yuna yang bisa diajak bermain game.

Dohyon turun dengan dibantu papa dan seorang pelayan. Apa ini hari rabu hingga ada pelayan datang kerumah?

Dia tak mau ambil pusing karena itu. Dia hanya ingin cepat masuk kedalam dan bertemu Ouri serta yang lainnya. Dia rindu kucing kucing gembul itu.

Ruang tamu masih kosong dan belum terdengar kegaduhan dari manapun.

"Pa, tadi ada mobil sunflower dan kak Soobin didepan tapi kenapa kosong?"

Seungyoun terkekeh lalu mengusak puncak kepala anaknya. Mereka baru melewati ruang tamu, belum sampai melewati ruang keluarga di lantai 1.

Suara kegaduhan mulai terdengar. Pekikan nyaring seorang gadis yang memanggil nama Soobin menyapa pendengaran mereka.

"itu mulai terdengar"

Dohyon mengangguk semangat. Seungyoun membelokkan kursi roda Dohyon menuju dapur. Tempat dimana kegaduhan itu terjadi.

Tawa Seungyoun dan Dohyon pecah kala melihat seorang gadis dengan rambut blonde yang berlumuran tepung ditubuhnya.

Seluruh tubuhnya menjadi putih karena tepung. Tak hanya Seungyoun dan Dohyon, hampir semua orang disana tertawa.

Gadis itu hanya menghentakkan kakinya lalu menjambak rambut seseorang yang membuatnya memutih seperti ini.

"Rasakan ini, ikut putih kau nanti"

"maaf Yun, ahaha Maaf"

"KAK SOOBIN"

"Ahahahaha"

Bukannya kesakitan, Soobin malah tertawa karenanya.

Junho dengan ceoat mendekati Dohyon dan mengambil alih adiknya dari ayahnya.

"Ayah berangkat lagi tidak apa apa. Tak usah khawatir"

Seungyoun tersenyum kecil lalu berpamitan pada anak anaknya.

Sebenarnya dia ragu meninggalkan Dohyon dengan para crackhead seperti sekarang ini. Namun pekerjaannya dikantor sangat menumpuk apalagi dengan meeting meeting yang tiap hari selalu didatanginya.

Walaupun ada Yena tapi tetap saja Seungyoun resah. Ya, dia sendiri tau bagaimana tabiat Yena. Apalagi jika digabung dengan Chaeyoung. Bisa hacur dapurnya nanti.

"Papa pergi dulu oke, jaga diri baik baik"

Junho dan Dohyon mengangguk bersamaan dan membiarkan papa kembali kekantor.

Junho mendorong kursi roda kearah meja makan yang sudah terdapat sebuah kue tart rasa cokelat disana. Mata Dohyon membulat.

"Kuenya buatan Lia, bukan Chaeyoung. Makanlah"

"Aku mensengarnya Jun"

Junho terkekeh saat Chaeyoung menimpali ucapannya.

"Enak?"

Dohyon mengangguk lalu kembali menyuakan kue kemulutnya.

"Pelan pelan Delan, tak ada yang mau mengambil kuemu"

Timpal Chaeyoung sambil menaruh jus mangga keatas meja makan. Untuk Dohyon agar anak itu tidak tersedak.

Delan tampan dengan senyum menawan. Delan juga tinggi.

Menurut Chaeyoung, anak ini akan tumbuh menjadi anak yang digandrungi kaum hawa. Ya, seperti Junho.







________________
_________________________

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang